Hitstat

26 November 2016

1 Yohanes - Minggu 14 Sabtu



Pembacaan Alkitab: 1 Yoh. 3:17-19
Doa baca: 1 Yoh. 3:19
Demikianlah kita ketahui bahwa kita berasal dari kebenaran dan boleh menenangkan hati kita di hadapan Allah.


Yohanes mengatakan bahwa kita tidak boleh mengasihi saudara hanya dengan perkataan atau dengan lidah saja, jangan hanya mengatakan kepada kaum beriman bahwa kita mengasihi mereka (ay. 17-18). Ini bukanlah mengasihi dalam kebenaran, mengasihi dalam realitas. Mengasihi kaum beriman dalam kebenaran atau realitas berarti mengasihi mereka dalam realitas ilahi yang menjadi kebajikan kita, sesuatu yang jujur, setia, tulus, dan riil. Kita harus mengasihi saudara secara demikian. Tentu saja, kasih dalam kebenaran semacam ini termasuk satu kasih yang menyuplai orang yang memerlukan dengan materi atau uang bila perlu. Jangan mengasihi saudara dengan kata-kata yang sia-sia, kita harus mengasihi mereka dalam kebenaran dan bahkan dengan harta duniawi kita.

Dalam surat ini Yohanes menyajikan hal-hal yang dalam, ilahi, dan misterius. Semua hal ini berhubungan dengan hayat ilahi. Akan tetapi, orang-orang Kristen sering membicarakan hayat Allah atau hayat kekal dengan satu pengertian yang sangat terbatas. Mereka tidak mengerti hayat ilahi secara mendalam, kaya, dan besar. Beberapa orang beriman bahkan tidak menyadari bahwa hayat kekal adalah satu perkara yang organik. Mereka menganggap hayat kekal sebagai satu berkat kekal atau sebagai kehidupan abadi yang akan kita nikmati dalam kekekalan. Namun, walaupun kita mempunyai satu pengertian yang benar tentang hayat kekal sebagai sesuatu yang organik, pengertian kita tentang hal ini masih sangat dangkal.

Kita telah nampak bahwa dalam ayat 19 kebenaran atau realitas mengacu kepada realitas hayat ilahi yang kita terima dari kelahiran ilahi. Karena itu, realitas ini meliputi hayat ilahi dan kelahiran ilahi. Sekarang karena kita telah menerima hayat ilahi, kita dapat mengasihi saudara dengan kasih ilahi. Di sini kita mempunyai kelahiran ilahi, hayat ilahi, dan kasih ilahi. Dengan ini kita nampak bahwa mengasihi saudara bukanlah satu perkara yang dangkal atau sederhana. Sebaliknya, kasih kita untuk saudara adalah hasil dari kelahiran ilahi dan hayat ilahi.

Karena kita telah menerima hayat ilahi melalui kelahiran ilahi, maka kita mempunyai kasih ilahi yang dengannya kita mengasihi saudara. Kita dapat mengatakan bahwa kita mempunyai modal rohani yang diperlukan untuk mengasihi saudara. Hayat ilahi adalah kemampuan kita untuk mengasihi saudara. Kita mampu mengasihi saudara karena kita telah dilahirkan dari Allah. Melalui kelahiran ilahi, kita telah menerima hayat ilahi dan esens dari hayat ini adalah kasih. Karena itu, kita dapat mengasihi saudara dengan kasih ilahi.

Jika kita mengasihi saudara dalam ketulusan hati, yang adalah hasil dari kenikmatan kita atas Allah sebagai realitas, ini akan menjadi bukti bahwa kita ada di dalam realitas ilahi. Ini akan menjadi satu penegasan tentang fakta bahwa kita ada di dalam realitas hayat ilahi, yang telah kita terima melalui kelahiran ilahi. Dengan mengasihi saudara dengan kasih ilahi, kita tahu bahwa kita berasal dari realitas ilahi.


Sumber: Pelajaran-Hayat 1 Yohanes, Buku 1, Berita 28

No comments: