Hitstat

30 December 2016

1 Yohanes - Minggu 19 Jumat



Pembacaan Alkitab: 1 Yoh. 5:14-17
Doa baca: 1 Yoh. 5:14
Dan inilah keberanian percaya kita kepada-Nya, yaitu bahwa Ia mengabulkan doa kita, jikalau kita meminta sesuatu kepada-Nya menurut kehendak-Nya.


Apa yang digambarkan dalam 1 Yohanes 5:14-17 mengenai permohonan pemberi hayat hanya dapat dialami oleh orang yang dalam (berbobot) di dalam Tuhan. Dalam ayat 14 Yohanes berbicara tentang doa yang menurut kehendak Allah. Agar dapat mengucapkan doa semacam ini, kita harus bersatu dengan Tuhan. Jika kita secara mendalam bersatu dengan Tuhan, kita akan tahu kehendak-Nya, dan kita juga akan tahu situasi orang yang berbuat dosa. Karena orang ini adalah saudara kita, seseorang yang sangat akrab dengan kita di dalam Tuhan, kita akan tahu situasinya yang sebe-narnya di hadapan Tuhan. Perkara ini sangatlah dalam.

Ayat-ayat ini menunjukkan bahwa kita yang mempunyai hayat kekal dapat menyampaikan hayat ini kepada orang lain. Ini berarti kita dapat menjadi satu saluran yang melaluinya hayat kekal disuplaikan kepada orang lain. Kita dapat menjadi saluran bagi hayat kekal yang mengalir dari kita ke dalam orang lain. Ayat 16 mengacu kepada hal ini. Dalam ayat ini orang yang berdoa juga adalah orang yang memberi hayat kepada saudara yang berbuat dosa. Ini menyatakan bahwa orang yang berdoa akan memberikan hayat kepada orang yang dia doakan. Pendoa, yang tinggal di dalam Tuhan, yang bersatu dengan Tuhan, dan yang berdoa di dalam satu roh dengan Tuhan, menjadi sarana yang melaluinya Roh pemberi hayat Allah dapat memberi hayat kepada orang yang dia doakan. Ini adalah satu perkara penyaluran hayat di dalam persekutuan hayat ilahi.

Beban saya dalam berita ini adalah menampakkan kepada Anda bahwa hayat kekal di dalam kita itu sejati dan riil. Di satu pihak, kita dapat menikmati hayat kekal di dalam kita ini. Di pihak lain, kita dapat menyampaikan hayat kekal ini kepada orang lain. Kita dapat menjadi sebuah saluran bagi hayat kekal untuk mengalir keluar dari kita, atau melalui kita, kepada orang lain. Akan tetapi, pengalaman menjadi satu saluran bagi hayat kekal untuk mengalir keluar kepada orang lain adalah satu perkara yang dalam. Ini tidak dapat dilakukan dengan cara yang dangkal. Jika kita ingin menjadi satu saluran bagi hayat kekal untuk mengalir kepada orang lain, kita harus dalam di dalam Tuhan, dan kita harus mengenal hati Tuhan dengan berada di dalam hati Tuhan. Jika kita telah masuk ke dalam Tuhan sampai suatu tingkat, dengan spontan kita akan mengetahui kehendak Tuhan mengenai seorang saudara yang akrab dengan kita, yang telah berbuat dosa. Karena kita tahu kehendak Tuhan mengenai situasi saudara itu, kita akan tahu bagaimana berdoa bagi dia.

Dalam 5:14-17 Yohanes menampakkan kepada kita bahwa hayat kekal itu riil dan dapat kita alami dengan cara yang mendalam. Dalam ayat-ayat ini kita nampak perlunya hidup di dalam hayat ilahi sampai satu tingkat, sehingga kita mutlak bersatu dengan Tuhan. Kemudian ketika kita berdoa, kita akan tahu apakah di dalam doa kita ada pengurapan. Jika ada pengurapan, kita harus terus berdoa bagi seorang saudara menurut pengurapan. Tetapi jika tidak ada pengurapan, kita mungkin berdoa di dalam diri kita sendiri. Bila kita mempunyai pengalaman seperti ini, kita tahu bahwa hayat kekal adalah sejati dan riil.


Sumber: Pelajaran-Hayat 1 Yohanes, Buku 1, Berita 38

No comments: