Pembacaan Alkitab: 1 Yoh. 5:16
Doa baca: 1 Yoh. 5:16
Kalau seseorang melihat saudara seimannya berbuat
dosa, yaitu dosa yang tidak mendatangkan maut, hendaklah ia berdoa kepada Allah
dan Dia akan memberikan hidup kepadanya, yaitu mereka yang berbuat dosa yang
tidak mendatangkan maut. Ada dosa yang mendatangkan maut: Tentang itu tidak
kukatakan bahwa ia harus berdoa.
Dalam ayat 16 Yohanes mengatakan bahwa
jika seseorang melihat saudaranya, yaitu orang yang karib dengannya di dalam
Tuhan, melakukan satu dosa yang tidak mendatangkan maut, dia harus berdoa bagi
orang itu. Kata “berdoa” di sini tentunya doa yang dipanjatkan ketika kita
berada dalam persekutuan dengan Allah.
Tidak diragukan, “hendaklah ia
berdoa” mengacu kepada orang yang melihat saudaranya melakukan satu dosa yang
tidak mendatangkan maut. Tetapi kepada siapa “dia akan memberikan hayat”
mengacu? Sesungguhnya, “dia” mengacu kepada orang yang sama, yaitu kepada orang
yang melihat saudaranya berdosa dan yang berdoa bagi dia.
Butir yang penting di sini adalah
jika kita ingin berdoa bagi seorang saudara menurut apa yang dilukiskan dalam
ayat 16, kita perlu bersatu dengan Tuhan. Kita harus tinggal di dalam Tuhan dan
berdoa di dalam satu roh dengan Dia. Karena kita bersatu dengan Tuhan, kita
dapat menjadi sarana, saluran, yang melaluinya Roh pemberi hayat Allah dapat
menyalurkan hayat kepada orang yang kita doakan. Pemberian hayat ini terjadi
dalam persekutuan hayat ilahi.
Mengenai “dosa yang mendatangkan
maut”, guru-guru Alitab memiliki berbagai penafsiran. Ada yang mengatakan bahwa
ini mengacu kepada dosa antikristus yang menyangkal Yesus adalah Kristus
(2:22), dosa ini membuat mereka selamanya dalam kematian. Tetapi, menurut
konteks ayat ini, dosa yang mendatangkan maut berhubungan dengan seorang
saudara yang berdosa, bukan antikristus atau orang yang tidak percaya. Karena
bagian ini, 1 Yohanes 5:14-17, berhubungan dengan doa dalam persekutuan hayat kekal
yang dibahas dalam 1 Yohanes 1:3-2:11, maka apa saja yang dibahasnya pasti berhubungan
dengan perkara persekutuan hayat ilahi. Dalam persekutuan hayat ilahi, ada
penanggulangan pemerintahan Allah berdasarkan keadaan rohani setiap anak-Nya. Dalam penanggulangan
pemerintahan Allah, beberapa anak-Nya mungkin ditentukan untuk mengalami kematian jasmani dalam zaman ini
karena suatu dosa, dan yang lain mungkin ditentukan untuk mengalami kematian
jasmani karena dosa yang lain. Keadaannya sama seperti keadaan yang dialami
oleh Ananias dan istrinya, Safira, yang ditanggulangi dengan kematian jasmani
karena mereka men-dustai Roh Kudus (Kis. 5:1-11). Ini dilambangkan oleh
penanggulangan Allah terhadap bani Israel di padang gurun (1 Kor. 10:5-11).
Semua orang Israel, selain Kaleb dan Yosua, dihakimi oleh Allah dengan kematian
jasmani karena dosa tertentu. Penghukuman penanggulangan pemerintahan Allah
terhadap anak-anak-Nya sama sekali tidak berhubungan dengan kebinasaan kekal; ini adalah
penanggulangan sezaman berdasarkan pemerintahan ilahi, penanggulangan yang
berhubungan dengan persekutuan kita dengan Allah dan dengan satu sama lain.
Dapat tidaknya suatu dosa mendatangkan maut tergantung pada penghakiman Allah
berdasarkan kedudukan dan keadaan kaum beriman yang melakukan dosa itu dalam
rumah Allah. Bagaimanapun, berbuat dosa adalah suatu perkara yang serius bagi
anak-anak Allah. Allah mungkin menghakiminya dengan kematian jasmani dalam
zaman ini! Rasul tidak mengatakan bahwa kita seharusnya mengajukan permohonan
mengenai dosa yang mendatangkan maut.
No comments:
Post a Comment