Pembacaan Alkitab: 1 Yoh. 4:16-17
Doa baca: 1 Yoh. 4:17
Dalam hal inilah kasih Allah sempurna di dalam kita,
yaitu kalau kita mempunyai keberanian percaya pada hari penghakiman, karena
sama seperti Dia, kita juga ada di dalam dunia ini.
Dalam 4:16 Yohanes mengatakan, “Kita
telah mengenal dan telah percaya akan kasih Allah kepada kita. Allah adalah
kasih, dan siapa yang tetap berada di dalam kasih, ia tetap berada di dalam
Allah dan Allah di dalam dia.” Di sini Yohanes mengatakan bahwa kita telah mengenal
dan mempercayai kasih Allah kepada kita. Kasih ini adalah kasih Allah dalam
mengutus Putra-Nya menjadi Juruselamat kita (4:14).
Fakta bahwa kita mengenal dan
kemudian percaya menunjukkan bahwa mula-mula kita mengalami dan menikmati, dan
kemudian kita percaya. Jika kita tidak mempunyai banyak pengalaman dan kenikmatan atas kasih
Allah, kita tidak akan dapat mempercayai kasih ini. Namun setelah kita
menikmati dan mengalaminya, kita benar-benar percaya kasih Allah di atas diri
kita.
Tinggal di dalam kasih adalah
menempuh kehidupan dengan kebiasaan mengasihi orang lain dengan kasih yang
adalah diri Allah, agar Dia dapat diekspresikan atas diri kita. Tinggal di
dalam Allah adalah menempuh kehidupan dengan diri Allah sebagai isi batin kita
dan ekspresi lahir kita, agar kita mutlak satu dengan Dia. Allah tinggal di
dalam kita sebagai hayat kita secara batiniah dan sebagai kehidupan kita secara
lahiriah. Dengan demikian, Dia dapat bersatu dengan kita secara riil.
Dalam ayat 16 ini
kita melihat bahwa ada satu kesatuan yang organik antara
kita dengan Allah. Kesatuan organik ini dinyatakan oleh kata “di dalam”.
Yohanes mengatakan bahwa siapa saja tinggal di dalam kasih, tinggal di dalam
Allah. Ini berarti
kasih yang di dalamnya kita tinggal adalah Allah sendiri. Ini menunjukkan bahwa
kasih kita terhadap orang lain seharusnya adalah Allah sendiri. Jika kita
tinggal di dalam kasih yang adalah Allah sendiri, kita tinggal di dalam Allah,
dan Allah tinggal di dalam kita.
Dalam ayat 17 Yohanes berbicara
tentang kasih Allah sempurna di dalam kita. Kata “sempurna” adalah terjemahan
dari bahasa Yunani teleioo, berarti
melengkapkan, menggenapkan, menyelesaikan. Dalam diri Allah, kasih Allah itu
sendiri sudah sempurna dan lengkap. Namun dalam diri kita, kasih Allah itu perlu
disempurnakan. Agar kasih Allah sempurna di dalam kita, kita perlu mengalami
kasih ini. Dalam pengalaman kita kasih Allah disempurnakan.
Dalam 1 Yohanes 4:17 keberanian
ditujukan kepada perihal kita menghadapi penghakiman pada takhta penghakiman
Kristus (2 Kor. 5:10) ketika Dia kembali (1 Kor. 3:13; 4:5; 2 Tim. 4:8).
Penghakiman pada takhta penghakiman Kristus bukanlah untuk kebinasaan kekal
atau keselamatan kekal, melainkan untuk pahala atau hukuman. Jika kita
mengasihi saudara dengan Allah sebagai kasih, kita akan mempunyai keberanian
pada hari Kristus menghakimi kaum berimanNya pada takhta penghakiman-Nya.
Sumber:
Pelajaran-Hayat 1 Yohanes, Buku
1, Berita 35
No comments:
Post a Comment