Pembacaan Alkitab: 1 Ptr. 5:8-9
Doa Baca: 1 Ptr. 5:8
Sadarlah dan
berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang
mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya.
Sadar
dalam ayat 8 adalah berpikiran jernih, waspada, dan bisa mengendalikan pikiran,
supaya kita memahami tujuan Allah mendisiplin kita dan juga mengetahui siasat musuh
yang ingin menghancurkan kita, khususnya seperti yang diwahyukan dalam pasal
ini.
Jika
kita tidak melemparkan segala kekhawatiran kepada Tuhan, kita sulit menjadi
sadar. Banyak orang saleh menjadi bodoh karena kekhawatiran. Jika kita tidak
melemparkan kekhawatiran, pikiran kita tidak dapat sadar. Jika kita tidak
sadar, maka akan jatuh di bawah awan kacau balau dan tebal, kehilangan arah.
Jika pikiran kita terganggu oleh kekhawatiran, kita tidak dapat sadar, pikiran
tidak jernih, bahkan kalut, campur aduk. Jika pikiran kita jatuh dalam keadaan
demikian, sangat sulit bagi kita untuk mendengarkan Tuhan berbicara.
Kekhawatiran juga mungkin membuat kita berbicara sembarangan, ngawur. Karena
itu, kalau kita mau sadar, kita harus melemparkan kekhawatiran kita kepada
Tuhan.
Menurut
perkataan Petrus dalam 5:8, kita juga harus berjaga-jaga. Berjaga-jaga adalah
bersikap seperti dalam peperangan, seperti tentara di garis depan. Kekhawatiran
adalah musuh yang licik, seringkali kekhawatiran adalah jelmaan Iblis. Kita
harus berjaga-jaga, tidak membiarkan kekhawatiran menjajah kita. Pasukan yang
menjaga keamanan negara perlu setiap saat berjaga-jaga. Orang-orang yang mempertahankan
keamanan negara setiap saat harus berjaga-jaga, jangan sampai dijajah musuh. Ketika
Petrus menasihati kita harus sadar, berjaga-jaga, inilah konsepsi yang ada
padanya.
Kita
harus berjaga-jaga, karena lawan kita, si Iblis, berjalan keliling sama seperti
singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya. "Lawan"
dalam bahasa aslinya berarti penuntut (dalam pengadilan). Di sini mengacu kepada
Iblis, pendakwa kita (Why. 12:9-10). Kata "Iblis" dalam bahasa aslinya,
"diabolos" berarti pendakwa, pemfitnah. Satan, Iblis, mendakwa kita
di hadapan Allah dan memfitnah kita di hadapan manusia.
Iblis,
lawan dalam ayat 8, berkaitan dengan kekhawatiran dalam ayat 7. Jika kita
menerima kekhawatiran, kita juga akan membuka diri kepada lawan kita, Iblis.
Bahkan mungkin dapat kita katakan, kekhawatiran dalam ayat 7 adalah lawan dalam
ayat 8. Dilihat dari konteksnya,
kekhawatiran sebenarnya adalah Iblis. Iblis menyerang kita dengan memakai jubah
kekhawatiran. Ia berpura-pura menjadi kekhawatiran. Karena itu, kita perlu
berjaga-jaga, waspada.
Dalam
ayat 8 Petrus berkata, "Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan
mencari orang yang dapat ditelannya." "Mengaum-aum" menyatakan melolong dalam kelaparan.
"Berjalan keliling" menunjukkan kegiatan Iblis yang terus-menerus dan
agresif mencari mangsa. Ada satu peribahasa yang mengatakan bahwa Iblis tidak
pernah tidur, ia selalu sibuk dan agresif, mencari orang yang dapat ditelan.
Di sini Petrus mengingatkan
kaum beriman yang menderita dalam penganiayaan, jika mereka tidak mau
merendahkan diri di bawah tangan Allah yang kuat (ayat 6) dan menyerahkan kekhawatiran
mereka kepada Allah (ayat 7), mereka akan ditelan oleh singa yang mengaum-aum, Iblis,
musuh mereka. Ini mengajar kita bahwa kesombongan dan kekhawatiran membuat kita
menjadi mangsa yang lezat bagi pemuasan rasa lapar singa yang mengaum-aum.
Dalam hal ini, tentu Petrus tidak dapat melupakan peringatan Tuhan mengenai
keinginan Iblis (Luk. 22:31).
Sumber: Pelajaran-Hayat 1 Petrus, Buku 2, Berita 33
No comments:
Post a Comment