Pembacaan Alkitab: 1 Yoh. 3:16
Doa baca: 1 Yoh. 3:16
Dengan inilah kita mengenal kasih Kristus, yaitu bahwa
Kristus telah menyerahkan nyawa-Nya untuk kita; jadi kita pun wajib menyerahkan
nyawa kita untuk saudara-saudara seiman kita.
Kita telah menjelaskan bahwa melalui
kelahiran kembali kita telah dipindahkan dari sumber, esens, unsur, dan ruang
lingkup maut ke dalam sumber, esens, unsur, dan ruang lingkup hayat. Perhatikan
urutannya: sumber, esens, unsur, dan ruang lingkup. Esens mengikuti sumber,
unsur mengikuti esens, dan ruang lingkup mengikuti unsur. Pertama-tama kita
memiliki sumber. Kemudian dari sumber datanglah esens. Esens ini membentuk satu
unsur, dan akhirnya unsur ini menjadi satu ruang lingkup. Karena itu, mengenai
hayat, kita pertama-tama memiliki sumber hayat. Dari sumber datanglah esens
hayat. Esens ini membentuk unsur hayat, dan unsur hayat ini kemudian menjadi
ruang lingkup hayat.
Kita mungkin memakai satu mata air
untuk menggambarkan perbedaan antara sumber hayat, esens hayat, unsur hayat,
dan ruang lingkup hayat. Air mengalir keluar dari mata air dan menjadi sebuah
sungai. Mata air adalah sumber. Kita dapat mengatakan bahwa H2O adalah esens
dari apa yang keluar dari mata air. Esens ini kemudian membentuk air, dan air
yang mengalir menjadi sebuah sungai. Di sini kita memiliki mata air sebagai
sumber, H2O sebagai esens, air sebagai unsur, dan sungai sebagai ruang lingkup.
Karena itu, dalam ruang lingkup sungai kita mempunyai air sebagai unsur, dan
esens dari unsur ini adalah H2O. Sumber dari ini semua adalah mata air.
Sebagai anak-anak Allah, kita telah
menerima hayat ilahi dari Allah. Allah adalah sumber, mata air, dari hayat
ilahi. Esens hayat ilahi adalah diri Allah sendiri. Sebab itu, diri Allah,
esens-Nya, adalah esens air rohani yang telah kita terima sebagai hayat ilahi.
Hayat ini juga adalah satu unsur yang olehnya dan di dalamnya kita dapat hidup.
Bila kita hidup dalam unsur hayat ilahi, hayat ilahi menjadi ruang lingkup
kehidupan kita. Sekarang kita hidup di dalam ruang lingkup hayat ilahi,
memiliki unsur hayat ilahi, dan menikmati esens hayat ilahi. Selanjutnya,
selama kita menikmati esens hayat ilahi, kita dipersatukan secara organik
kepada Allah sebagai sumber hayat ini. Inilah alasannya kita mengatakan bahwa
dengan hayat ilahi kita mempunyai sumber, esens, unsur, dan ruang lingkup.
Prinsipnya sama dengan maut. Sebelum
kita beroleh selamat dan dilahirkan kembali, kita ada di dalam sumber, esens,
unsur, dan ruang lingkup maut. Kita hidup di dalam ruang lingkup maut, memiliki
unsur maut, dan menderita esens maut. Selain itu, kita dipersatukan dengan
Iblis, sumber maut. Karena itu, sebelum kelahiran kembali, kita mengalami dan
menderita sumber, esens, unsur, dan ruang lingkup maut.
Sebelum kita beroleh selamat, kita
mengalami empat aspek maut. Sekarang, karena kita telah beroleh selamat, kita
mengalami empat aspek hayat. Meskipun kita telah memiliki semua aspek ini dalam
pengalaman kita, kita kekurangan pengetahuan untuk menganalisis aspek-aspek itu
dan kekurangan istilah untuk menggambarkan aspek-aspek itu.
Sumber:
Pelajaran-Hayat 1 Yohanes, Buku
1, Berita 28
No comments:
Post a Comment