Hitstat

17 November 2016

1 Yohanes - Minggu 13 Kamis



Pembacaan Alkitab: 1 Yoh. 2:28—3:1
Doa baca: 1 Yoh. 3:1
Lihatlah, betapa besarnya kasih yang dikaruniakan Bapa kepada kita, sehingga kita disebut anak-anak Allah, dan memang kita adalah anak-anak Allah. Karena itu, dunia tidak mengenal kita, sebab dunia tidak mengenal Dia.

Melakukan kebenaran ilahi mempunyai satu dasar, dan dasar ini adalah kelahiran ilahi (2:29; 3:9; 4:7; 5:1, 4, 18). Melalui kelahiran ini kita telah menerima hayat ilahi sebagai benih ilahi. Kita dapat mengatakan bahwa benih ini adalah “modal” bagi kehidupan kristiani kita. Untuk menempuh hidup sebagai orang Kristen, kita perlu modal semacam ini, yaitu kita perlu hayat ilahi ditanamkan sebagai benih ilahi ke dalam diri kita melalui kelahiran ilahi.

Kita telah melihat bahwa kelahiran ilahi adalah dasar. Sekarang kita perlu melihat bahwa hayat ilahi adalah sarana. Pertama-tama, hayat ilahi adalah sarana bagi kita untuk tinggal di dalam Allah Tritunggal. Jika kita tidak mempunyai hayat insani, kita tidak dapat tinggal dalam keinsanian. Demikian juga, jika kita tidak mempunyai hayat ilahi, kita tidak dapat tinggal dalam Allah Tritunggal. Tetapi karena kita mempunyai hayat ilahi, dengan hayat ini kita dapat tinggal dalam Allah Tritunggal.

Dengan hayat ilahi sebagai sarana, kita juga dapat memperhidupkan hayat ini dalam kehidupan insani kita. Ini berarti kita dapat menempuh satu kehidupan yang melakukan kebenaran ilahi, mengasihi saudara-saudara, dan mengalahkan segala hal yang negatif.

Kita dapat melakukan kebenaran ilahi melalui tinggal di dalam persekutuan ilahi menurut pengurapan ilahi (2:27-28). Melalui tinggal ini pertama-tama kita menikmati Allah sebagai terang (1:5, 7; 2:10), dan kemudian kita menikmati Dia sebagai kasih (4:8, 16). Terang dan kasih lebih dalam daripada kebenaran dan anugerah. Terang adalah sumber kebenaran, dan kasih adalah sumber anugerah. Melalui tinggal di dalam persekutuan ilahi menurut pengurapan ilahi, kita tidak hanya menerima kebenaran dan anugerah, tetapi juga menikmati terang sebagai sumber kebenaran dan kasih sebagai sumber anugerah.

Dalam 3:1 Yohanes menyinggung tentang kelahiran ilahi dan Bapa yang melahirkan. Dari Allah Tritunggal yang tersirat dalam 2:29, di sini Bapa disebutkan secara khusus. Dia adalah sumber hayat ilahi, yang melahirkan kita kembali dengan hayat ini. Kasih Allah dinyatakan dalam hal Dia mengirim Anak-Nya mati bagi kita (4:9; Yoh.3:16), agar kita dapat memiliki hayat-Nya dan dengan demikian menjadi anak-anak-Nya (1:12-13). Allah mengutus Anak-Nya agar Dia dapat melahirkan kita. Jadi, kasih Allah adalah kasih yang melahirkan kita, kasih ini khususnya ada di dalam Bapa.

Dalam 3:1 Yohanes mengatakan, “Karena itu, dunia tidak mengenal kita, sebab dunia tidak mengenal Dia.” Kata “karena itu” dalam bahasa Yunani dapat juga diterjemahkan karena pertimbangan ini, karena alasan ini. Kita adalah anak-anak Allah berdasarkan kelahiran yang misterius oleh hayat ilahi, karena itu dunia tidak mengenal kita. Dunia tidak mengenal bahwa kita dilahirkan kembali oleh Allah; dunia tidak mengenal kita, karena dunia tidak mengenal Allah. Dunia tidak mengenal Allah, maka dunia pun tidak mengenal kelahiran ilahi kita.


Sumber: Pelajaran-Hayat 1 Yohanes, Buku 1, Berita 26

No comments: