Pembacaan Alkitab: 1 Ptr. 1:3-7
Doa baca: 1 Ptr. 1:6
Bergembiralah akan hal
itu, sekalipun sekarang ini kamu seketika harus berdukacita oleh berbagai-bagai
pencobaan.
Petrus membahas banyak butir besar
dalam kesepuluh ayat ini. Mari kita bahas berapa banyak butir yang ada dalam
ayat 3, "Terpujilah
Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, yang karena rahmat-Nya yang besar
telah melahirkan kembali kita melalui kebangkitan Yesus Kristus dari antara
orang mati, kepada pengharapan yang hidup." (Tl.). Satu butir
besar adalah judul "Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus". "Terpujilah"
adalah butir penting lainnya. Hal lainnya adalah "rahmat-Nya yang
besar", "lahir kembali", "pengharapan yang hidup", dan
"kebangkitan Yesus Kristus dari antara orang mati". Tidak ada satu
pun dari butir-butir ini yang agamawi atau filosofis. Malahan, semua ini adalah
aspek dari wahyu ilahi.
Melalui menulis Surat Kiriman
ini menurut pengalaman rohaninya, Petrus bermaksud menghapus agama Yahudi dan
filsafat Yunani. Saya percaya bahwa jika Petrus bersama-sama dengan kita hari
ini, dia akan mengatakan dengan tegas bahwa inilah maksudnya. Dia boleh jadi mengatakan,
"Ketika aku menulis surat yang pertama, aku bermaksud merubuhkan agama Yahudi
dan meruntuhkan filsafat Yunani." Banyak frase dalam pasal ini menunjukkan
bahwa maksud Petrus adalah demikian.
Perkataan Petrus "Allah
dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus" adalah pukulan yang sangat hebat bagi
agama Yahudi. Orang Yahudi akan mengatakan bahwa perkataan semacam ini adalah
penghujatan. Selain itu, perkataan ini sama sekali berlawanan dengan filsafat,
mitos, legenda, dan takhayul Yunani. Dengan agama Yahudi dan filsafat Yunani sebagai
latar belakang, Petrus menyatakan, "Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita
Yesus Kristus." Jika para rabi dan para filsuf membaca kata-kata ini, para
rabi itu akan berkata, "Ini adalah hujat!" dan para filsuf akan
berkata, "Apa ini?"
Butir besar dalam ayat 4 berkaitan dengan warisan. Tiga
butir kecil yang berkaitan dengan warisan juga tercakup di sini. Esens warisan ini
tidak dapat binasa, keadaannya tidak dapat cemar, ekspresinya tidak dapat layu.
Saya percaya bahwa gambaran dari warisan kita ini menyiratkan trinitas.
"Tidak dapat binasa" mengacu kepada sifat Bapa; "tidak dapat
cemar" mengacu kepada pekerjaan pengudusan Roh itu yang menjaga keadaan
bersih dan murni; dan "tidak dapat layu" mengacu kepada Kristus sebagai
ekspresi kemuliaan Allah yang tidak pernah layu. Dua butir lain yang berkaitan
dengan warisan ini adalah "tersimpan di surga" dan "bagi kita".
Karena itu, dalam ayat ini kita memiliki satu butir besar dengan lima butir
kecil.
Dalam ayat 5 Petrus
memberi tahu kaum beriman bahwa mereka dipelihara, dijaga oleh kekuatan Allah.
Butir yang pertama dalam ayat ini berkaitan dengan "dijaga"; yang
kedua adalah "kekuatan Allah"; yang ketiga adalah "melalui
iman"; yang keempat adalah "kepada keselamatan"; dan yang kelima
adalah "siap untuk dinyatakan pada zaman akhir". Sekali lagi kita
nampak bahwa dalam satu ayat ini saja Petrus membahas banyak butir.
Bergembira dalam ayat 6 adalah rasa senang dengan
kelepasan yang penuh dan lengkap. Ketika kita bergembira, kita lupa diri karena
penuh dengan sukacita. Di samping bergembira, di sini Petrus berbicara tentang
"kamu seketika harus berdukacita oleh berbagai-bagai pencobaan".
Ayat 7 tidak membicarakan kemustikaan
iman kita, melainkan membicarakan kemustikaan pembuktian (pengujian) iman kita.
Pengujian iman kita yang lebih berharga daripada pengujian emas. Petrus ingin
pengujian ini menghasilkan pujian, kemuliaan, dan kehormatan pada waktu Yesus Kristus
menyatakan diri-Nya. Pengujian ini menguji iman kita. Pada takhta penghakiman Tuhan,
pengujian ini mungkin menghasilkan puji-pujian, kemuliaan, dan kehormatan.
Petrus mengakhiri ayat ini dengan menyebutkan penyataan Yesus Kristus. Di sini dia
tidak menggunakan kata "manifestasi" atau "pewahyuan".
Sumber: Pelajaran-Hayat 1 Petrus, Buku 1, Berita 10
No comments:
Post a Comment