Pembacaan Alkitab: 1 Yoh. 3:14
Doa baca: 1 Yoh. 3:14
Kita tahu bahwa kita sudah berpindah dari dalam maut
ke dalam hidup, yaitu karena kita mengasihi saudara seiman kita. Siapa yang
tidak mengasihi, ia tetap di dalam maut.
Maut berasal dari Iblis, musuh Allah,
Satan, yang dilambangkan dengan pohon pengetahuan tentang yang baik dan jahat,
yang mendatangkan maut. Hayat berasal dari Allah (sumber hayat), yang
dilambangkan dengan pohon hayat, yang menghasilkan hayat (Kej. 2:9, 16-17).
Maut dan hayat bukan hanya membedakan dua sumber, Iblis dan Allah; juga
merupakan dua esens, dua unsur, dan dua ruang lingkup. Pindah dari maut ke
dalam hayat adalah pindah dari sumber, esens, unsur, dan ruang lingkup maut ke
dalam sumber, esens, unsur, dan ruang lingkup hayat. Ini terjadi di dalam kita
pada saat kita dilahirkan kembali. Kita mengenal hal ini, memiliki kesadaran
batiniah mengenai hal ini, karena kita mengasihi saudara. Kasih (kasih Allah)
terhadap saudara adalah bukti yang kuat dari hal ini. Percaya kepada Tuhan
adalah jalan untuk pindah dari maut ke dalam hayat; kasih terhadap saudara
adalah bukti bahwa kita sudah pindah dari maut ke dalam hayat. Percaya adalah
menerima hayat kekal; mengasihi adalah hidup berdasarkan hayat kekal dan
mengekspresikannya.
Tidak mengasihi saudara adalah bukti
bahwa seseorang tidak hidup dalam esens dan unsur kasih ilahi dan tidak menetap
dalam ruang lingkup kasih itu, sebaliknya hidup dalam esens dan unsur kematian
setani dan tinggal dalam ruang lingkupnya.
Ketika kita bertobat dari dosa-dosa
kita dan percaya kepada Tuhan Yesus, kita beroleh selamat. Saat itu pula kita
dilahirkan kembali. Dilahirkan kembali sebenarnya berarti menerima pohon hayat,
yang darinya umat manusia terputus karena kejatuhan Adam. Ketika Adam makan
buah pohon pengetahuan, dia menerima maut ke dalam dirinya dan kehilangan
kesempatan untuk menerima pohon hayat. Tetapi kesempatan menerima pohon hayat telah
dipulihkan melalui penebusan Kristus. Pada saat kita bertobat dan percaya
kepada Tuhan Yesus, kesempatan itu terbuka bagi kita. Melalui bertobat dan
percaya, dengan spontan kita menerima hayat ilahi ke dalam kita, dan pada saat
itu juga kita dipindahkan dari maut ke dalam hidup.
Sebagai orang yang telah beroleh
selamat dan dilahirkan kembali, kita juga dapat bersaksi bahwa kita ingin
mengasihi orang lain. Sebagai orang yang telah dilahirkan dari Allah, kita
ingin membantu orang-orang dan mengasihi mereka. Ketika kita mengasihi orang
lain, kita merasa bahagia. Tetapi kita mungkin merasa sedih bila kita
kehilangan kesempatan untuk menolong seseorang atau memperlihatkan kasih kita
kepadanya.
Kasih adalah sifat hayat ilahi yang
telah kita terima. Karena esens Allah adalah kasih, hayat Allah mempunyai sifat
kasih. Kasih adalah esens sifat Allah. Bila kita memiliki Dia sebagai hayat
ilahi kita, kita mempunyai sifat hayat ini, yang adalah kasih. Kita,
orang-orang Kristen, anak-anak Allah, mempunyai satu kehidupan yang ingin hidup
dengan benar terhadap setiap orang dan setiap perkara dan juga ingin mengasihi
orang lain. Kita mempunyai satu keinginan semacam ini karena sifat ilahi di
dalam kita. Seperti yang telah kita jelaskan, jika seseorang tidak hidup dalam
satu cara yang benar terhadap setiap orang, setiap perkara, dan tidak menempuh
satu kehidupan yang mengasihi orang lain, ada satu pertanyaan serius: Benarkah
orang ini telah menerima hayat ilahi?
Sumber:
Pelajaran-Hayat 1 Yohanes, Buku
1, Berita 27
No comments:
Post a Comment