Pembacaan Alkitab: 1 Ptr. 1:19
Doa Baca: 1 Ptr. 1:19
Melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah
Kristus yang sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat.
Sebagai manusia yang telah jatuh, kita berada dalam
situasi yang mengerikan sebelum kita mengalami penebusan Kristus: kita adalah
barang-barang yang dijual di pasar yang najis (pasar cara hidup yang sia-sia).
Dulu, kita diperdagangkan di pusat perbelanjaan Iblis, di dalam pasar yang
kotor dan duniawi. Hari ini seluruh masyarakat manusia adalah pasar yang kotor.
Darah yang menebus kita adalah jenis darah yang luar biasa
-- darah Manusia-Allah, Yesus Kristus, Manusia yang hayatnya mencapai standar tertinggi.
Tuhan Yesus adalah manusia yang berbaur dengan Allah. Karena itu, ketika
manusia ini mati di atas salib, Allah juga melalui kematian. Hanya
darah Kristus yang bersyarat dan memadai untuk menebus kita, membeli kita. Kita
telah dijual oleh Iblis musuh Allah, si perampas. Tetapi Kristus, Penebus kita,
membayar harga paling tinggi untuk membeli kita. Petrus berbicara tentang hal
ini dalam ayat 18 dan 19.
Kita dipercik dengan darah adi
Kristus, dengan demikian dipisahkan dari orang awam; darah ini lebih berharga daripada
perak dan emas. Harga yang paling tinggi sudah dibayarkan Kristus untuk
penebusan kita, agar kita bisa ditebus dari cara hidup yang sia-sia kepada
hidup yang kudus (ayat 18, 15). Karena itu, kita harus memiliki rasa takut yang
kudus, kewaspadaan yang sehat dan serius di hadapan Allah, agar sebagai
orang-orang pilihan Allah yang ditebus dengan harga yang begitu tinggi, kita tidak
menyimpang dari tujuan penebusan Kristus yang paling tinggi.
Dalam Yohanes 6, Tuhan Yesus
memberi makan orang banyak dengan lima roti jelai dan dua ekor ikan (Yoh. 6:9-12).
Jelai dalam perlambangan melambangkan hayat kebangkitan. Di Tanah Yehuda jelai
matang lebih dulu daripada gandum. Karena alasan ini, jelai melambangkan
Kristus dalam kebangkitan.
Dengan menggunakan mukjizat
pemberian makan kepada orang banyak sebagai dasar, Tuhan Yesus meneruskan
pemberitaan kepada orang, memberi tahu mereka bahwa Dia adalah roti hayat (6:35, 48). Tentu, roti dibuat dari bahan-bahan hayat nabati. Siapa yang akan
menggunakan sesuatu yang dari hayat hewani untuk membuat roti? Namun, setelah memberi
tahu orang-orang bahwa Dia adalah roti hayat, Tuhan Yesus kemudian berkata, "Akulah roti hayat yang telah turun dari
surga. Jikalau seseorang makan roti ini, ia akan hidup selama-lamanya, dan roti
yang akan Kuberikan itu ialah daging-Ku yang akan Kuberikan untuk hidup
dunia" (ayat 51, Tl.). Kemudian Tuhan Yesus berkata, "Sesungguhnya
Aku berkata kepadamu, jikalau kamu tidak makan daging Anak Manusia dan minum
darah-Nya, kamu tidak mempunyai hidup (hayat) di dalam dirimu . . . Sebab
daging-Ku benar-benar makanan dan darah-Ku benar-benar minuman" (ayat 53, 55). Pertama roti adalah roti
jelai; akhirnya, roti ini menjadi daging Tuhan. Jelai tentunya berasal dari
hayat nabati, tetapi makanan dari daging dengan darah berasal dari hayat
nabati.
Karena Kristus adalah Allah
pun manusia, yang diwakili dengan hayat hewani maupun hayat nabati, maka
persona-Nya bersifat unik, dan darah-Nya juga unik. Tidak ada darah lain yang
dapat menebus kita. Hanya darah Kristus cukup bagi hal ini. Darah-Nya unik
karena persona-Nya unik. Karena Dia itu mustika, maka darah-Nya mustika. Alkitab
bahkan memberi tahu kita bahwa hari ini darah Kristus masih berbicara bagi kita
di surga (Ibr. 12:24).
Sumber: Pelajaran-Hayat 1 Petrus, Buku 1, Berita 12
No comments:
Post a Comment