Pembacaan Alkitab: 1 Ptr. 1:22
Doa baca: 1 Ptr. 1:22
Karena kamu telah
menyucikan dirimu oleh ketaatan kepada kebenaran, sehingga kamu dapat
mengamalkan kasih persaudaraan yang tulus ikhlas, hendaklah kamu
bersungguh-sungguh saling mengasihi dengan segenap hatimu.
Penyucian jiwa kita adalah
pengudusan Roh atas watak (sifat) kita, agar kita bisa menempuh kehidupan yang
kudus dalam sifat kudus Allah (ayat 15-16). Ini lebih dalam daripada penyucian
dosa-dosa kita (Ibr. 1:3) dan penyucian (pembersihan) dosa (1 Yoh. 1:7). Dua hal
yang disebut terakhir adalah penyucian perbuatan kita yang di luar; yang disebutkan
pertama adalah penyucian bagian batin kita -- jiwa, seperti penyucian air dalam
firman dalam Efesus 5:26.
Jiwa kita terdiri atas
pikiran, emosi, dan tekad kita, yang juga merupakan bagian dari hati kita. Jiwa
kita disucikan berarti pikiran, emosi, dan tekad kita, sebagai bagian dari hati
kita, disucikan dari segala macam kecemaran atau kekotoran (Kis. 15:9; Yak
4:8). Sebenarnya, ini berarti pikiran, emosi, dan tekad kita dilepaskan dari segala
hal selain Allah, agar tertuju kepada Allah sebagai satu-satunya tujuan dan sasaran
yang unik. Penyucian semacam ini dirampungkan oleh ketaatan kita kepada kebenaran,
yaitu isi dan realitas kepercayaan kita. Ketika kita menaati kebenaran, yaitu
taat kepada isi dan realitas kepercayaan kita dalam Kristus, seluruh jiwa kita
terpusat pada Allah dan dengan demikian disucikan dari segala hal selain Allah.
Inilah yang dimaksud dengan jiwa kita diselamatkan dari segala kenajisan dengan
menerima firman yang tertanam (Yak. 1:21), yaitu kebenaran yang menguduskan
(Yoh. 17:17).
Menurut perkataan Petrus dalam
ayat 22, kita menyucikan jiwa kita oleh ketaatan kepada kebenaran. Di sini kita
memiliki tiga hal: penyucian jiwa, ketaatan, dan kebenaran. Kita tidak seharusnya
menganggap ini sudah semestinya. Sebaliknya, kita seharusnya bertanya,
kebenaran apakah yang ada di sini dan juga apakah yang dimaksud dengan ketaatan
kepada kebenaran. Selain itu, Petrus mengatakan bahwa penyucian jiwa kita oleh
ketaatan akan kebenaran sehingga kita dapat mengamalkan kasih persaudaraan yang
tulus ikhlas. Di sini Petrus bukan hanya membicarakan kasih, dan kasih
persaudaraan, tetapi tentang kasih persaudaraan yang tulus ikhlas. Sebab itu,
dalam satu ayat ini Petrus membahas penyucian jiwa kita, ketaatan kepada
kebenaran, dan kasih persaudaraan yang tulus ikhlas. Kemudian dia melanjutkan untuk
mendorong kita mengasihi satu sama lain dengan segenap hati. Ciri-ciri tulisan
Petrus adalah meletakkan banyak butir secara bersama-sama dalam satu ayat.
Untuk dapat memahami apakah
artinya menyucikan jiwa kita oleh ketaatan kepada kebenaran, kita harus jelas mengenai
arti kebenaran dalam ayat ini. Kebenaran di sini adalah kebenaran yang
menguduskan, yang adalah firman realitas Allah (Yoh. 17:17). Kebenaran dalam ayat
ini bukanlah doktrin. Kebenaran adalah realitas yang terdapat dalam firman
Allah dan yang disalurkan melalui firman Allah. Sebagai contoh, Yohanes 3:16 mengatakan,
"Karena Allah
begitu mengasihi dunia ini." Ini adalah perkataan ilahi. Namun,
perkataan ini tidak seharusnya menjadi doktrin bagi kita, sebagaimana dengan banyak
pembaca dari Yohanes 3:16. Membaca ayat ini hanya secara doktrinal berarti memiliki
pengertian alamiah. Pengertian alamiah ini adalah milik Iblis, karena Iblis itu
berada di belakang pengertian alamiah kita. Jika kita ingin melampaui pengertian
alamiah dalam memandang Yohanes 3:16, kita perlu menjamah realitas yang ada dalam
perkataan yang pendek ini dan yang disalurkan melaluinya. Ketika kita membaca,
"Allah begitu mengasihi dunia," kita perlu bertanya kepada diri
sendiri apakah kita mengalami kasih ini. Kita seharusnya berkata, "Allah begitu
mengasihi dunia. Apakah dunia ini termasuk aku? Apakah perkataan ini berarti bahwa
Allah begitu mengasihi aku?" Setiap orang yang membaca Yohanes 3:16 dengan
cara ini akan diselamatkan. Orang yang sedemikian ini akan berkata, "Ya
Allah, terima kasih kepada-Mu karena dunia ini termasuk aku. Engkau mengasihi
dunia, berarti Engkau mengasihi aku."
Sumber: Pelajaran-Hayat 1 Petrus, Buku 1, Berita 14
No comments:
Post a Comment