Pembacaan Alkitab: 1 Ptr. 1:17-19
Doa baca: 1 Ptr. 1:18
Sebab kamu tahu bahwa
kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia yang kamu warisi dari nenek
moyangmu itu bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas.
Sang Kudus yang telah
memanggil kita adalah Bapa. Dia melahirkan kita kembali untuk menghasilkan
keluarga kudus -- Bapa yang kudus dengan anak-anak yang kudus. Sebagai
anak-anak yang kudus, kita harus menempuh kehidupan yang kudus. Kalau tidak, Bapa
akan menjadi Hakim (4:17) dan menanggulangi ketidakkudusan kita. Di dalam kita,
Dia melahirkan kita dengan hayat, agar kita bisa memiliki sifat kudus-Nya. Di
luar kita, Dia mendisiplin kita dengan penghakiman, agar kita bisa berbagian
dalam kekudusan-Nya (Ibr. 12:9-10). Dia akan menghakimi kita berdasarkan perilaku
kita, pekerjaan kita, tanpa memandang orang. Karena itu, kita harus melewati hari-hari
pengembaraan kita dalam rasa takut (takwa). Jika kita memanggil Dia Bapa, seharusnya
kita juga takut kepada-Nya sebagai Hakim kita, dan kita menempuh hidup yang
kudus dalam rasa takut.
Dalam ayat 17 Petrus “tidak
berbicara tentang penghakiman akhir atas manusia. Maksudnya, 'Bapa tidak menghakimi
siapa pun, melainkan telah menyerahkan penghakiman itu seluruhnya kepada Anak'
(Yoh. 5:22). Yang dibicarakan di sini adalah penghakiman sehari-hari dari pemerintahan
Allah dalam dunia ini, yang dilaksanakan terhadap anak-anak-Nya. Karena itu, di
sini dikatakan 'selama kamu menumpang di dunia ini'" (Darby). Inilah
penghakiman Allah atas keluarga-Nya sendiri (1 Ptr. 4:17).
Karena kedua surat ini
menyinggung tentang pemerintahan Allah, maka penghakiman Allah dan penghakiman
Tuhan disebut berulang-ulang (2:23; 4:5-6, 17; 2 Ptr. 2:3-4, 9; 3:7) sebagai
salah satu dari hal utama. Penghakiman Allah dimulai dari malaikat-malaikat (2 Ptr.
2:3-4) dan berlangsung terus melewati angkatan demi angkatan manusia dalam
Perjanjian Lama (2 Ptr. 2:5-9). Dalam zaman Perjanjian Baru, penghakiman Allah dimulai
dari rumah Allah (1 Ptr. 1:17; 2:23; 4:6, 17) dan berlangsung sampai datangnya
hari Tuhan (2 Ptr. 3:10), yang akan menjadi hari penghakiman atas orang Yahudi,
orang beriman, dan orang kafir sebelum Kerajaan Seribu Tahun. Setelah Kerajaan
Seribu Tahun, semua yang sudah meninggal, termasuk manusia dan roh-roh, akan
dihakimi dan akan binasa (1 Ptr. 4:5; 2 Ptr. 3:7), dan langit serta bumi akan
dihanguskan oleh api (2 Ptr. 3:10b, 12). Hasil dari berbagai penghakiman itu
tidak sama. Ada penghakiman yang mengakibatkan pemberesan disipliner, ada yang
menghasilkan penghukuman sezaman, dan ada yang mengakibatkan kebinasaan kekal.
Bagaimanapun, Tuhan Allah akan membersihkan dan memurnikan alam semesta dengan semua
penghakiman itu, agar Dia bisa memiliki langit baru dan bumi baru yang menjadi
alam semesta baru yang penuh dengan kebenaran-Nya (2 Ptr. 3:13) bagi
perkenan-Nya.
Dalam ayat 17 Petrus mendorong
kita untuk menempuh waktu pengembaraan dengan takut. Ini adalah semacam rasa takut
yang kudus, seperti "takut dan gentar" dalam Filipi 2:12, yaitu
kewaspadaan yang serius dan sehat, yang membawa kita kepada perilaku yang
kudus. Rasa takut semacam ini disebutkan beberapa kali dalam kitab ini karena
ajaran kitab ini menyinggung tentang pemerintahan Allah.
Ayat 18-19 menerangkan mengapa
kita seharusnya menempuh waktu pengembaraan kita dengan takut, "Sebab kamu tahu bahwa kamu telah
ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia yang kamu warisi dari nenek moyangmu itu
bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas, melainkan
dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama seperti darah anak domba
yang tak bernoda dan tak bercacat." Mengapa kita harus
menempuh waktu pengembaraan kita dengan takut? Karena kita tahu bahwa kita telah
ditebus dengan darah Kristus yang mahal. Karena kita tahu hal ini, kita
sekarang menempuh waktu pengembaraan kita dengan takut. Yang kita tekankan di sini
adalah bahwa cara hidup kita yang kudus seharusnya berasal dari penebusan
Kristus yang terkasih dan mustika.
Sumber: Pelajaran-Hayat 1 Petrus, Buku 1, Berita 11
No comments:
Post a Comment