Pembacaan Alkitab: Ef. 1:15-17
Untuk beroleh wahyu, kita perlu
roh hikmat dan wahyu. Roh dalam ayat 17 tentu ditujukan kepada roh kita yang
dilahirkan kembali yang dihuni oleh Roh Allah. Roh yang demikian diberikan
Allah kepada kita agar kita memiliki hikmat dan wahyu untuk mengenal Dia dan
ekonomi-Nya. Roh dalam ayat ini sesungguhnya adalah roh yang telah berbaur,
yaitu roh insani yang telah dilahirkan kembali yang dihuni oleh Roh Kudus.
Namun, titik beratnya terletak pada roh kita yang dilahirkan kembali, bukan
pada Roh Kudus.
Paulus berdoa agar kita beroleh
roh hikmat dan wahyu. Hikmat ada dalam roh kita, supaya kita dapat mengetahui
rahasia Allah, dan wahyu berasal dari Roh Allah supaya Dia dapat menunjukkan
visi kepada kita dengan membuka selubung (tirai). Pertama, kita memiliki
hikmat, kemampuan untuk mengerti hal-hal rohani; kemudian Roh Allah mewahyukan
hal-hal rohani kepada pengertian rohani kita itu.
Wahyu menyusul di belakang hikmat.
Seperti telah kita tunjukkan, wahyu berarti penyingkapan, yaitu terbukanya tirai.
Jadi wahyu ialah Roh Allah memperlihatkan visi rahasia Allah kepada kita (Ef.
3:3-5). Misalnya Anda seorang mahasiswa jurusan teknik mesin. Melalui pelajaran
beberapa tahun, Anda beroleh pengetahuan tentang bermacam-macam mesin.
Pengetahuan itu boleh diibaratkan sebagai hikmat. Pada suatu hari, Anda
mengunjungi sebuah pabrik, Begitu pintu terbuka, Anda lalu nampak mesin-mesin
itu. Terbukanya pintu dapat diibaratkan sebagai wahyu. Karena hikmat Anda,
pengetahuan Anda tentang mesin-mesin itu, maka dengan sendirinya Anda memiliki
pengertian terhadap mesin-mesin itu. Tetapi orang yang tidak memiliki
kepandaian teknik mesin, walau juga bisa melihat mesin-mesin itu ia tidak
memahaminya; ia memiliki wahyu, tetapi kekurangan hikmat. Ada orang mungkin
berhikmat, tetapi pintunya tidak terbuka; yang lain pintunya terbuka, namun
tidak berhikmat. Bila kita telah memiliki hikmat dan wahyu, barulah kita dapat
memahami mesin-mesin itu. Demikian pula halnya dalam masalah rohani. Kita perlu
hikmat, kita pun perlu tersingkapnya tirai. Bila kita mempunyai kedua-duanya,
barulah kita dapat mengerti hal-hal rohani.
Ketika kita memiliki hikmat dan
wahyu, kita baru memiliki pengenalan penuh akan Allah, yakni mengenal Allah
secara menyeluruh.
Selain memiliki roh hikmat dan wahyu,
kita juga harus menanggulangi mata hati kita. Di sini yang terutama perlu
dibahas adalah fakta tentang rahasia kehendak Allah (Ef. 1:9). Dalam contoh
yang ditampilkan di atas, pabrik mewakili fakta. Begitu pula, rahasia kehendak
Allah adalah fakta yang perlu kita nampak.
Sumber: Pelajaran-Hayat Efesus, Buku 1, Berita 14
No comments:
Post a Comment