Pembacaan Alkitab: Ibr. 11:1
Doa baca: Ibr. 11:1
Iman adalah dasar dari
segala sesuatu yang diharapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak
dilihat.
Iman adalah substansiasi (perwujudan) terhadap substansi kebenaran
(Ibr. 11:1), yaitu realitas isi ekonomi Perjanjian Baru Allah. Isi ekonomi
Perjanjian Baru Allah tersusun dari "segala sesuatu yang berhubungan
dengan hayat dan ibadah" (2 Ptr. 1:3), yaitu Allah Tritunggal yang
menyalurkan diri-Nya sendiri ke dalam kita, menjadi hayat kita di dalam dan
ibadah kita di luar. Iman yang sama berharganya yang Allah salurkan kepada kita
melalui firman ekonomi Perjanjian Baru Allah dan Roh itu, bereaksi terhadap realitas
isi ekonomi Perjanjian Baru Allah yang demikian dan membawa kita masuk ke dalam
realitas ini, agar substansinya menjadi unsur kehidupan dan pengalaman
kristiani kita. Iman sedemikian ini dibagikan kepada semua orang beriman dalam
Kristus sebagai bagian mereka, dan sama berharganya bagi semua orang yang
menerimanya. Sebagai bagian sedemikian dari Allah, iman ini objektif bagi kita
dalam kebenaran ilahi. Tetapi iman ini membawa seluruh isi dari apa yang telah
direalitaskan ke dalam kita, dengan demikian semua itu bersama iman itu menjadi
subjektif bagi kita dalam pengalaman.
Banyak di antara kita yang sangat kenal dengan istilah
"ekonomi Allah". Ekonomi Allah, rencana Allah, adalah menyalurkan
diri-Nya sendiri ke dalam kita. Karena itu, ekonomi Perjanjian Baru Allah tidak
lain adalah bagi penyaluran Allah. Ekonomi ini mempunyai isi, isi ini mempunyai
realitas, dan realitas ini adalah kebenaran yang diwahyukan dalam Alkitab.
Alkitab bukan hanya sebuah kitab doktrin, tetapi adalah wahyu kebenaran, yaitu
realitas isi ekonomi Allah. Realitas ini mempunyai substansi. Hanya iman yang
dapat mewujudkan substansi ini. Sebab itu, sekali lagi kita nampak bahwa iman
adalah substansiasi (perwujudan) dari realitas ekonomi Perjanjian Baru.
Isi ekonomi Perjanjian Baru Allah tersusun dari "segala
sesuatu yang berguna untuk hidup yang ibadah" (1:3). Kita telah nampak
bahwa sesungguhnya ini adalah Allah Tritunggal menyalurkan diri-Nya sendiri ke
dalam kita sebagai hayat di dalam kita dan ibadah di luar kita. Dalam Pelajaran-hayat
1 Timotius, dijelaskan bahwa iman (kepercayaan) adalah isi Injil yang lengkap
menurut ekonomi Perjanjian Baru Allah. Kepercayaan ini bersifat objektif,
sebagaimana disebutkan dalam 1 Timotius 1:4, 19; 2:7; 3:9, 13; 4:1, 6; 5:8;
6:10, 12, 21; 2 Timotius 3:8; 4:7; dan Titus 1:1, 4, 13. Kebenaran adalah
realitas isi kepercayaan, seperti disebutkan dalam 1 Timotius 2:4, 7; 3:15;
4:3; 6:5; 2 Timotius 2:15, 18, 25; 3:7, 8; 4:4; Titus 1:1, 14. Kesalehan
(ibadah), adalah suatu kehidupan yang mengekspresikan Allah, seperti disebutkan
dalam 1 Timotius 2:2, 10; 3:16; 4:7, 8; 5:4; 6:3, 5, 6, 11; 2 Timotius 3:5, 12;
Titus 1:1; 2:12. Kepercayaan sama dengan isi ekonomi Allah, pemerintahan rumah
tangga Allah, pengaturan Allah. Kebenaran adalah realitas, adalah isi dari
kepercayaan menurut ekonomi Allah. Hayat kekal adalah sarana dan kekuatan untuk
merampungkan realitas ilahi dari kepercayaan. Ibadah adalah kehidupan yang
mengekspresikan realitas ilahi, ekspresi Allah dalam segala kekayaan-Nya. Iman
(yang subjektif) adalah respon terhadap kebenaran kepercayaan (yang objektif),
menerima dan berbagian dalam realitas ilahi.
Iman yang sama berharganya yang Allah bagikan kepada kita melalui
firman ekonomi Perjanjian Baru Allah dan Roh itu, bereaksi terhadap realitas
isi semacam ini dan mengantar kita ke dalam realitas ini. Iman ini membuat
substansi ekonomi Allah menjadi unsur kehidupan dan pengalaman kristiani kita.
Iman sedemikian ini dibagikan kepada semua orang beriman dalam Kristus sebagai
bagian mereka. Iman ini objektif bagi kita dalam kebenaran ilahi, tetapi
membawakan seluruh isi dari substansiasinya ke dalam kita. Substansiasi adalah
iman, dan iman ini membawakan apa saja yang disubstansiasikannya ke dalam kita.
Dengan demikian, iman menyebabkan segala sesuatu yang disubstansiasikannya
menjadi subjektif bagi kita dalam pengalaman kita.
No comments:
Post a Comment