Hitstat

20 December 2016

1 Yohanes - Minggu 18 Selasa



Pembacaan Alkitab: 1 Yoh. 4:18—5:3
Doa baca: 1 Yoh. 5:2
Dengan inilah kita ketahui bahwa kita mengasihi anak-anak Allah, yaitu apabila kita mengasihi Allah serta melakukan perintah-perintah-Nya.


Dalam ayat 18 Yohanes selanjutnya mengatakan, “Di dalam kasih tidak ada ketakutan: Kasih yang sempurna melenyapkan ketakutan; sebab ketakutan mengandung hukuman dan siapa yang takut, ia tidak sempurna di dalam kasih.” “Kasih” mengacu kepada kasih yang disempurnakan yang disebutkan dalam ayat sebelumnya, kasih Allah yang dengannya kita mengasihi orang lain. Kasih yang sempurna adalah kasih yang telah disempurnakan dalam kita melalui perbuatan kita mengasihi orang lain dengan kasih Allah. Kasih semacam ini melenyapkan ketakutan dan tidak takut dihukum oleh Tuhan pada kedatanganNya kembali (Luk. 12:46-47).

Pertama-tama, Yohanes mengatakan dalam 4:12 dan 17 bahwa kasih Allah perlu disempurnakan di dalam kita. Kemudian dalam 4:18 dia berbicara tentang disempurnakan di dalam kasih. Ini menunjukkan bahwa kita dan kasih ilahi berbaur. Ketika kasih disempurnakan di dalam kita, kita disempurnakan di dalam kasih, karena kita menjadi kasih itu, dan kasih itu menjadi kita.

Allah lebih dulu mengasihi kita, Dia menginfus kita dengan kasih-Nya, bahkan menghasilkan kasih dalam diri kita. Dengan kasih inilah kita mengasihi Dia dan saudara (ayat 20). Siapa saja yang terbiasa membenci saudara, pasti tidak tinggal di dalam kasih ilahi atau di dalam terang ilahi (2:9-11). Bila kita tinggal di dalam Tuhan, kita tinggal di dalam kasih ilahi dan terang ilahi, kita tidak akan membenci saudara, melainkan terbiasa mengasihi mereka, memperhidupkan hayat ilahi dalam terang ilahi dan kasih ilahi.

Dalam 1 Yohanes 5:1 kita mempunyai satu petunjuk bahwa kasih persaudaraan sebenarnya adalah sebuah kasih segi tiga, yaitu kasih yang mencakup tiga belah pihak. Sebagai seorang anak Allah yang dilahirkan dari Dia, kita pasti mengasihi Bapa kita, Yang telah melahirkan kita. Lalu menurut 5:1, jika kita mengasihi Bapa yang melahirkan, kita juga akan mengasihi siapa saja yang telah dilahirkan dari Dia. Di sini ada sebuah kasih segi tiga, sebuah kasih yang mencakup Allah, diri kita sendiri, dan yang dilahirkan dari Allah. Kasih segitiga ini ada dalam kesatuan yang organik dengan Allah yang adalah kasih.

Dalam 5:2 Yohanes berbicara tentang melakukan perintah-perintah Tuhan. Kata “melakukan” di sini dalam bahasa Yunaninya adalah poieo, satu kata yang menunjukkan melakukan sesuatu secara terbiasa dan terus-menerus dengan tinggal di dalam hal-hal itu. Sebab itu, kata ini digunakan dalam surat ini dalam arti melaksanakan. Kata ini digunakan dalam 1 Yohanes 1:6; 2:17, 29; 3:4 (dua kali), 7-10, 22; dan di sini dalam 5:2.

Dalam 5:3 Yohanes mengatakan bahwa kasih kepada Allah adalah kita menuruti perintah-perintah-Nya, perintah-perintah-Nya itu tidak berat. Menuruti perintah-perintah Allah menyusun kasih kita terhadap-Nya dan merupakan bukti bahwa kita mengasihi Dia. Bagi hayat ilahi dengan kemampuannya, perintah-perintah Allah tidaklah berat.


Sumber: Pelajaran-Hayat 1 Yohanes, Buku 1, Berita 35

No comments: