Hitstat

19 April 2016

1 Petrus - Minggu 7 Selasa



Pembacaan Alkitab: 1 Ptr. 1:19
Doa Baca: 1 Ptr. 1:19
Melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat.


Sebagai manusia yang telah jatuh, kita berada dalam situasi yang mengerikan sebelum kita mengalami penebusan Kristus: kita adalah barang-barang yang dijual di pasar yang najis (pasar cara hidup yang sia-sia). Dulu, kita diperdagangkan di pusat perbelanjaan Iblis, di dalam pasar yang kotor dan duniawi. Hari ini seluruh masyarakat manusia adalah pasar yang kotor.

Darah yang menebus kita adalah jenis darah yang luar biasa -- darah Manusia-Allah, Yesus Kristus, Manusia yang hayatnya mencapai standar tertinggi. Tuhan Yesus adalah manusia yang berbaur dengan Allah. Karena itu, ketika manusia ini mati di atas salib, Allah juga melalui kematian. Hanya darah Kristus yang bersyarat dan memadai untuk menebus kita, membeli kita. Kita telah dijual oleh Iblis musuh Allah, si perampas. Tetapi Kristus, Penebus kita, membayar harga paling tinggi untuk membeli kita. Petrus berbicara tentang hal ini dalam ayat 18 dan 19.

Kita dipercik dengan darah adi Kristus, dengan demikian dipisahkan dari orang awam; darah ini lebih berharga daripada perak dan emas. Harga yang paling tinggi sudah dibayarkan Kristus untuk penebusan kita, agar kita bisa ditebus dari cara hidup yang sia-sia kepada hidup yang kudus (ayat 18, 15). Karena itu, kita harus memiliki rasa takut yang kudus, kewaspadaan yang sehat dan serius di hadapan Allah, agar sebagai orang-orang pilihan Allah yang ditebus dengan harga yang begitu tinggi, kita tidak menyimpang dari tujuan penebusan Kristus yang paling tinggi.

Dalam Yohanes 6, Tuhan Yesus memberi makan orang banyak dengan lima roti jelai dan dua ekor ikan (Yoh. 6:9-12). Jelai dalam perlambangan melambangkan hayat kebangkitan. Di Tanah Yehuda jelai matang lebih dulu daripada gandum. Karena alasan ini, jelai melambangkan Kristus dalam kebangkitan.

Dengan menggunakan mukjizat pemberian makan kepada orang banyak sebagai dasar, Tuhan Yesus meneruskan pemberitaan kepada orang, memberi tahu mereka bahwa Dia adalah roti hayat (6:35, 48). Tentu, roti dibuat dari bahan-bahan hayat nabati. Siapa yang akan menggunakan sesuatu yang dari hayat hewani untuk membuat roti? Namun, setelah memberi tahu orang-orang bahwa Dia adalah roti hayat, Tuhan Yesus kemudian berkata, "Akulah roti hayat yang telah turun dari surga. Jikalau seseorang makan roti ini, ia akan hidup selama-lamanya, dan roti yang akan Kuberikan itu ialah daging-Ku yang akan Kuberikan untuk hidup dunia" (ayat 51, Tl.). Kemudian Tuhan Yesus berkata, "Sesungguhnya Aku berkata kepadamu, jikalau kamu tidak makan daging Anak Manusia dan minum darah-Nya, kamu tidak mempunyai hidup (hayat) di dalam dirimu . . . Sebab daging-Ku benar-benar makanan dan darah-Ku benar-benar minuman" (ayat 53, 55). Pertama roti adalah roti jelai; akhirnya, roti ini menjadi daging Tuhan. Jelai tentunya berasal dari hayat nabati, tetapi makanan dari daging dengan darah berasal dari hayat nabati.

Karena Kristus adalah Allah pun manusia, yang diwakili dengan hayat hewani maupun hayat nabati, maka persona-Nya bersifat unik, dan darah-Nya juga unik. Tidak ada darah lain yang dapat menebus kita. Hanya darah Kristus cukup bagi hal ini. Darah-Nya unik karena persona-Nya unik. Karena Dia itu mustika, maka darah-Nya mustika. Alkitab bahkan memberi tahu kita bahwa hari ini darah Kristus masih berbicara bagi kita di surga (Ibr. 12:24).


Sumber: Pelajaran-Hayat 1 Petrus, Buku 1, Berita 12

No comments: