Pembacaan
Alkitab: 1 Yoh. 2:3-5
Doa baca: 1 Yoh. 2:5
Tetapi siapa yang menuruti firman-Nya, di dalam orang
itu sungguh sudah sempurna kasih Allah; dengan itulah kita ketahui bahwa kita
ada di dalam Dia.
Jika
kita melihat teks bahasa Yunani untuk kata “kasih” dalam ayat 5 dan juga memperhatikan
konteksnya, kita akan menyadari bahwa ungkapan dalam ayat 5 ini menunjukkan
kasih kita terhadap Allah. Akan tetapi, kasih ini berasal dari kasih Allah yang
kita nikmati. Pertama-tama kita menikmati kasih Allah; jadi, kasih Allah adalah
kenikmatan kita. Kemudian kasih Allah yang kita nikmati, di dalam kita
menghasilkan satu kasih yang dengannya kita mengasihi Allah. Inilah kasih Allah
menjadi kenikmatan kita dan menghasilkan di dalam kita satu kasih bagi Allah.
Di satu pihak, ini adalah kasih yang dengan-Nya kita mengasihi Allah; di pihak
lain kasih ini dihasilkan oleh kasih Allah, yang kita nikmati.
Kita
telah menunjukkan bahwa dalam ayat 5 Yohanes berbicara tentang kasih Allah
disempurnakan di dalam orang yang menuruti firman-Nya. Pada hakikatnya, kasih
Allah mutlak sempurna, tidak perlu apa pun untuk menyempurnakan kasih Allah,
karena kasih-Nya telah sempurna dan lengkap. Akan tetapi, kasih Allah menjadi
kasih yang dengannya kita mengasihi Dia. kasih semacam ini perlu disempurnakan.
Kita mengasihi Allah dengan kasih yang dihasilkan di dalam kita melalui
pengalaman kita atas kasih Allah. Meskipun kita mungkin mempunyai kasih ini dan
mengasihi Allah dengan kasih ini, kasih kita masih sangat terbatas dan jauh
dari sempurna. Karena itu, kasih kita terhadap Allah perlu disempurnakan.
Asalkan kita bertumbuh dalam hayat Allah, kasih kita bagi Allah juga akan
bertumbuh.
Kasih
kita terhadap Allah sebenarnya bukanlah kasih kita sendiri. Ini tetap kasih
Allah, tetapi adalah kasih Allah yang menjadi pengalaman kita dan menghasilkan
satu kasih terhadap Allah di dalam kita. Melalui mengalami dan menikmati kasih
Allah, kita mengasihi Allah. Sekarang kasih ini perlu disempurnakan.
Dalam
ayat ini kasih Allah tidak disebutkan secara objektif; Yohanes membicarakan
kasih Allah secara subjektif.
Di sini Yohanes menunjukkan kasih Allah menjadi kenikmatan kita untuk
menghasilkan satu kasih terhadap Allah di dalam kita. Sebab itu, sekarang kita
tahu bahwa kasih Allah di sini mengacu kepada kasih Allah yang kita alami dan
menjadi kasih kita terhadap Allah.
Tidak
hanya demikian, kita telah nampak bahwa kasih ini perlu disempurnakan.
Dipandang dari sudut objektif, kasih Allah tidak perlu disempurnakan. Tetapi dalam
pengalaman, secara subjektif,
kasih Allah perlu disempurnakan di dalam kita. Kasih yang dengannya kita mengasihi
Allah, kasih yang dihasilkan oleh kenikmatan kita atas kasih Allah, tentu saja
perlu disempurnakan. Kasih kita terhadap Allah tidak lengkap, tidak sempurna,
tidak mutlak. Tidak peduli berapa besar kasih kita terhadap Allah, kasih kita
masih belum sempurna. Karena itu, kita perlu membiarkan kasih kita
disempurnakan oleh Allah, disempurnakan sepenuhnya.
Sumber:
Pelajaran-Hayat 1 Yohanes, Buku 1, Berita 15
No comments:
Post a Comment