Pembacaan Alkitab: Why. 17:1-18
Doa baca: Why. 17:18
Perempuan yang telah kaulihat itu adalah kota besar
yang memerintah atas raja-raja di bumi.
Wahyu 17:1 membicarakan tentang pelacur
besar, sedang ayat 3 membicarakan tentang seorang perempuan. Perempuan ini
adalah pelacur besar yang duduk di atas seekor binatang yang merah tua, ia
mempunyai kekuatan dan kuasa. Binatang yang disebut di sini, sama seperti yang
digambarkan dalam pasal 13, mempunyai tujuh kepala dan sepuluh tanduk. Semua
peneliti Alkitab sependapat bahwa binatang di sini ditujukan kepada Kekaisaran
Romawi dan Antikristus, kaisar terakhir dari Kekaisaran Romawi yang terpulih.
Namun, ada perdebatan mengenai identitas perempuan itu, si pelacur besar.
Siapakah pelacur besar yang duduk di
tempat yang banyak airnya itu? Sebelum kita menjawab pertanyaan ini, kita perlu
membicarakan sedikit tentang perempuan itu. Menurut ayat 18, perempuan itu
adalah kota besar, Kota Roma, yang dibangun di atas tujuh gunung yang
dilambangkan oleh ketujuh kepala binatang itu (ayat 9). Perempuan itu adalah
Roma, maka pelacur itu bukanlah Roma, karena binatang itu akhirnya akan
membenci pelacur itu, menjadikannya sunyi dan membakarnya dengan api (ayat 16).
Antikristus, kaisar terakhir dari Kekaisaran Romawi, sudah tentu tidak akan
membakar ibu kotanya sendiri. Karena itu, yang dibakar oleh binatang itu pasti
bukan Kota Roma, melainkan sesuatu yang lain. Pelacur itu akrab sekali dengan
Kota Roma sehingga keduanya hampir-hampir adalah satu. Sejarah menunjukkan
hanya ada satu figur yang sepadan dengan lukisan perempuan dalam pasal ini, dan
figur itu adalah aliran kekristenan tertentu (yang dilambangkan oleh gereja di
Tiatira. Red.).
Dalam berita ke-13 saya memberikan
kata-kata yang keras terhadap gereja itu berdasarkan pasal ini. Jika perempuan
dalam Wahyu 17 bukan gereja itu, lalu siapakah dia? Menurut sejarah, hanya
gereja itulah yang cocok dengan gambaran perempuan dalam pasal ini.
Perhatikan,
ayat 4 mengatakan bahwa tangan perempuan itu memegang "suatu
cawan emas penuh dengan segala kekejian dan kenajisan percabulannya". Dalam perlambangan, emas menunjukkan sifat ilahi.
Perempuan itu disebut pelacur besar, namun ia memegang cawan emas yang
menunjukkan sifat ilahi. Emas pada cawan itu hanya di luarnya saja, isinya
tidaklah demikian. Dari luar, kelihatannya bersifat ilahi, tetapi di bagian
dalamnya penuh dengan segala kekejian dan kenajisan. Meskipun gereja itu
memiliki beberapa perkara kudus, namun di dalamnya penuh dengan perkara yang
najis. Sebagai contoh, penyembahan terhadap Maria. Sesungguhnya Maria yang
mereka sembah itu adalah dewi Venus. Dalam buku "The Great
Prophecies" (Nubuat-nubuat
Besar), G. H. Pember menunjukkan bahwa Budha, dengan nama Santo Yosafat, telah
masuk ke dalam gereja tersebut. Agama Babilon masuk ke dalam agama Budha, dan
agama Budha yang merupakan perkembangan lebih lanjut dari agama Babilon ini
justru telah merembes ke dalam gereja tersebut.
Sumber: Pelajaran-Hayat Wahyu, Buku 4, Berita 51
No comments:
Post a Comment