Pembacaan Alkitab: 2 Ptr. 1:5-6
Doa baca: 2 Ptr. 1:5
Justru karena itu, kamu
harus dengan sungguh-sungguh berusaha menambahkan kepada imanmu kebajikan, dan
kepada kebajikan pengetahuan.
Dalam ayat 5 Petrus mendorong kita
untuk dengan sungguh-sungguh berusaha menambahkan kepada iman kita kebajikan.
Menambahkan kebajikan atas iman adalah mengembangkan kebajikan dengan
menggunakan iman. Kata "menambahkan" di sini
sebenarnya berarti mengembangkan. Petrus menyuruh kita mengembangkan apa yang
telah kita miliki. Kita mempunyai iman, dan sekarang di atas iman kita, kita
perlu mengembangkan kebajikan.
Iman yang disebutkan Petrus dalam 1:5
adalah iman yang sama berharganya yang Allah berikan kepada kita (1:1) sebagai
bagian bersama dari berkat hayat Perjanjian Baru untuk memulai kehidupan
kristiani kita. Kita perlu menggunakan iman ini supaya kebajikan hayat ilahi
dapat dikembangkan dalam langkah berikutnya, dan mencapai kematangan. Iman
dalam 2 Petrus 1 dapat disamakan dengan sebutir benih. Iman yang berharga ini
adalah satu dengan Kristus sebagai benih.
Dalam 1:5 Petrus juga menyuruh kita
untuk menambahkan "kepada
kebajikan pengetahuan." Kebajikan, tindakan yang penuh vitalitas,
memerlukan suplai limpah dari pengenalan akan Allah dan Yesus Tuhan kita (ayat
2-3, 8) agar kita menikmati perkembangan selanjutnya. Pengenalan ini adalah
segala hal yang berhubungan dengan hayat ilahi dan ibadah, dan berhubungan
dengan kita mengambil bagian dalam sifat ilahi (ayat 3-4). Pengetahuan yang
harus kita kembangkan di dalam kebajikan kita termasuk pengetahuan akan Allah
dan Juruselamat kita, pengetahuan akan ekonomi Allah, pengetahuan akan iman,
dan pengetahuan akan kekuatan, kemuliaan, kebajikan, sifat, dan hayat ilahi.
Saya percaya bahwa pengetahuan juga adalah satu akar yang utama yang berkembang
dari benih iman. Dengan kebajikan dan pengetahuan kita mempunyai pertumbuhan
benih itu.
Dalam ayat 6 Petrus melanjutkan, "Dan kepada pengetahuan penguasaan diri, kepada penguasaan diri
ketekunan, dan kepada ketekunan kesalehan." Penguasaan diri atau
pembatasan diri adalah mengendalikan dan membatasi diri atas nafsu, keinginan,
dan kebiasaan. Ini perlu disuplai dan dikembangkan dalam pengetahuan bagi
pertumbuhan hayat yang wajar.
Menurut perkataan Petrus dalam ayat 6,
kepada penguasaan diri kita perlu mengembangkan ketekunan. Penguasaan diri
adalah menanggulangi diri sendiri; ketekunan adalah sabar terhadap orang lain
dan situasi. Untuk menempuh hidup sebagai orang Kristen yang tepat, kita perlu
bersabar terhadap orang-orang di sekeliling kita dan juga terhadap lingkungan
dan keadaan sekitar kita.
Kepada ketekunan kita, kita perlu
mengembangkan ibadah. Ibadah adalah satu kehidupan yang seperti Allah dan
mengekspresikan Allah. Ketika kita mengendalikan diri sendiri serta sabar
terhadap orang lain dan situasi, kita perlu mengembangkan ibadah dalam
kehidupan rohani kita, supaya kita dapat seperti Allah dan mengekspresikan Dia.
Jika iman adalah benih, kebajikan dan pengetahuan adalah akar, penguasaan diri
adalah batang, lalu ketekunan dan ibadah adalah ranting-rantingnya. Di sini
kita melihat satu perkembangan yang lebih sempurna; dari benih ke akar, batang,
dan ranting-ranting. Akhirnya, dalam ayat 7 kita melihat kasih persaudaraan dan
kasih sebagai bunga dan buah.
Sumber: Pelajaran-Hayat 2 Petrus, Berita 6
No comments:
Post a Comment