Hitstat

15 October 2016

1 Yohanes - Minggu 8 Sabtu



Pembacaan Alkitab: 1 Yoh. 2:3-6
Doa baca: 1 Yoh. 2:5
Tetapi siapa yang menuruti firman-Nya, di dalam orang itu sungguh sudah sempurna kasih Allah; dengan itulah kita ketahui bahwa kita ada di dalam Dia.


Allah menghendaki kita mengasihi Dia dengan kasih-Nya. Dia juga menghendaki kita mengasihi anak-anak-Nya, dan bahkan seluruh orang dunia, dengan kasih-Nya. Pertama­tama kita perlu menikmati kasih Allah dan mengalami kasih-Nya sampai satu tingkat di mana kasih Allah yang memenuhi kita, menjenuhi kita, dan menjadi esens kita, menyebabkan kita diresapi dengan kasih Allah. Kemudian dengan kasih ini kita akan mengasihi Allah, kita akan mengasihi anak-anak Allah, dan kita akan mengasihi semua orang. Kita tidak mengasihi mereka dengan kasih alamiah kita; kita mengasihi mereka dengan kasih Allah yang telah kita alami dan nikmati. Puji Tuhan atas kasih yang ajaib ini! Inilah kasih yang diwahyukan dalam Surat 1 Yohanes.

Pengalaman atas kasih Allah ini sepenuhnya adalah perkara di dalam persekutuan dalam hayat Allah. Jika kita tidak menikmati Allah di dalam persekutuan hayat Allah, kita tidak dapat memiliki kasih semacam ini.

Jika kita mengalami kasih Allah, kita akan mempunyai pemahaman yang dalam bahwa kasih alamiah kita adalah satu hal dan kasih Allah yang menjadi kasih kita melalui pengalaman adalah satu hal lain yang sangat berbeda. Satu perbedaan antara kasih Allah dengan kasih alamiah kita adalah kasih alamiah kita sangat mudah disakiti.

Bila kita mengasihi orang lain, kita menjadi terlibat dengan mereka. Karena itu, sering terjadi orang yang kita kasihi secara alamiah akhirnya menjadi musuh kita. Karena kasih alamiah dapat berakibat demikian, orang yang bijaksana secara insani sangat lamban dan berhati-hati dalam mengasihi orang lain. Mereka menyadari bahwa jika kita mengasihi orang lain secara bodoh, cepat atau lambat kasih itu akan menyebabkan masalah. Banyak perceraian dan perpisahan adalah akibat dari kasih alamiah yang bodoh yang dengan mudah menyakiti dan mengarah kepada permusuhan. Contohnya, seorang laki-laki dan perempuan mungkin saling mengenal hanya dalam waktu singkat. Tidak lama kemudian mereka menikah. Lalu hanya dalam waktu yang sangat singkat, mereka berpisah atau bercerai. Pada mulanya mereka saling mengasihi, tetapi tidak lama setelah mereka menikah, mereka menjadi musuh. Inilah akibat saling mengasihi secara alamiah. Jika mereka tidak pernah saling mengasihi secara alamiah, mereka tidak akan menjadi musuh.

Yang penting adalah kita perlu berhati-hati, tidak mengasihi orang lain dengan kasih alamiah kita, melainkan, kasih alamiah kita harus diletakkan di atas salib. Kita perlu mengasihi orang lain dengan kasih Allah yang telah kita alami dan nikmati. Jika kita mengalami kasih Allah, kita akan mengasihi Allah dengan kasih ini. Kita juga akan mengasihi saudara-saudara dengan kasih yang sama ini. Kasih semacam ini tidak menyebabkan masalah. Semoga kita semua nampak bahwa kita perlu mengasihi Allah dan orang lain dengan kasih Allah yang telah menjadi pengalaman dan kenikmatan kita.


Sumber: Pelajaran-Hayat 1 Yohanes, Buku 1, Berita 16

No comments: