Hitstat

15 April 2016

1 Petrus - Minggu 6 Jumat



Pembacaan Alkitab: 1 Ptr. 1:14-16
Doa baca: 1 Ptr. 1:15
Tetapi hendaklah kamu menjadi kudus di dalam seluruh hidupmu sama seperti Dia yang kudus, yang telah memanggil kamu.


Dalam ayat 13 Petrus juga mendorong kita untuk berharap sepenuhnya pada anugerah. Pengharapan ini adalah pengharapan yang hidup, yang diperoleh melalui kelahiran kembali (ayat 3). Kita perlu menaruh pengharapan kita yang hidup sepenuhnya pada anugerah yang dibawa kepada kita pada hari Yesus Kristus menyatakan diri-Nya. Tentunya anugerah ini bukan hanya berupa kebaikan yang tidak sepatutnya diterima, melainkan mengacu kepada keselamatan jiwa (ayat 5, 9-10), adalah perampungan keselamatan sempurna Allah. Anugerah dibawakan kepada kita oleh kedatangan kali pertama Tuhan (Yoh. 1:17). Anugerah ini akan rampung pada kedatangan-Nya kali kedua. Atas dasar anugerah semacam inilah kita meletakkan pengharapan kita.

Anugerah ini bukan hanya kebaikan yang tidak semestinya diterima, melainkan adalah Allah Tritunggal sebagai keselamatan kita yang sempurna bagi kenikmatan kita yang penuh. Hari ini kita hanya memiliki pencicipan, kenikmatan atas bagian yang kecil, tetapi kenikmatan yang penuh akan datang. Marilah kita menaruh pengharapan kita pada kenikmatan penuh yang akan datang ini, yang akan menjadi perampungan anugerah.

Sampai akhir ayat 13 Petrus membicarakan penyataan diri Yesus Kristus. Pada saat ini, kita sedang menikmati Tuhan Yesus sebagai pencicipan di balik selubung. Tetapi suatu saat, selubung itu akan diambil. Kemudian kita akan dapat mengumumkan, "Haleluya, aku sedang menikmati Tuhan Yesus tanpa selubung!" Hari ini kita sedang menikmati anugerah; namun kita menikmati anugerah ini di bawah penutupan selubung.

Karena kita berselubung dengan Tuhan, yang lain mungkin tidak akan dapat mengerti apa yang sedang kita kerjakan. Kita mungkin mencoba memberi tahu mereka bahwa kita sedang menikmati Kristus. Namun, mereka mungkin berkata bahwa hal ini tidak masuk akal. Kenikmatan kita tersembunyi dan yang lain yang tidak berbagian dalam pengalaman yang sama tidak dapat mengetahui apa pun tentang hal ini. Tetapi suatu hari, Tuhan Yesus akan menyatakan diri. Kemudian yang lain akan mengerti bahwa kita sedang menikmati Tuhan Yesus. Penyataan diri itu akan menjadi anugerah yang akan datang sebagai perampungan keselamatan sempurna Allah Tritunggal.

Dalam ayat 14 Petrus melanjutkan perkataannya, "Hiduplah sebagai anak-anak yang taat dan jangan turuti hawa nafsu yang menguasai kamu pada waktu kebodohanmu." Kita tidak seharusnya menjadi serupa dengan dahulu yang mengumbar hawa nafsu. Ini berarti kita tidak seharusnya membentuk diri kita menurut hawa nafsu. Dulu, kita bodoh. Tetapi sekarang, setelah menjadi anak-anak yang taat, kita berpengetahuan.

Ayat 15 mengatakan, "Tetapi hendaklah kamu menjadi kudus di dalam seluruh (cara) hidupmu sama seperti Dia yang kudus, yang telah memanggil kamu." Dia yang kudus adalah Allah Tritunggal -- Bapa yang memilih, Putra yang menebus, dan Roh yang menguduskan (ayat 1-2). Bapa melahirkan kembali orang-orang pilihan-Nya, menyalurkan sifat kudus-Nya ke dalam mereka (ayat 3); Putra menebus mereka dengan darah-Nya agar mereka terlepas dari hidup yang sia-sia (ayat 18-19); Roh menguduskan mereka menurut sifat kudus Bapa, memisahkan mereka dari segala sesuatu selain Allah, agar mereka oleh sifat kudus Bapa, dapat dikuduskan dalam segala perilaku mereka, bahkan sekudus diri Allah (ayat 15-16).


Sumber: Pelajaran-Hayat 1 Petrus, Buku 1, Berita 11

No comments: