Pembacaan
Alkitab: 1 Yoh. 2:4
Doa baca: 1 Yoh. 2:4
Siapa yang berkata, "Aku mengenal Dia,"
tetapi ia tidak menuruti perintah-Nya, ia adalah seorang pendusta dan di
dalamnya tidak ada kebenaran.
Menerima
firman Tuhan tidak lain berarti menerima suplai hayat ilahi-Nya. Suplai ini
selalu terkandung di dalam firman Tuhan dan disampaikan kepada kita oleh
firman-Nya. Karena itu, firman Tuhan adalah satu saluran yang melaluinya suplai
hayat yang ilahi mencapai kita. Contohnya, listrik mengalir dari pusat
pembangkit ke dalam satu gedung melalui kabel-kabel. Kita dapat mengatakan
bahwa kabel-kabel adalah wadah listrik dan sarana yang melaluinya listrik
disampaikan dari pusat pembangkit ke dalam suatu gedung. Firman Tuhan dapat
dibandingkan dengan kabel listrik ini. Sebagaimana listrik berasal dari pusat
pembangkit ke dalam suatu gedung dengan melewati kabel-kabel, demikian juga
listrik surgawi mengalir ke dalam kita melalui saluran firman Tuhan.
Kita
semua harus mengenal Tuhan secara pengalaman. Dalam pengenalan kita akan Dia,
kita perlu menerima firman-Nya agar dapat menerima suplai-Nya. Karena firman
Tuhan adalah saluran yang membawakan kepada kita suplai ilahi, kita perlu
menerima firman-Nya ke dalam kita dengan cara yang hidup. Inilah sebabnya saya
mendorong kalian untuk mendoa-bacakan firman Allah.
Suplai
ilahi yang datang kepada kita melalui firman mempunyai satu ekspresi khusus,
dan ekspresi ini adalah terang ilahi. Setiap kali kita menerima firman Tuhan ke
dalam kita, esens suplai ilahi masuk dengan terang sebagai ekspresinya. Ketika
suplai datang, terang datang bersamanya. Dari pengalaman kita tahu bahwa setiap
kali kita menerima firman Tuhan, kita mempunyai terang. Terang adalah esens
ekspresi Allah. Di dalam terang, yaitu di dalam esens ekspresi Allah, kita
mempunyai kasih sebagai esens diri Allah. Inilah cara untuk menikmati kasih
Allah. Kita menerima firman, terang datang. Setiap kali terang datang, dengan
spontan ada kasih.
Dengan
kasih yang kita nikmati di dalam terang ilahi ini, kita pertama-tama mengasihi
Allah. Kita mengasihi Dia bukan dengan kasih kita sendiri, dengan kasih alamiah
kita, tetapi dengan kasih-Nya sendiri yang kita alami dan nikmati. Tidak hanya
demikian, ketika kita mengasihi Allah, kita juga mengasihi setiap orang yang
dilahirkan oleh Dia. Ini berarti bila kita mengasihi Bapa, kita mengasihi
anakanak-Nya. Jadi. dengan cara inilah kita mengasihi saudarasaudara. Karena
kita mengasihi saudara-saudara, kita denganspontan mempunyai keinginan untuk
mengambil bagian dalam hidup gereja. Khususnya, kita ingin bersidang.
Untuk
memiliki persekutuan bagi hidup gereja, kita memerlukan kasih persaudaraan.
Jika kita ingin mempunyai kasih ini, kita perlu mengenal Tuhan secara
pengalaman. Sebagai orang yang mengenal Tuhan, kita perlu menerima firman-Nya
sekali demi sekali. Bila kita menerima firman, kita menerima terang. Di dalam
terang ini kita dengan spontan mempunyai kasih. Kasih ini adalah satu petunjuk
yang kuat bahwa kita juga mempunyai diri Tuhan sendiri, karena kasih adalah
esens diri Allah. Sebagaimana terang adalah hakiki ekspresi Allah, kasih adalah
hakiki diri Allah. Ini berarti bila kita mempunyai kasih Allah, kita sebenarnya
mempunyai Allah sendiri. Dengan kasih ini, kasih ilahi yang kita alami dan
nikmati, kita mengasihi Allah dan anak-anak-Nya. Bila kita mempunyai kasih ini
terhadap Allah dan terhadap anak-anak Allah, kita mempunyai hidup gereja.
Seperti yang telah kita tunjukkan, kasih ini sebenarnya adalah hidup gereja.
Sumber: Pelajaran-Hayat
1 Yohanes, Buku
1, Berita 18
No comments:
Post a Comment