Pembacaan Alkitab: 2 Ptr. 1:5
Doa baca: 2 Ptr. 1:5
Justru karena itu, kamu
harus dengan sungguh-sungguh berusaha menambahkan kepada imanmu kebajikan, dan
kepada kebajikan pengetahuan.
Kebajikan dalam ayat 3 dan 5 adalah
hasil dari mengalami sifat Allah, menikmati sifat Allah, dalam ayat 4. Ketika
kita berbagian dalam sifat Allah, berbagai aspek kekayaan apa adanya Allah,
kekayaan ini menjadi kebajikan kita. Contohnya, Allah adalah kasih, terang,
kudus, benar, dan rahmat. Semua ini adalah atribut Allah. Setiap atribut Allah
juga merupakan satu kebajikan. Ketika kita menikmati apa adanya Allah, kita
menikmati kekudusan-Nya. Kemudian kekudusan-Nya menjadi satu kebajikan di dalam
kita dan bersama kita. Prinsipnya sama dengan menikmati atribut-atribut Allah
yang lain.
Esens atau unsur kebajikan terkandung
di dalam iman sebagai satu benih. Benih ini sebenarnya adalah Kristus sendiri,
dan Kristus adalah Allah di dalam segala apa adanya Dia. Karena segala apa
adanya Allah ada di dalam Kristus, maka Kristus adalah perwujudan dari apa
adanya Allah. Kristus ini telah menjadi warisan kita. Respons atau pemantulan
dari perwujudan ini di dalam kita adalah iman. Jadi, iman juga adalah warisan
kita. Di dalam iman sebagai satu benih terkandung segala atribut Allah, segala
kekayaan tentang apa adanya Allah. Karena kita mempunyai benih iman dengan
sifat Allah ini, maka kita harus terus mengembangkan benih ini. Hal pertama
yang tertampil dalam perkembangan ini adalah kebajikan. Karena itu, kebajikan
adalah hasil dari menikmati sifat Allah, hasil dari menikmati apa adanya Allah.
Dalam ayat 5 Petrus berkata bahwa
kepada kebajikan kita, kita perlu mengembangkan (menambahkan, LAI) pengetahuan.
Kebajikan membutuhkan suplai limpah dari pengenalan akan Allah dan akan Yesus,
Tuhan kita (ayat 2, 3, 8) mengenai hal-hal yang berhubungan dengan hayat ilahi
dan ibadah serta dengan berbagian atas sifat Allah.
Pengetahuan yang dibicarakan dalam 1:5
adalah pengetahuan yang penuh akan Allah dan akan Tuhan kita. Kita perlu satu
pengetahuan yang penuh bukan akan Allah yang tidak melalui proses, Allah yang
"mentah", tetapi akan Allah yang melalui proses. Ungkapan "Allah
yang melalui proses" mengacu kepada Allah yang menjadi manusia melalui
inkarnasi, yang hidup di bumi selama tiga puluh tiga setengah tahun, yang mati
di atas salib dan dikubur, yang telah bangkit, dan yang telah naik ke surga.
Inkarnasi, kehidupan manusia, penyaliban, kebangkitan dan kenaikan adalah satu
bagian dari satu proses yang panjang. Karena Kristus telah melewati proses
semacam ini, Dia tidak lagi sekadar Allah dengan unsur keilahian, Dia juga
manusia dengan unsur keinsanian. Tuhan kita adalah Allah pun manusia. Dia
mempunyai sifat ilahi dan sifat insani. Selain itu, Dia juga memiliki unsur
kehidupan manusia, kematian-Nya yang almuhit, dan kebangkitan-Nya yang memberi
hayat. Perkataan mengenai Allah yang melalui proses semacam ini mungkin
terdengar asing atau aneh bagi orang-orang yang hanya mempunyai pengetahuan
yang dangkal akan firman. Tetapi menurut apa yang Petrus katakan dalam 1:5,
kita perlu menyuplai dengan berlimpah dalam kebajikan kita pengetahuan yang
penuh akan Allah.
Sumber: Pelajaran-Hayat 2 Petrus, Berita 7
No comments:
Post a Comment