Pembacaan
Alkitab: Ef. 1:19-23
Kita
telah melihat bahwa ketiga aspek penting dari kata-kata indah Allah ialah kita
akan menjadi kudus, menjadi putra-putra Allah, dan menjadi warisan-Nya. Ketiga
aspek ini dapat dilihat dalam Yerusalem Baru. Menurut Wahyu 21, Yerusalem Baru
ialah sebuah kota kudus, kota yang di dalamnya tertampak kekudusan Allah. Lagi
pula, Yerusalem Baru adalah satu komposisi dari putra-putra Allah. Wahyu 21:7
mengatakan bahwa siapa yang menang akan mewarisi segala-galanya, dan menjadi
putra-putra Allah. Hal ini menunjukkan bahwa Yerusalem Baru merupakan totalitas
keputraan yang ilahi. Selain itu, Yerusalem Baru akan menjadi satu mustika,
satu warisan baik bagi Allah maupun bagi kita. Dalam Yerusalem Baru Allah akan
menikmati kita sebagai mustika-Nya, kita pun akan menikmati Dia sebagai mustika
kita. Karena itu, Yerusalem Baru akan menjadi warisan dan kepuasan yang timbal
balik bagi Allah maupun manusia. Yerusalem Baru akan menjadi perwujudan
kekudusan, satu komposisi dari putra-putra Allah, dan satu warisan yang timbal
balik bagi Allah dan manusia. Tidak saja demikian, bahkan Yerusalem Baru akan
memiliki kemuliaan Allah, yakni kemuliaan warisan Allah, kekayaan kemuliaan
warisan-Nya di antara orang-orang kudus. Hari ini kemuliaan ini adalah
pengharapan kita.
Pengharapan
ini telah digenapkan oleh kuat kuasa Allah yang hebat. Efesus 1 membicarakan
adanya kuat kuasa yang ditujukan kepada kita, orang-orang yang percaya. Sebagai
orang-orang yang percaya Tuhan Yesus dan Alkitab, kita dapat mengumumkan,
“Haleluya, kita percaya! Kita percaya Tuhan Yesus dan kita percaya firman
Allah.” Kita tidak perlu berpuasa dan berdoa untuk menerima kuat kuasa ilahi,
sebab kuat kuasa ini adalah terhadap (bagi) kita yang percaya. Dengan percaya,
kita telah memiliki kedudukan dan memenuhi syarat untuk menerima kuat kuasa
Allah. Haleluya, kuat kuasa ini adalah terhadap kita, orang-orang yang percaya!
Dalam
hal ini, listrik adalah ilustrasi yang paling baik. Ketika kita membangun balai
sidang kita di Anaheim, listrik telah dipasang. Kini tenaga listrik adalah
terhadap bangunan ini. Masalah penggunaan tenaga listrik tergantung pada kita,
dan kita menggunakannya dengan menekan tombol atau saklar. Demikian pula,
listrik surgawi telah terpasang di dalam kita, dan kuat kuasa surgawi adalah
terhadap kita. Cara untuk menerima kuat kuasa ini bukan dengan berpuasa atau
berdoa beberapa hari, cukup dengan menekan tombol saja. Cara untuk berlatih
menekan tombol ialah berulang-ulang mengumumkan Efesus 1:19-23. Jika kita
mengumumkan ayatayat ini sepuluh kali, kita akan beroleh kekuatan. Namun, jika
Anda berulang-ulang mengatakan bahwa Anda lemah, Anda akan sungguh-sungguh
lemah. Tetapi dengan mengucapkan kata-kata yang positif berdasarkan iman, kita
akan menggunakan seluruh diri kita untuk menerima kuat kuasa ilahi itu. Ketika
kita berkata-kata dalam iman dan menerima kuat kuasa itu, semua perkara yang
negatif akan lari. Iblis tidak takut terhadap doa-doa kita yang mengemis-ngemis
dengan kasihan, tetapi dia takut akan perkataan kita dalam iman. Maka kita
perlu berkata, “Aku percaya, aku berbicara, aku memiliki kuasa, aku kuat.” Ini
bukan takhayul, melainkan iman kita sebagai orang Kristen.
Sumber: Pelajaran-Hayat Efesus, Buku
1, Berita 17
No comments:
Post a Comment