Hitstat

08 December 2016

1 Yohanes - Minggu 16 Kamis



Pembacaan Alkitab: Yoh. 8:29
Doa baca: Yoh. 8:29
Ia, yang telah mengutus Aku, menyertai Aku. Ia tidak membiarkan Aku sendiri, sebab Aku senantiasa melakukan apa yang berkenan kepada-Nya.


Beban kita dalam pemulihan Tuhan adalah melayankan Allah Tritunggal sebagai hayat dan segala sesuatu bagi kita sehingga kita dapat menikmati segala apa adanya Dia. Mengenai ini, kita berdiri di atas bahu guru-guru besar Alkitab yang sebelum kita. Kita banyak belajar dari pengalaman-pengalaman orang lain. Kita telah mempelajari sejarah gereja, biografi-biografi, dan tulisan-tulisan yang terpenting dari guru-guru besar sejak abad permulaan sampai sekarang. Semua itu sangat membantu kita. Tentu saja, kita juga telah mempelajari Alkitab sendiri. Karena itu, kita benar-benar tahu di mana kita, dan kita mempunyai jaminan mengenai ketepatan dari apa pun yang telah Tuhan pimpin untuk kita katakan dalam ministri.

Sebagai hasil dari pengalaman dan belajar selama bertahun-tahun, kita telah melihat bahwa menurut seluruh wahyu dalam Alkitab, maksud Allah adalah menggarapkan diri-Nya sendiri ke dalam kita sehingga Dia dapat menjadi hayat kita, kita dapat hidup oleh Dia, menjadi ekspresi-Nya. Inilah maksud Allah. Agar Allah dapat mencapai maksud ini, Dia harus menjadi tritunggal. Tanpa menjadi tritunggal, yaitu tanpa menjadi Bapa, Anak (Putra), dan Roh, Allah tidak akan mempunyai jalan untuk menggarapkan diri-Nya ke dalam kita. Untuk menggarapkan diri-Nya ke dalam kita, Allah pertama-tama harus memberikan diri-Nya sendiri kepada kita, menyalurkan diri-Nya ke dalam kita. Jika Dia tidak dapat melakukan ini, Dia tidak dapat menggarapkan diri-Nya ke dalam kita menjadi hayat kita. Tidaklah mungkin Allah Tritunggal menjadi hayat kita jika Dia tetap sebagai Yang di luar kita, yang kita percayai, kita sembah, dan yang baginya kita bekerja. Agar Allah dapat menjadi hayat kita, Dia harus menyalurkan diri-Nya ke dalam kita, dan agar penyaluran ini dapat terlaksana, Allah harus menjadi Bapa, Putra, dan Roh.

Allah menciptakan manusia menurut gambar-Nya untuk menyalurkan diri-Nya ke dalam manusia, sehingga manusia dapat menjadi ekspresi-Nya. Tujuan Allah dalam menciptakan manusia adalah agar manusia dapat menjadi wadah-Nya, menikmati Dia sebagai hayat untuk mengekspresikan Dia. Akan tetapi, manusia jatuh. Setelah manusia jatuh, Allah sendiri menjadi seorang manusia. Yang menjadi manusia adalah Allah Putra, bukan Allah Bapa, atau Allah Roh. Namun, Putra datang dalam nama Bapa dan bersama Bapa. Banyak orang Kristen hanya menekankan Putra datang dan mengabaikan fakta bahwa Putra datang dalam nama Bapa dan bersama Bapa. Beberapa ahli teologi bahkan mengatakan bahwa ketika Putra Allah datang, Bapa ditinggal di surga. Berkebalikan dengan konsepsi alamiah, manusiawi ini, Perjanjian Baru mewahyukan bahwa ketika Putra datang, Dia tidak pernah meninggalkan Bapa. Tuhan Yesus dengan jelas mengatakan bahwa Dia tidak sendirian, karena Bapa bersama Dia. Dalam Yohanes 8:29 Dia mengatakan, “Ia, yang telah mengutus Aku, menyertai Aku. Ia tidak membiarkan Aku sendiri.” Dalam Yohanes 16:32 Tuhan berkata, “Lihat, saatnya akan datang, bahkan sudah datang, ketika kamu akan diceraiberaikan masing-masing ke tempatnya sendiri dan kamu meninggalkan Aku seorang diri. Namun Aku tidak seorang diri, sebab Bapa menyertai Aku.” Selama hidupnya di bumi, Bapa bersama Dia. Sebab itu, ketika Putra datang menjadi seorang manusia, Dia hidup sebagai seorang manusia dalam nama Bapa dan bersama Bapa.


Sumber: Pelajaran-Hayat 1 Yohanes, Buku 1, Berita 32

No comments: