Pembacaan Alkitab: 1 Yoh. 4:9-12
Doa baca: 1 Yoh. 4:10
Inilah kasih itu: Bukan kita yang telah mengasihi
Allah, tetapi Allah yang telah mengasihi kita dan mengutus Anak-Nya sebagai
pendamaian bagi dosa-dosa kita.
Dalam 4:9 kita nampak maksud dan sasaran
Allah dalam mengutus Anak: Allah mengutus Anak-Nya agar kita bisa mendapatkan hayat dan hidup
oleh-Nya.
Jika kita tidak mempunyai hayat melalui Dia, kita tidak bisa hidup oleh Dia.
Allah mengutus Putra-Nya ke dalam dunia, agar kita menerima Dia sebagai hayat. Sekarang kita
hidup oleh Dia.
Dalam 4:9 kita melihat bahwa Allah
mengutus Putra-Nya agar kita dapat hidup oleh Dia. Dalam 1 Yohanes 4:10 kita nampak
bahwa Allah mengutus Putra-Nya sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita. Jika kita merenungkan ayat-ayat
ini bersama-sama, kita akan nampak bahwa pengutusan Allah terhadap Putra-Nya sebagai kurban
pendamaian bagi dosa-dosa kita bukanlah sasaran, melainkan satu prosedur untuk
mencapai sasaran, dan sasaran itu adalah agar kita boleh mempunyai hayat dan hidup
oleh Putra. Karena itu, Allah mengutus Putra-Nya sebagai kurban pendamaian bagi kita dengan
maksud agar melalui Putra-Nya kita boleh mempunyai hayat dan hidup.
Satu Yohanes 4:12 mengatakan, “Tidak
ada seorang pun yang pernah melihat Allah. Jika kita saling mengasihi, Allah
tetap di dalam kita, dan kasih-Nya sempurna di dalam kita.” Kata “melihat” menunjukkan bahwa jika kita
saling mengasihi dengan kasih Allah, seperti Dia mengasihi kita, kita
mengekspresikan Dia dalam esens-Nya, sehingga orang lain dapat melihat apa adanya Dia secara esensial
atas diri kita.
Tidak ada seorang pun pernah melihat
Allah, tetapi jika kita saling mengasihi dengan Allah sebagai kasih, kita akan
menyatakan Allah. Karena Allah dinyatakan di dalam kasih kita terhadap satu
sama lain, maka orang lain akan dapat melihat Allah di dalam kasih ini.
Dalam ayat 12 Yohanes mengatakan
bahwa jika kita saling mengasihi, Allah tetap di dalam kita. Saling mengasihi
adalah syarat kita untuk tinggal di dalam Allah (4:13), dan tinggalnya kita di
dalam Allah adalah syarat untuk tinggalnya Dia di dalam kita (Yoh. 15:4). Maka,
ketika kita saling mengasihi, Allah tinggal di dalam kita, dan kasih-Nya ternyata dengan
sempurna di dalam kita.
Dalam ayat 12 Yohanes juga
membicarakan tentang kasih Allah disempurnakan di dalam kita. Kasih Allah telah
sempurna di dalam diri Allah, tetapi sekarang kasih ini perlu disempurnakan di
dalam kita. Dalam hal ini, kasih Allah perlu menjadi pengalaman kita. Jika
kasih Allah tetap di dalam Allah, ia akan disempurnakan di dalam diri Allah
sendiri. Tetapi bila kasih ini menjadi pengalaman dan kenikmatan kita, kasih ini
akan disempurnakan di dalam kita. Kasih yang telah disempurnakan di dalam Allah
perlu disempurnakan di dalam kita melalui kenikmatan kita atas kasih ini.
Sumber:
Pelajaran-Hayat 1 Yohanes, Buku
1, Berita 34
No comments:
Post a Comment