Pembacaan Alkitab: 1 Yoh. 4:7-8
Doa baca: 1 Yoh. 4:7
Saudara-saudaraku yang terkasih, marilah kita saling
mengasihi, sebab kasih itu berasal dari Allah; dan setiap orang yang mengasihi,
lahir dari Allah dan mengenal Allah.
Dalam 4:7 Yohanes mengatakan bahwa
kasih berasal dari Allah. Ini menunjukkan bila kita mengasihi orang lain, kasih
kita haruslah sesuatu yang berasal dari Allah. Kasih kita terhadap
saudara-saudara tidak boleh berasal dari diri kita; tetapi haruslah kasih yang
berasal dari Allah. Kaum beriman, yang dilahirkan dari Allah dan mengenal
Allah, saling mengasihi secara kebiasaan dengan kasih yang berasal dari Allah
sebagai ekspresi Allah.
Dalam ayat 7 Yohanes mengatakan bahwa
setiap orang yang mengasihi lahir dari Allah. Penekanan rasul di sini masih
adalah kelahiran ilahi, yang melaluinya hayat ilahi disalurkan ke dalam kaum
beriman, yang memberi mereka kemampuan hayat untuk mengenal Allah. Kelahiran
ilahi ini adalah faktor dasar kasih persaudaraan, yaitu syarat yang lebih
tinggi dari kehidupan yang tinggal dalam Tuhan. Kita telah nampak bahwa
tulisan-tulisan Yohanes menekankan kelahiran ilahi (3:9; 4:7; 5:1, 4, 18; Yoh.
1:12-13), yang adalah kelahiran kembali kita (Yoh. 3:3, 5). Melalui kelahiran
ilahi kita telah menerima hayat ilahi, yang adalah hayat kekal (1 Yoh. 1:2),
sebagai benih ilahi yang ditanamkan ke dalam diri kita (3:9). Dari benih ini
seluruh kekayaan hayat ilahi bertumbuh dari dalam kita. Dengan inilah kita
tinggal di dalam Allah Tritunggal dan memperhidupkan hayat ilahi dalam
kehidupan insani kita. Karena itu, kelahiran ilahi adalah dasar dari kehidupan
kristiani kita.
Menurut perkataan Yohanes dalam 1 Yohanes 4:7,
setiap orang yang mengasihi tidak hanya lahir dari Allah, tetapi juga mengenal
Allah. Pengenalan ini timbul dari hayat ilahi (Yoh. 17:3) yang diterima dari
kelahiran ilahi. Kata “mengenal” di sini juga menyiratkan pengalaman dan kenikmatan.
Kita tidak dapat mengenal Allah tanpa mengalami dan menikmati Dia. Ini
menunjukkan, pengenalan ini adalah satu pengenalan berdasarkan pengalaman,
bukan satu pengetahuan obyektif tentang Allah. Kita mengenal Allah karena kita
telah mengalami Dia dan menikmati Dia.
Dalam kitab ini Yohanes dua kali
mengatakan kepada kita bahwa Allah adalah kasih (4:8, 16). Pertama-tama surat
ini mengatakan Allah adalah terang (1:5), kemudian mengatakan Allah adalah
kasih. Kasih, sebagai hakiki esens Allah, adalah sumber anugerah; terang,
sebagai hakiki ekspresi Allah, adalah sumber kebenaran. Ketika kasih ilahi
ternyata kepada kita, kasih itu menjadi anugerah; ketika terang ilahi menyinari
kita, terang itu menjadi kebenaran. Kedua hal ini ternyata secara demikian dalam
Injil Yohanes. Kita menerima anugerah dan kebenaran melalui penyataan Putra
(Yoh. 1:14, 16-17). Kini dalam Surat Kiriman Yohanes, kita datang dalam Putra
kepada Bapa dan menjamah sumber anugerah dan kebenaran. Sumber-sumber ini,
kasih dan terang, adalah Allah Bapa sendiri untuk kenikmatan kita yang lebih
dalam dan lebih baik dalam persekutuan hayat ilahi dengan Bapa dalam Putra
(1:3-7), melalui berdiamnya kita di dalam Dia (2:5, 27-28; 3:6, 24).
Sumber:
Pelajaran-Hayat 1 Yohanes, Buku
1, Berita 34
No comments:
Post a Comment