Hitstat

19 November 2016

1 Yohanes - Minggu 13 Sabtu



Pembacaan Alkitab: 1 Yoh. 3:9-10
Doa baca: 1 Yoh. 3:10
Inilah tandanya anak-anak Allah dan anak-anak Iblis: Setiap orang yang tidak melakukan kebenaran, tidak berasal dari Allah, demikian juga siapa saja yang tidak mengasihi saudara seimannya.

Penyebab seorang anak Allah tidak berbuat dosa adalah “benih ilahi tetap tinggal di dalam dia dan dia tidak dapat berbuat dosa, karena dia lahir dari Allah” (ay. 9). Benih di sini menyatakan hayat Allah yang kita terima dari Allah ketika kita dilahirkan dari Dia. Hayat ini adalah benih ilahi, tinggal dalam setiap orang beriman yang dilahirkan kembali. Jadi, orang sedemikian tidak berbuat dosa dan tidak dapat berdosa. Kata-kata “tidak dapat berbuat dosa” dalam ayat ini berarti tidak dapat terbiasa hidup di dalam dosa. Orang beriman yang dilahirkan kembali adakalanya bisa jatuh ke dalam dosa, tetapi hayat ilahi sebagai benih ilahi dalam sifatnya yang sudah dilahirkan kembali, tidak akan membiarkan dia hidup di dalam dosa. Ini sama dengan seekor domba, yang mungkin saja jatuh ke dalam lumpur, tetapi hayatnya tidak akan membiarkannya tetap tinggal dan berkubang di dalam lumpur seperti yang dilakukan babi.

Ayat 9 membicarakan tentang kebiasaan hidup anak-anak Allah. Sebagai anak-anak Allah, kita mempunyai hayat ilahi, satu hayat yang tidak berdosa. Karena itu, bila kita hidup oleh hayat ini, kita tidak berbuat dosa. Tetapi mengapa kita adakalanya masih berdosa? Jawaban pertanyaan ini adalah karena tubuh kita masih di dalam ciptaan lama. Tubuh kita bukan hanya tubuh yang diciptakan oleh Allah, tetapi juga tubuh yang telah menjadi daging karena telah diracuni dan dirusak oleh Iblis melalui dosa. Kita masih mempunyai dosa di dalam daging kita. Jika kita hidup oleh roh, yaitu jika kita hidup oleh hayat ilahi di dalam roh kita, kita tidak akan berdosa. Tetapi jika tidak hidup di dalam roh, sebaliknya kita hidup di dalam daging atau melakukan sesuatu menurut daging, kita mungkin berbuat dosa.

Kita mempunyai dua sifat di dalam kita: sifat yang jatuh di dalam daging dan sifat yang baru dari hayat ilahi di dalam roh kita. Jika kita berjaga-jaga, bersekutu dengan Tuhan dan hidup di dalam roh kita oleh hayat ilahi, kita tidak akan berdosa. Tetapi jika kita ceroboh, bergerak, dan bertindak di dalam daging, akan ada banyak kesempatan bagi kita untuk berdosa, karena sifat dosa masih di dalam kita.

Dalam 3:10a Yohanes mengatakan, “Inilah tandanya anak-anak Allah dan anak-anak Iblis”. Ini mengacu kepada berbuat dosa atau tidak berbuat dosa, yaitu hidup di dalam dosa atau tidak hidup di dalam dosa. Ini bukan perkara tingkah laku, melainkan anak siapakah kita anak Allah atau anak Iblis. Jadi, ini adalah soal hayat dan sifat. Manusia, sebagai keturunan Adam yang telah jatuh, terlahir sebagai anak-anak Iblis, si jahat (Yoh. 8:44), dan memiliki hayatnya, berbagian dalam sifatnnya, dengan sendirinya terbiasa hidup dalam dosa. Melakukan dosa adalah kehidupan mereka. Namun kaum beriman, yang ditebus dari keadaan mereka yang jatuh dan dilahirkan kembali dalam roh mereka adalah anak-anak Allah, memiliki hayatNya, berbagian dalam sifatNya, dan tidak hidup di dalam dosa. Melakukan kebenaran adalah kehidupan mereka. Entah seseorang adalah anak Allah atau anak Iblis, ternyata dari apa yang dia praktekkan, kebenaran atau dosa. Orang beriman yang dilahirkan kembali mungkin saja berbuat dosa, dan orang yang belum beroleh selamat mungkin saja berbuat kebenaran; keduanya adalah tingkah laku luaran mereka, bukan kehidupan luaran mereka, dan karena itu tidak menyatakan apa adanya mereka dalam hayat dan sifat batin mereka.


Sumber: Pelajaran-Hayat 1 Yohanes, Buku 1, Berita 26

No comments: