Hitstat

29 December 2016

1 Yohanes - Minggu 19 Kamis



Pembacaan Alkitab: 1 Yoh. 5:16-17
Doa baca: 1 Yoh. 5:16
Kalau seseorang melihat saudara seimannya berbuat dosa, yaitu dosa yang tidak mendatangkan maut, hendaklah ia berdoa kepada Allah dan Dia akan memberikan hidup kepadanya, yaitu mereka yang berbuat dosa yang tidak mendatangkan maut. Ada dosa yang mendatangkan maut: Tentang itu tidak kukatakan bahwa ia harus berdoa.


Kita telah nampak bahwa 1 Yohanes 5:14-17 berhubungan dengan berdoa dalam persekutuan hayat kekal. Dalam persekutuan hayat ilahi ada penanggulangan pemerintahan Allah menurut keadaan rohani masing-masing anak-Nya. Dalam penanggulangan pemerintahan Allah, beberapa anak-Nya mungkin ditetapkan untuk kematian jasmani dalam zaman ini karena suatu dosa, dan yang lain mungkin ditetapkan untuk kematian jasmani karena dosa-dosa yang lain. Suatu dosa mendatangkan maut atau tidak bergantung pada penghakiman Allah menurut kedudukan dan keadaan masing-masing orang di dalam rumah Allah.

Meskipun kita mungkin jelas mengenai masalah ini secara prinsip, bagaimana kita membedakan seorang saudara itu telah berdosa yang mendatangkan maut atau tidak? Agar dapat membedakan semacam ini, kita perlu menjadi seorang yang mutlak bersatu dengan Tuhan. Sebenarnya, hanya Tuhan sendiri yang tahu apakah suatu dosa itu mendatangkan maut. Karena itu, jika kita tidak bersatu dengan Tuhan, kita tidak dapat mengetahui seorang saudara telah berdosa yang mendatangkan maut atau tidak. Akan tetapi, jika kita bersatu dengan Tuhan secara mendalam, jika kita tinggal di dalam Tuhan, dan jika kita satu roh dengan Dia, dengan spontan kita akan tahu suatu dosa itu mendatangkan maut atau tidak. Kita tidak perlu mencoba untuk mengetahui masalah itu.

Jangan mengira suatu dosa itu serius dan mendatangkan maut dan dosa yang lain tidak serius dan tidak mendatangkan maut. Perhatikan kasus Musa dalam Bilangan 20. Musa gusar, dan sebagai akibatnya dia melakukan sesuatu yang tidak menurut kehendak Allah: dia memukul batu karang dua kali. Memukul batu karang dua kali adalah melawan prinsip dasar Allah. Batu karang melambangkan Kristus, dan Allah tidak mau Kristus dipukul dua kali. Kali pertama Musa memukul batu karang menurut firman Allah (Kel. 17:1-6). Tetapi kali kedua Musa memukul batu karang tidak menurut firman Allah. Allah menyuruh Musa berbicara kepada batu karang itu. Tetapi, karena gusar, Musa memukulnya dua kali. Karena kesalahan itu, Musa, meskipun dia sangat akrab dengan Allah, tidak diperkenankan masuk ke dalam tanah permai, “Tetapi TUHAN berfirman kepada Musa dan Harun: ‘Karena kamu tidak percaya kepadaKu dan tidak menghormati kekudusan-Ku di depan mata orang Israel, itulah sebabnya kamu tidak akan membawa jemaah ini masuk ke negeri yang akan Kuberikan kepada mereka’” (Bil. 20:12). Menurut Ulangan 32:48-52, Tuhan menyuruh Musa naik ke gunung dan mati karena dia dan Harun telah berdosa melawan Tuhan “di tengah-tengah orang Israel, dekat mata air Meriba di Kadesy di padang gurun Zin, dan oleh sebab kamu tidak menghormati kekudusan-Ku di tengah-tengah orang Israel” (ayat 51). Kita mungkin mengira bahwa Musa hanya membuat kesalahan kecil. Tetapi menurut penanggulangan pemerintahan Allah, ini adalah satu dosa yang mendatangkan maut. Kasus Musa melukiskan fakta bahwa di dalam diri kita sendiri, kita tidak bersyarat atau tidak dapat membedakan dosa macam apakah yang mendatangkan maut. Kita dapat mempunyai pembedaan semacam ini bila kita mutlak bersatu dengan Tuhan.


Sumber: Pelajaran-Hayat 1 Yohanes, Buku 1, Berita 38

No comments: