Hitstat

28 December 2016

1 Yohanes - Minggu 19 Rabu



Pembacaan Alkitab: 1 Yoh. 5:16
Doa baca: 1 Yoh. 5:16
Kalau seseorang melihat saudara seimannya berbuat dosa, yaitu dosa yang tidak mendatangkan maut, hendaklah ia berdoa kepada Allah dan Dia akan memberikan hidup kepadanya, yaitu mereka yang berbuat dosa yang tidak mendatangkan maut. Ada dosa yang mendatangkan maut: Tentang itu tidak kukatakan bahwa ia harus berdoa.


Dalam ayat 16 Yohanes mengatakan bahwa jika seseorang melihat saudaranya, yaitu orang yang karib dengannya di dalam Tuhan, melakukan satu dosa yang tidak mendatangkan maut, dia harus berdoa bagi orang itu. Kata “berdoa” di sini tentunya doa yang dipanjatkan ketika kita berada dalam persekutuan dengan Allah.

Tidak diragukan, “hendaklah ia berdoa” mengacu kepada orang yang melihat saudaranya melakukan satu dosa yang tidak mendatangkan maut. Tetapi kepada siapa “dia akan memberikan hayat” mengacu? Sesungguhnya, “dia” mengacu kepada orang yang sama, yaitu kepada orang yang melihat saudaranya berdosa dan yang berdoa bagi dia.

Butir yang penting di sini adalah jika kita ingin berdoa bagi seorang saudara menurut apa yang dilukiskan dalam ayat 16, kita perlu bersatu dengan Tuhan. Kita harus tinggal di dalam Tuhan dan berdoa di dalam satu roh dengan Dia. Karena kita bersatu dengan Tuhan, kita dapat menjadi sarana, saluran, yang melaluinya Roh pemberi hayat Allah dapat menyalurkan hayat kepada orang yang kita doakan. Pemberian hayat ini terjadi dalam persekutuan hayat ilahi.

Mengenai “dosa yang mendatangkan maut”, guru-guru Alitab memiliki berbagai penafsiran. Ada yang mengatakan bahwa ini mengacu kepada dosa antikristus yang menyangkal Yesus adalah Kristus (2:22), dosa ini membuat mereka selamanya dalam kematian. Tetapi, menurut konteks ayat ini, dosa yang mendatangkan maut berhubungan dengan seorang saudara yang berdosa, bukan antikristus atau orang yang tidak percaya. Karena bagian ini, 1 Yohanes 5:14-17, berhubungan dengan doa dalam persekutuan hayat kekal yang dibahas dalam 1 Yohanes 1:3-2:11, maka apa saja yang dibahasnya pasti berhubungan dengan perkara persekutuan hayat ilahi. Dalam persekutuan hayat ilahi, ada penanggulangan pemerintahan Allah berdasarkan keadaan rohani setiap anak-Nya. Dalam penanggulangan pemerintahan Allah, beberapa anak-Nya mungkin ditentukan untuk mengalami kematian jasmani dalam zaman ini karena suatu dosa, dan yang lain mungkin ditentukan untuk mengalami kematian jasmani karena dosa yang lain. Keadaannya sama seperti keadaan yang dialami oleh Ananias dan istrinya, Safira, yang ditanggulangi dengan kematian jasmani karena mereka men-dustai Roh Kudus (Kis. 5:1-11). Ini dilambangkan oleh penanggulangan Allah terhadap bani Israel di padang gurun (1 Kor. 10:5-11). Semua orang Israel, selain Kaleb dan Yosua, dihakimi oleh Allah dengan kematian jasmani karena dosa tertentu. Penghukuman penanggulangan pemerintahan Allah terhadap anak-anak-Nya sama sekali tidak berhubungan dengan kebinasaan kekal; ini adalah penanggulangan sezaman berdasarkan pemerintahan ilahi, penanggulangan yang berhubungan dengan persekutuan kita dengan Allah dan dengan satu sama lain. Dapat tidaknya suatu dosa mendatangkan maut tergantung pada penghakiman Allah berdasarkan kedudukan dan keadaan kaum beriman yang melakukan dosa itu dalam rumah Allah. Bagaimanapun, berbuat dosa adalah suatu perkara yang serius bagi anak-anak Allah. Allah mungkin menghakiminya dengan kematian jasmani dalam zaman ini! Rasul tidak mengatakan bahwa kita seharusnya mengajukan permohonan mengenai dosa yang mendatangkan maut.


Sumber: Pelajaran-Hayat 1 Yohanes, Buku 1, Berita 37

No comments: