Pembacaan Alkitab: 1 Yoh. 4:18—5:3
Doa baca: 1 Yoh. 5:2
Dengan inilah kita ketahui bahwa kita mengasihi
anak-anak Allah, yaitu apabila kita mengasihi Allah serta melakukan
perintah-perintah-Nya.
Dalam ayat 18 Yohanes selanjutnya
mengatakan, “Di dalam kasih tidak ada ketakutan: Kasih yang sempurna
melenyapkan ketakutan; sebab ketakutan mengandung hukuman dan siapa yang takut,
ia tidak sempurna di dalam kasih.” “Kasih” mengacu kepada kasih yang
disempurnakan yang disebutkan dalam ayat sebelumnya, kasih Allah yang dengannya
kita mengasihi orang lain. Kasih yang sempurna adalah kasih yang telah
disempurnakan dalam kita melalui perbuatan kita mengasihi orang lain dengan
kasih Allah. Kasih semacam ini melenyapkan ketakutan dan tidak takut dihukum
oleh Tuhan pada kedatanganNya kembali (Luk. 12:46-47).
Pertama-tama, Yohanes mengatakan dalam
4:12 dan 17 bahwa kasih Allah perlu disempurnakan di dalam kita. Kemudian dalam
4:18 dia berbicara tentang disempurnakan di dalam kasih. Ini menunjukkan bahwa
kita dan kasih ilahi berbaur. Ketika kasih disempurnakan di dalam kita, kita
disempurnakan di dalam kasih, karena kita menjadi kasih itu, dan kasih itu
menjadi kita.
Allah lebih dulu mengasihi kita, Dia
menginfus kita dengan kasih-Nya, bahkan menghasilkan kasih dalam diri kita. Dengan kasih inilah
kita mengasihi Dia dan saudara (ayat 20). Siapa saja yang terbiasa membenci
saudara, pasti tidak tinggal di dalam kasih ilahi atau di dalam terang ilahi
(2:9-11). Bila kita tinggal di dalam Tuhan, kita tinggal di dalam kasih ilahi
dan terang ilahi, kita tidak akan membenci saudara, melainkan terbiasa mengasihi
mereka, memperhidupkan hayat ilahi dalam terang ilahi dan kasih ilahi.
Dalam 1 Yohanes 5:1 kita
mempunyai satu petunjuk bahwa kasih persaudaraan sebenarnya adalah sebuah kasih
segi tiga, yaitu kasih yang mencakup tiga belah pihak. Sebagai seorang anak
Allah yang dilahirkan dari Dia, kita pasti mengasihi Bapa kita, Yang telah
melahirkan kita. Lalu menurut 5:1, jika kita mengasihi Bapa yang melahirkan,
kita juga akan mengasihi siapa saja yang telah dilahirkan dari Dia. Di sini ada
sebuah kasih segi tiga, sebuah kasih yang mencakup Allah, diri kita sendiri,
dan yang dilahirkan dari Allah. Kasih segitiga ini ada dalam kesatuan yang
organik dengan Allah yang adalah kasih.
Dalam 5:2 Yohanes berbicara tentang
melakukan perintah-perintah Tuhan. Kata “melakukan” di sini dalam bahasa
Yunaninya adalah poieo, satu kata
yang menunjukkan melakukan sesuatu secara terbiasa dan terus-menerus dengan
tinggal di dalam hal-hal itu. Sebab itu, kata ini digunakan dalam surat ini
dalam arti melaksanakan. Kata ini digunakan dalam 1 Yohanes 1:6; 2:17, 29; 3:4
(dua kali), 7-10, 22; dan di sini dalam 5:2.
Dalam 5:3 Yohanes mengatakan bahwa
kasih kepada Allah adalah kita menuruti perintah-perintah-Nya, perintah-perintah-Nya itu tidak berat.
Menuruti perintah-perintah Allah menyusun kasih kita terhadap-Nya dan merupakan bukti
bahwa kita mengasihi Dia. Bagi hayat ilahi dengan kemampuannya,
perintah-perintah Allah tidaklah berat.
Sumber:
Pelajaran-Hayat 1 Yohanes, Buku
1, Berita 35
No comments:
Post a Comment