Hitstat

03 August 2017

Wahyu - Minggu 26 Kamis



Pembacaan Alkitab: Why. 17:1-18
Doa baca: Why. 17:18
Perempuan yang telah kaulihat itu adalah kota besar yang memerintah atas raja-raja di bumi.


Wahyu 17:1 membicarakan tentang pelacur besar, sedang ayat 3 membicarakan tentang seorang perempuan. Perempuan ini adalah pelacur besar yang duduk di atas seekor binatang yang merah tua, ia mempunyai kekuatan dan kuasa. Binatang yang disebut di sini, sama seperti yang digambarkan dalam pasal 13, mempunyai tujuh kepala dan sepuluh tanduk. Semua peneliti Alkitab sependapat bahwa binatang di sini ditujukan kepada Kekaisaran Romawi dan Antikristus, kaisar terakhir dari Kekaisaran Romawi yang terpulih. Namun, ada perdebatan mengenai identitas perempuan itu, si pelacur besar.

Siapakah pelacur besar yang duduk di tempat yang banyak airnya itu? Sebelum kita menjawab pertanyaan ini, kita perlu membicarakan sedikit tentang perempuan itu. Menurut ayat 18, perempuan itu adalah kota besar, Kota Roma, yang dibangun di atas tujuh gunung yang dilambangkan oleh ketujuh kepala binatang itu (ayat 9). Perempuan itu adalah Roma, maka pelacur itu bukanlah Roma, karena binatang itu akhirnya akan membenci pelacur itu, menjadikannya sunyi dan membakarnya dengan api (ayat 16). Antikristus, kaisar terakhir dari Kekaisaran Romawi, sudah tentu tidak akan membakar ibu kotanya sendiri. Karena itu, yang dibakar oleh binatang itu pasti bukan Kota Roma, melainkan sesuatu yang lain. Pelacur itu akrab sekali dengan Kota Roma sehingga keduanya hampir-hampir adalah satu. Sejarah menunjukkan hanya ada satu figur yang sepadan dengan lukisan perempuan dalam pasal ini, dan figur itu adalah aliran kekristenan tertentu (yang dilambangkan oleh gereja di Tiatira. Red.).

Dalam berita ke-13 saya memberikan kata-kata yang keras terhadap gereja itu berdasarkan pasal ini. Jika perempuan dalam Wahyu 17 bukan gereja itu, lalu siapakah dia? Menurut sejarah, hanya gereja itulah yang cocok dengan gambaran perempuan dalam pasal ini.

Perhatikan, ayat 4 mengatakan bahwa tangan perempuan itu memegang "suatu cawan emas penuh dengan segala kekejian dan kenajisan percabulannya". Dalam perlambangan, emas menunjukkan sifat ilahi. Perempuan itu disebut pelacur besar, namun ia memegang cawan emas yang menunjukkan sifat ilahi. Emas pada cawan itu hanya di luarnya saja, isinya tidaklah demikian. Dari luar, kelihatannya bersifat ilahi, tetapi di bagian dalamnya penuh dengan segala kekejian dan kenajisan. Meskipun gereja itu memiliki beberapa perkara kudus, namun di dalamnya penuh dengan perkara yang najis. Sebagai contoh, penyembahan terhadap Maria. Sesungguhnya Maria yang mereka sembah itu adalah dewi Venus. Dalam buku "The Great Prophecies" (Nubuat-nubuat Besar), G. H. Pember menunjukkan bahwa Budha, dengan nama Santo Yosafat, telah masuk ke dalam gereja tersebut. Agama Babilon masuk ke dalam agama Budha, dan agama Budha yang merupakan perkembangan lebih lanjut dari agama Babilon ini justru telah merembes ke dalam gereja tersebut.


Sumber: Pelajaran-Hayat Wahyu, Buku 4, Berita 51

No comments: