Hitstat

24 November 2016

1 Yohanes - Minggu 14 Kamis



Pembacaan Alkitab: 1 Yoh. 3:14
Doa baca: 1 Yoh. 3:14
Kita tahu bahwa kita sudah berpindah dari dalam maut ke dalam hidup, yaitu karena kita mengasihi saudara seiman kita. Siapa yang tidak mengasihi, ia tetap di dalam maut.


Kita perlu meninjau lebih jauh sumber, esens, unsur, dan ruang lingkup maut dan hayat. Apakah perbedaan antara esens hayat dengan unsur hayat, dan apakah perbedaan antara unsur hayat dengan ruang lingkup hayat? Kita perlu mengerti perbedaan antara hal-hal ini.

Mungkin cara yang terbaik untuk menjelaskan perbedaan antara sumber, esens, unsur, dan ruang lingkup hayat dan maut adalah memakai ilustrasi berikut. Seandainya suatu minuman dibuat dari tiga unsur: susu, teh, dan gula. Setiap unsur memiliki esensnya sendiri. Ini berarti teh ada esensnya, substansi teh. Demikian juga, susu dan gula masing-masing memiliki esens atau substansi yang berbeda. Kita tidak mengatakan bahwa minuman ini dibuat dari tiga substansi, tetapi kami katakan bahwa minuman itu dibuat dari tiga unsur dan di dalam unsur-unsur ini ada tiga esens atau substansi yang berbeda.

Ketika kita beroleh selamat, kita menerima lebih dari satu unsur dari Allah. Kita menerima hayat, kita juga menerima kebenaran. Hayat dan kebenaran disebutkan dalam Roma 5. Unsur-unsur apakah yang kita miliki sebelum kita beroleh selamat? Sebelum kita beroleh selamat, kita bersatu dengan Iblis, dan kita memiliki unsur-unsur dosa dan maut. Tetapi ketika kita beroleh selamat, kita menerima kebenaran (yang berlawanan dengan dosa) dan hayat (yang berlawanan dengan maut).

Baik pada segi negatif maupun segi positifnya, kita memiliki dua unsur. Pada segi negatif, kita memiliki dosa dan maut; pada segi positif, kita mempunyai kebenaran dan hayat. Dalam keempat unsur ini masing-masing ada semacam esens. Esens hayat dan esens kebenaran adalah satu macam, dan esens dosa dan esens maut adalah macam yang lain.

Marilah sekarang kita menerapkan hal-hal ini pada pengalaman kita. Ketika kita berada di dalam unsur maut, kita mengalami esens, substansi maut. Sekali lagi, kita dapat memakai teh sebagai satu ilustrasi. Ketika kita minum teh, apa yang kita minum bukanlah unsur teh; kita minum esens teh. Ketika kita menerima Tuhan Yesus pada saat kita beroleh selamat dan dilahirkan kembali, kita menerima dua unsur. Akan tetapi, kita tidak seharusnya mengatakan bahwa kita menerima dua esens. Pada kelahiran kembali kita menerima unsur-unsur hayat dan kebenaran, dan sekarang kita hidup di dalam unsur-unsur ini. Tetapi tidaklah tepat mengatakan bahwa kita menerima dua esens dan kita sekarang hidup di dalam esens-esens ini. Setelah menerima unsur-unsur hayat dan kebenaran, kita sekarang menikmati dan mengalami esens dari unsur-unsur ini. Kita telah menerima unsur kebenaran, dan sekarang kita menikmati esens dari unsur ini. Demikian juga, kita telah menerima unsur hayat, dan sekarang kita mengalami esens dari unsur ini. Sebelum kita dilahirkan kembali, kita di dalam unsur dosa dan maut, dan kita menderita akibat pekerjaan esens dosa dan esens maut di dalam kita. Perkataan yang singkat ini dapat membantu kita mengetahui bagaimana menerapkan esens dan unsur kebenaran dan hayat.


Sumber: Pelajaran-Hayat 1 Yohanes, Buku 1, Berita 28

No comments: