Pembacaan
Alkitab: 1 Yoh. 2:3-6
Doa baca: 1 Yoh. 2:5
Tetapi siapa yang menuruti firman-Nya, di dalam orang
itu sungguh sudah sempurna kasih Allah; dengan itulah kita ketahui bahwa kita
ada di dalam Dia.
Allah
menghendaki kita mengasihi Dia dengan kasih-Nya. Dia juga menghendaki kita
mengasihi anak-anak-Nya, dan bahkan seluruh orang dunia, dengan kasih-Nya.
Pertamatama kita perlu menikmati kasih Allah dan mengalami kasih-Nya sampai
satu tingkat di mana kasih Allah yang memenuhi kita, menjenuhi kita, dan
menjadi esens kita, menyebabkan kita diresapi dengan kasih Allah. Kemudian
dengan kasih ini kita akan mengasihi Allah, kita akan mengasihi anak-anak
Allah, dan kita akan mengasihi semua orang. Kita tidak mengasihi mereka dengan
kasih alamiah kita; kita mengasihi mereka dengan kasih Allah yang telah kita
alami dan nikmati. Puji Tuhan atas kasih yang ajaib ini! Inilah kasih yang
diwahyukan dalam Surat 1 Yohanes.
Pengalaman
atas kasih Allah ini sepenuhnya adalah perkara di dalam persekutuan dalam hayat
Allah. Jika kita tidak menikmati Allah di dalam persekutuan hayat Allah, kita
tidak dapat memiliki kasih semacam ini.
Jika
kita mengalami kasih Allah, kita akan mempunyai pemahaman yang dalam bahwa
kasih alamiah kita adalah satu hal dan kasih Allah yang menjadi kasih kita
melalui pengalaman adalah satu hal lain yang sangat berbeda. Satu perbedaan
antara kasih Allah dengan kasih alamiah kita adalah kasih alamiah kita sangat
mudah disakiti.
Bila
kita mengasihi orang lain, kita menjadi terlibat dengan mereka. Karena itu,
sering terjadi orang yang kita kasihi secara alamiah akhirnya menjadi musuh
kita. Karena kasih alamiah dapat berakibat demikian, orang yang bijaksana
secara insani sangat lamban dan berhati-hati dalam mengasihi orang lain. Mereka
menyadari bahwa jika kita mengasihi orang lain secara bodoh, cepat atau lambat
kasih itu akan menyebabkan masalah. Banyak perceraian dan perpisahan adalah
akibat dari kasih alamiah yang bodoh yang dengan mudah menyakiti dan mengarah
kepada permusuhan. Contohnya, seorang laki-laki dan perempuan mungkin saling
mengenal hanya dalam waktu singkat. Tidak lama kemudian mereka menikah. Lalu
hanya dalam waktu yang sangat singkat, mereka berpisah atau bercerai. Pada
mulanya mereka saling mengasihi, tetapi tidak lama setelah mereka menikah,
mereka menjadi musuh. Inilah akibat saling mengasihi secara alamiah. Jika
mereka tidak pernah saling mengasihi secara alamiah, mereka tidak akan menjadi
musuh.
Yang
penting adalah kita perlu berhati-hati, tidak mengasihi orang lain dengan kasih
alamiah kita, melainkan, kasih alamiah kita harus diletakkan di atas salib. Kita perlu
mengasihi orang lain dengan kasih Allah yang telah kita alami dan nikmati. Jika
kita mengalami kasih Allah, kita akan mengasihi Allah dengan kasih ini. Kita
juga akan mengasihi saudara-saudara dengan kasih yang sama ini. Kasih semacam
ini tidak menyebabkan masalah. Semoga kita semua nampak bahwa kita perlu
mengasihi Allah dan orang lain dengan kasih Allah yang telah menjadi pengalaman
dan kenikmatan kita.
Sumber:
Pelajaran-Hayat 1 Yohanes, Buku 1, Berita 16
No comments:
Post a Comment