Hitstat

15 December 2016

1 Yohanes - Minggu 17 Kamis



Pembacaan Alkitab: 1 Yoh. 4:7-8
Doa baca: 1 Yoh. 4:7
Saudara-saudaraku yang terkasih, marilah kita saling mengasihi, sebab kasih itu berasal dari Allah; dan setiap orang yang mengasihi, lahir dari Allah dan mengenal Allah.


Dalam 4:7 Yohanes mengatakan bahwa kasih berasal dari Allah. Ini menunjukkan bila kita mengasihi orang lain, kasih kita haruslah sesuatu yang berasal dari Allah. Kasih kita terhadap saudara-saudara tidak boleh berasal dari diri kita; tetapi haruslah kasih yang berasal dari Allah. Kaum beriman, yang dilahirkan dari Allah dan mengenal Allah, saling mengasihi secara kebiasaan dengan kasih yang berasal dari Allah sebagai ekspresi Allah.

Dalam ayat 7 Yohanes mengatakan bahwa setiap orang yang mengasihi lahir dari Allah. Penekanan rasul di sini masih adalah kelahiran ilahi, yang melaluinya hayat ilahi disalurkan ke dalam kaum beriman, yang memberi mereka kemampuan hayat untuk mengenal Allah. Kelahiran ilahi ini adalah faktor dasar kasih persaudaraan, yaitu syarat yang lebih tinggi dari kehidupan yang tinggal dalam Tuhan. Kita telah nampak bahwa tulisan-tulisan Yohanes menekankan kelahiran ilahi (3:9; 4:7; 5:1, 4, 18; Yoh. 1:12-13), yang adalah kelahiran kembali kita (Yoh. 3:3, 5). Melalui kelahiran ilahi kita telah menerima hayat ilahi, yang adalah hayat kekal (1 Yoh. 1:2), sebagai benih ilahi yang ditanamkan ke dalam diri kita (3:9). Dari benih ini seluruh kekayaan hayat ilahi bertumbuh dari dalam kita. Dengan inilah kita tinggal di dalam Allah Tritunggal dan memperhidupkan hayat ilahi dalam kehidupan insani kita. Karena itu, kelahiran ilahi adalah dasar dari kehidupan kristiani kita.

Menurut perkataan Yohanes dalam 1 Yohanes 4:7, setiap orang yang mengasihi tidak hanya lahir dari Allah, tetapi juga mengenal Allah. Pengenalan ini timbul dari hayat ilahi (Yoh. 17:3) yang diterima dari kelahiran ilahi. Kata “mengenal” di sini juga menyiratkan pengalaman dan kenikmatan. Kita tidak dapat mengenal Allah tanpa mengalami dan menikmati Dia. Ini menunjukkan, pengenalan ini adalah satu pengenalan berdasarkan pengalaman, bukan satu pengetahuan obyektif tentang Allah. Kita mengenal Allah karena kita telah mengalami Dia dan menikmati Dia.

Dalam kitab ini Yohanes dua kali mengatakan kepada kita bahwa Allah adalah kasih (4:8, 16). Pertama-tama surat ini mengatakan Allah adalah terang (1:5), kemudian mengatakan Allah adalah kasih. Kasih, sebagai hakiki esens Allah, adalah sumber anugerah; terang, sebagai hakiki ekspresi Allah, adalah sumber kebenaran. Ketika kasih ilahi ternyata kepada kita, kasih itu menjadi anugerah; ketika terang ilahi menyinari kita, terang itu menjadi kebenaran. Kedua hal ini ternyata secara demikian dalam Injil Yohanes. Kita menerima anugerah dan kebenaran melalui penyataan Putra (Yoh. 1:14, 16-17). Kini dalam Surat Kiriman Yohanes, kita datang dalam Putra kepada Bapa dan menjamah sumber anugerah dan kebenaran. Sumber-sumber ini, kasih dan terang, adalah Allah Bapa sendiri untuk kenikmatan kita yang lebih dalam dan lebih baik dalam persekutuan hayat ilahi dengan Bapa dalam Putra (1:3-7), melalui berdiamnya kita di dalam Dia (2:5, 27-28; 3:6, 24).


Sumber: Pelajaran-Hayat 1 Yohanes, Buku 1, Berita 34

No comments: