Hitstat

13 November 2012

Efesus - Minggu 8 Selasa


Pembacaan Alkitab: Ef. 1:17-18; 1 Ptr. 1:5


Pada saat pengangkatan, tubuh kita akan ditransfigurasi, dan kita akan dimuliakan. Kita perlu menjadi saksi-saksi-Nya yang hidup, yang mengemban kesaksian bagi-Nya di luar perkemahan. Bila kita demikian, kedatangan Kristus kelak dan keterangkatan kita akan menjadi pengharapan kita. Selain itu, transfigurasi tubuh kita dan pemuliaan kita juga akan menjadi satu pengharapan bagi kita.

Pengharapan keselamatan jiwa kita kelak tercakup pula dalam pengharapan panggilan Allah (1 Ptr. 1:5, 9). Jika pada hari ini kita kehilangan jiwa bagi Tuhan, menderita dalam jiwa bagi kesaksian-Nya, kita akan memiliki pengharapan untuk menerima keselamatan jiwa kita pada kedatangan Tuhan kelak. Hari ini jiwa kita sedang menderita, tetapi ketika Dia datang, Dia akan membawa jiwa kita ke dalam kenikmatan-Nya. Inilah keselamatan jiwa yang dikatakan dalam 1 Petrus. Kalau kita selalu rela kehilangan jiwa kita karena kesaksian-Nya, maka kedatangan-Nya kembali akan membawakan keselamatan bagi jiwa kita, yakni keselamatan yang akan membawa jiwa kita ke dalam kenikmatan-Nya. Pengharapan ini ditentukan oleh kehidupan kita hari ini.

Aspek lain dari pengharapan kita ialah kenikmatan meraja bersama Kristus dalam Kerajaan Seribu Tahun (Why. 5:10; 2 Tim. 4:18; Mat. 25:21, 23). Hal ini juga berkaitan dengan bagaimana kehidupan kita hari ini. Dalam Injil Matius, hamba yang malas dilempar keluar ke dalam kegelapan, sedang yang setia dibawa masuk ke dalam kenikmatan Tuhan. Jadi, ada orang yang diganjar dan ada orang yang secara positif akan mendapatkan pahala. Kita semua adalah orang Kristen, namun kelak kita tidak akan diperlakukan sama rata ketika Tuhan kembali. Cara Tuhan memperlakukan kita tergantung pada bagaimana kehidupan kita hari ini. Bila kita setia, kita akan beroleh pahala berupa kenikmatan Tuhan selama seribu tahun. Akan tetapi, bila kita malas, kita akan dihukum. Maka entah Kerajaan Seribu Tahun akan menjadi satu pengharapan bagi kita, itu tergantung pada sikap kita hari ini. Kita harus menjadi orang Kristen yang normal, yang setia kepada Tuhan. Kemudian, barulah Kerajaan Seribu Tahun itu menjadi pengharapan kita.

Terakhir, pengharapan panggilan Allah mencakup kenikmatan terakhir atas Kristus dalam Yerusalem Baru dengan berkat-berkat yang universal dan kekal dalam langit dan bumi baru (Why. 21:1-7; 22:1-5). Haleluya bagi pengharapan ini! Kita semua akan berada dalam Yerusalem Baru. Tetapi untuk memasuki tempat ini kita perlu matang dan dituai. Jika kita tidak matang pada zaman ini, kita harus matang pada zaman yang akan datang. Setiap orang yang menikmati Yerusalem Baru dalam langit baru dan bumi baru, pasti sudah matang. Jangan bertanya kepada saya bagaimana cara Tuhan mematangkan kita semua. Dia tahu bagaimana melakukan hal tersebut, dan Dia mempunyai cara untuk merampungkannya, entah pada zaman ini atau pada zaman yang akan datang. Saya tahu bahwa fakta ini tidak diakui oleh teologi populer di antara orang-orang Kristen hari ini. Kebanyakan orang Kristen mengatakan bahwa asalkan kita telah ditebus oleh darah Kristus, segala hal yang bersangkutan dengan kita akan beres pada zaman yang akan datang. Namun harinya akan tiba, saat itu banyak orang akan menyadari bahwa tidak semua perkara sudah beres. Ya, kita memang diselamatkan selamanya, tetapi kita masih perlu ditanggulangi agar dapat mencapai kematangan. Sebab itu, saya katakan sekali lagi bahwa kita perlu meninjau kembali kehidupan kita. Namun demikian, bagi kita semua, Yerusalem Baru adalah pengharapan kita. Dua Petrus 3:13 mengatakan, “Tetapi sesuai dengan janji-Nya, kita menantikan langit yang baru dan bumi yang baru, di mana terdapat kebenaran.”


Sumber: Pelajaran-Hayat Efesus, Buku 1, Berita 15

No comments: