Pembacaan Alkitab: 2 Ptr. 1:8-11
Doa baca: 2 Ptr. 1:11
Dengan demikian, kepada
kamu akan dikaruniakan hak penuh untuk memasuki Kerajaan kekal, yaitu Kerajaan
Tuhan dan Juruselamat kita, Yesus Kristus.
Kasih Allah
selalu memiliki daya pembeda. Matius 5:45 menunjukkan bahwa Allah menurunkan
hujan bagi orang yang benar dan orang yang tidak benar. Tetapi Dia melakukan
ini dengan hikmat. Kadang-kadang Dia mungkin menahan hujan di daerah tertentu. Itu
tidak berarti Dia tidak mengasihi orang-orang di tempat itu. Dia mengasihi
mereka, tetapi Dia mengasihi mereka dengan daya pembeda. Demikian juga, kita
tidak dapat tidak mengasihi kaum saleh. Kita harus mengasihi semua saudara,
tetapi kita harus mengasihi mereka dengan daya pembeda.
Kasih
persaudaraan kita sering tergantung pada naik turunnya emosi kita. Bila emosi
kita sedang naik, kita mengasihi setiap orang. Tetapi bila emosi kita turun,
kita mungkin tidak mau mengasihi siapa pun. Ketika emosi beberapa saudara
sedang naik, mereka mungkin akan melakukan apa saja untuk membantu Anda. Tetapi
ketika emosi mereka turun, mereka tidak mau menolong Anda sama sekali. Saudara
semacam ini mengasihi kaum saleh, tetapi mengasihi mereka menurut emosinya yang
berubah-ubah. Kasih semacam ini bukanlah agape. Kasih ilahi tidak tergantung pada naik
turunnya emosi kita. Karena kasih ini bersumber pada hayat ilahi, maka kasih
ini tidak berubah. Kita perlu belajar mengasihi saudara-saudara dengan kasih
ilahi ini, bukan dengan kasih yang tergantung pada naik turunnya emosi kita.
Kasih Allah
selalu konsisten. Jika kita mengasihi orang lain dengan kasih ini, kita juga
akan konsisten. Kapan saja seseorang berkontak dengan kita, kasih kita akan
tetap sama. Kita akan selalu mengasihi orang lain dengan daya pembeda dan
menurut keperluan mereka. Kita mungkin menyadari bahwa seorang saudara
memerlukan kasih sekian. Karena itu, kita harus mengukur, membagikan kasih
sebanyak yang diperlukannya. Tetapi saudara lain mungkin memerlukan kasih
dengan kadar yang berbeda untuk memenuhi keperluannya. Inilah semacam kasih
yang agung.
Dalam ayat
8-10 Petrus mengatakan bahwa jika semua kebajikan itu ada dan berlimpah di
dalam kita, maka kebajikan-kebajikan ini akan menyusun kita sehingga tidak menjadi
malas, juga tidak akan tidak berbuah, sampai kepada pengenalan yang penuh akan
Yesus Kristus, Tuhan kita. Tetapi siapa saja yang tidak memiliki semuanya itu,
menjadi buta dan picik, karena ia lupa bahwa dosa-dosanya yang dahulu telah
dihapuskan. Karena itu, Petrus menyuruh kita agar rajin agar panggilan dan
pemilihan kita makin teguh melalui mengembangkan semua kebajikan ini.
Dalam ayat 11
Petrus menyimpulkan, "Dengan
demikian, kepada kamu akan dikaruniakan hak penuh untuk memasuki Kerajaan
kekal, yaitu Kerajaan Tuhan dan Juruselamat kita, Yesus Kristus." Dalam
kerajaan kekal ini kita bukan menjadi rakyat -- kita akan menjadi raja. Tetapi
agar dapat menjadi raja dalam kerajaan kekal Tuhan dan Juruselamat kita Yesus
Kristus, kita perlu kematangan hayat. Kita orang-orang Kristen ditentukan untuk
menjadi raja dalam kerajaan Tuhan. Akan tetapi, bagaimana seseorang dapat
menjadi raja di dalam kerajaan yang akan datang jika dia kurang matang dalam
hayat ilahi? Tidak mungkin menjadi seorang raja tanpa kematangan ini. Sekalipun
Tuhan ingin menobatkan seseorang yang belum matang atau dewasa menjadi seorang
raja, orang itu akan sadar bahwa dia tidak dapat mengemban jabatannya sebagai
raja. Ini menunjukkan bahwa kita sendiri pun tahu bahwa kita perlu bertumbuh dewasa
supaya dapat menjadi raja.
Sumber: Pelajaran-Hayat 2 Petrus, Berita 7
No comments:
Post a Comment