Hitstat

11 April 2016

1 Petrus - Minggu 6 Senin



Pembacaan Alkitab: 1 Ptr. 1:3-12
Doa baca: 1 Ptr. 1:3
Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, yang karena rahmat-Nya yang besar telah membuat kita lahir kembali melalui kebangkitan Yesus Kristus dari antara orang mati, kepada hidup yang penuh pengharapan.


Satu Petrus 1:3-12 adalah kalimat panjang tentang pujian (kata-kata indah) terhadap trinitas ke-Allahan. Ayat 3 mengatakan, "Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus." Di sini Petrus berbicara mengenai Allah Bapa. Mulai ayat 3, Petrus menyebutkan Tuhan Yesus Kristus, atau Yesus Kristus, berkali-kali. Pada akhir bagian ini, dalam ayat 12, Petrus membicarakan Roh Kudus. Karena itu, berkat ini sesungguhnya tersusun dari trinitas ke-Allahan -- Bapa, Putra, dan Roh.

Bapa, Putra, dan Roh bukan tiga Allah. Kita memiliki satu Allah, Allah yang unik, yang kekal. Allah yang unik ini lengkap dan sempurna. Tetapi meskipun Allah secara unik satu, Dia bersifat tritunggal. Dia adalah Bapa, Putra, dan Roh.

Dalam 1:3 Petrus menggunakan kata "terpujilah". Paulus juga menggunakan kata ini dalam Efesus 1:3, "Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus yang dalam Kristus telah mengaruniakan kepada kita segala berkat rohani di dalam surga." Dalam bahasa Yunaninya kata "terpujilah" berarti memuji dengan penyembahan. Karena itu, memuji Allah adalah mengucapkan kata-kata pujian mengenai Dia dan apa adanya Dia bagi kita, apa yang telah dikerjakan-Nya bagi kita, dan yang akan dikerjakan-Nya bagi kita. Memuji Allah adalah berbicara dengan manis tentang apa adanya Allah, apa yang telah Dia kerjakan, dan apa yang akan Dia kerjakan. Pembicaraan macam ini adalah pujian.

Memuji Allah Bapa adalah mengucapkan kata-kata pujian tentang apa adanya Allah bagi kita secara subyektif, bukan hanya memuji Dia atas apa yang telah Dia kerjakan bagi kita atau yang telah Dia berikan kepada kita secara obyektif. Memuji Allah Bapa adalah berbicara secara subyektif tentang apa adanya Dia bagi kita, tentang apa yang telah Dia kerjakan bagi kita, dan apa yang akan Dia lakukan bagi kita. Inilah makna memuji Allah menurut apa yang diwahyukan dalam Perjanjian Baru.

Pada saat Surat Kiriman ini ditulis, baik Petrus maupun penerima surat ini, kaum beriman terpilih yang tersebar di Asia Kecil, berada di bawah pemerintahan Romawi. Tahun 64, yang diperkirakan adalah waktu penulisan Surat 1 Petrus, Kekaisaran Romawi sangat kuat. Kira-kira 30 tahun sebelum kelahiran Kristus, Kaisar Yulius mengalahkan Mesir dan membangun Kekaisaran Romawi sepenuhnya. Dalam sejarah, mungkin tidak pernah ada pemerintah yang lebih kuat daripada pemerintah Kekaisaran Romawi pada abad pertama Masehi. Kekaisaran Romawi mengendalikan seluruh daerah di sekitar Laut Tengah, termasuk daerah di Asia, Eropa, dan Afrika Utara. Sebagai pemerintah yang kuat, Kekaisaran Romawi juga memiliki hukum yang sangat kuat. Pada umumnya orang-orang mengetahui bahwa kebudayaan barat dibangun di atas tiga pilar: hukum Romawi, agama Yahudi, dan kebudayaan Yunani.

Penerima surat 1 Petrus tidak hanya berada di bawah pemerintah Romawi, tetapi juga berada di bawah pengaruh agama Yahudi dan kebudayaan Yunani, khususnya, filsafat Yunani. Pujian terhadap Allah Tritunggal dalam 1:3-12 sama sekali berbeda dari agama Yahudi dan filsafat Yunani. Dalam kesepuluh ayat ini tidak ada agama atau filsafat. Dengan kata lain, tulisan Petrus di sini tidaklah agamawi atau duniawi. Di sini kita tidak dapat menemukan pemikiran apa pun yang agamawi atau filsafat atau konsepsi duniawi. Lalu, berdasarkan apakah ayat-ayat ini ditulis? Ayat-ayat ini ditulis menurut wahyu Allah. Namun, wahyu ini tidak hanya obyektif. Sebaliknya, ini adalah wahyu yang subyektif. Ini berarti Petrus menyusun ayat-ayat ini menurut pengalaman-pengalaman rohaninya.


Sumber: Pelajaran-Hayat 1 Petrus, Buku 1, Berita 10

No comments: