Hitstat

22 October 2016

1 Yohanes - Minggu 9 Sabtu



Pembacaan Alkitab: 1 Yoh. 2:4
Doa baca: 1 Yoh. 2:4
Siapa yang berkata, "Aku mengenal Dia," tetapi ia tidak menuruti perintah-Nya, ia adalah seorang pendusta dan di dalamnya tidak ada kebenaran.


Menerima firman Tuhan tidak lain berarti menerima suplai hayat ilahi-Nya. Suplai ini selalu terkandung di dalam firman Tuhan dan disampaikan kepada kita oleh firman-Nya. Karena itu, firman Tuhan adalah satu saluran yang melaluinya suplai hayat yang ilahi mencapai kita. Contohnya, listrik mengalir dari pusat pembangkit ke dalam satu gedung melalui kabel-kabel. Kita dapat mengatakan bahwa kabel-kabel adalah wadah listrik dan sarana yang melaluinya listrik disampaikan dari pusat pembangkit ke dalam suatu gedung. Firman Tuhan dapat dibandingkan dengan kabel listrik ini. Sebagaimana listrik berasal dari pusat pembangkit ke dalam suatu gedung dengan melewati kabel-kabel, demikian juga listrik surgawi mengalir ke dalam kita melalui saluran firman Tuhan.

Kita semua harus mengenal Tuhan secara pengalaman. Dalam pengenalan kita akan Dia, kita perlu menerima firman-Nya agar dapat menerima suplai-Nya. Karena firman Tuhan adalah saluran yang membawakan kepada kita suplai ilahi, kita perlu menerima firman-Nya ke dalam kita dengan cara yang hidup. Inilah sebabnya saya mendorong kalian untuk mendoa-bacakan firman Allah.

Suplai ilahi yang datang kepada kita melalui firman mempunyai satu ekspresi khusus, dan ekspresi ini adalah terang ilahi. Setiap kali kita menerima firman Tuhan ke dalam kita, esens suplai ilahi masuk dengan terang sebagai ekspresinya. Ketika suplai datang, terang datang bersamanya. Dari pengalaman kita tahu bahwa setiap kali kita menerima firman Tuhan, kita mempunyai terang. Terang adalah esens ekspresi Allah. Di dalam terang, yaitu di dalam esens ekspresi Allah, kita mempunyai kasih sebagai esens diri Allah. Inilah cara untuk menikmati kasih Allah. Kita menerima firman, terang datang. Setiap kali terang datang, dengan spontan ada kasih.

Dengan kasih yang kita nikmati di dalam terang ilahi ini, kita pertama-tama mengasihi Allah. Kita mengasihi Dia bukan dengan kasih kita sendiri, dengan kasih alamiah kita, tetapi dengan kasih-Nya sendiri yang kita alami dan nikmati. Tidak hanya demikian, ketika kita mengasihi Allah, kita juga mengasihi setiap orang yang dilahirkan oleh Dia. Ini berarti bila kita mengasihi Bapa, kita mengasihi anak­anak-Nya. Jadi. dengan cara inilah kita mengasihi saudara­saudara. Karena kita mengasihi saudara-saudara, kita denganspontan mempunyai keinginan untuk mengambil bagian dalam hidup gereja. Khususnya, kita ingin bersidang.

Untuk memiliki persekutuan bagi hidup gereja, kita memerlukan kasih persaudaraan. Jika kita ingin mempunyai kasih ini, kita perlu mengenal Tuhan secara pengalaman. Sebagai orang yang mengenal Tuhan, kita perlu menerima firman-Nya sekali demi sekali. Bila kita menerima firman, kita menerima terang. Di dalam terang ini kita dengan spontan mempunyai kasih. Kasih ini adalah satu petunjuk yang kuat bahwa kita juga mempunyai diri Tuhan sendiri, karena kasih adalah esens diri Allah. Sebagaimana terang adalah hakiki ekspresi Allah, kasih adalah hakiki diri Allah. Ini berarti bila kita mempunyai kasih Allah, kita sebenarnya mempunyai Allah sendiri. Dengan kasih ini, kasih ilahi yang kita alami dan nikmati, kita mengasihi Allah dan anak-anak-Nya. Bila kita mempunyai kasih ini terhadap Allah dan terhadap anak-anak Allah, kita mempunyai hidup gereja. Seperti yang telah kita tunjukkan, kasih ini sebenarnya adalah hidup gereja.


Sumber: Pelajaran-Hayat 1 Yohanes, Buku 1, Berita 18

No comments: