Pembacaan Alkitab: Ef. 1:17-18; 1
Ptr. 1:5
Pada saat pengangkatan, tubuh kita
akan ditransfigurasi, dan kita akan dimuliakan. Kita perlu menjadi saksi-saksi-Nya
yang hidup, yang mengemban kesaksian bagi-Nya di luar perkemahan. Bila kita
demikian, kedatangan Kristus kelak dan keterangkatan kita akan menjadi
pengharapan kita. Selain itu, transfigurasi tubuh kita dan pemuliaan kita juga
akan menjadi satu pengharapan bagi kita.
Pengharapan keselamatan jiwa kita
kelak tercakup pula dalam pengharapan panggilan Allah (1 Ptr. 1:5, 9). Jika
pada hari ini kita kehilangan jiwa bagi Tuhan, menderita dalam jiwa bagi
kesaksian-Nya, kita akan memiliki pengharapan untuk menerima keselamatan jiwa
kita pada kedatangan Tuhan kelak. Hari ini jiwa kita sedang menderita, tetapi
ketika Dia datang, Dia akan membawa jiwa kita ke dalam kenikmatan-Nya. Inilah
keselamatan jiwa yang dikatakan dalam 1 Petrus. Kalau kita selalu rela kehilangan
jiwa kita karena kesaksian-Nya, maka kedatangan-Nya kembali akan membawakan
keselamatan bagi jiwa kita, yakni keselamatan yang akan membawa jiwa kita ke
dalam kenikmatan-Nya. Pengharapan ini ditentukan oleh kehidupan kita hari ini.
Aspek lain dari pengharapan kita
ialah kenikmatan meraja bersama Kristus dalam Kerajaan Seribu Tahun (Why. 5:10;
2 Tim. 4:18; Mat. 25:21, 23). Hal ini juga berkaitan dengan bagaimana kehidupan
kita hari ini. Dalam Injil Matius, hamba yang malas dilempar keluar ke dalam
kegelapan, sedang yang setia dibawa masuk ke dalam kenikmatan Tuhan. Jadi, ada
orang yang diganjar dan ada orang yang secara positif akan mendapatkan pahala.
Kita semua adalah orang Kristen, namun kelak kita tidak akan diperlakukan sama
rata ketika Tuhan kembali. Cara Tuhan memperlakukan kita tergantung pada
bagaimana kehidupan kita hari ini. Bila kita setia, kita akan beroleh pahala
berupa kenikmatan Tuhan selama seribu tahun. Akan tetapi, bila kita malas, kita
akan dihukum. Maka entah Kerajaan Seribu Tahun akan menjadi satu pengharapan
bagi kita, itu tergantung pada sikap kita hari ini. Kita harus menjadi orang
Kristen yang normal, yang setia kepada Tuhan. Kemudian, barulah Kerajaan Seribu
Tahun itu menjadi pengharapan kita.
Terakhir, pengharapan panggilan
Allah mencakup kenikmatan terakhir atas Kristus dalam Yerusalem Baru dengan
berkat-berkat yang universal dan kekal dalam langit dan bumi baru (Why. 21:1-7;
22:1-5). Haleluya bagi pengharapan ini! Kita semua akan berada dalam Yerusalem
Baru. Tetapi untuk memasuki tempat ini kita perlu matang dan dituai. Jika kita
tidak matang pada zaman ini, kita harus matang pada zaman yang akan datang.
Setiap orang yang menikmati Yerusalem Baru dalam langit baru dan bumi baru,
pasti sudah matang. Jangan bertanya kepada saya bagaimana cara Tuhan
mematangkan kita semua. Dia tahu bagaimana melakukan hal tersebut, dan Dia
mempunyai cara untuk merampungkannya, entah pada zaman ini atau pada zaman yang
akan datang. Saya tahu bahwa fakta ini tidak diakui oleh teologi populer di
antara orang-orang Kristen hari ini. Kebanyakan orang Kristen mengatakan bahwa
asalkan kita telah ditebus oleh darah Kristus, segala hal yang bersangkutan
dengan kita akan beres pada zaman yang akan datang. Namun harinya akan tiba,
saat itu banyak orang akan menyadari bahwa tidak semua perkara sudah beres. Ya,
kita memang diselamatkan selamanya, tetapi kita masih perlu ditanggulangi agar
dapat mencapai kematangan. Sebab itu, saya katakan sekali lagi bahwa kita perlu
meninjau kembali kehidupan kita. Namun demikian, bagi kita semua, Yerusalem
Baru adalah pengharapan kita. Dua Petrus 3:13 mengatakan, “Tetapi sesuai dengan
janji-Nya, kita menantikan langit yang baru dan bumi yang baru, di mana
terdapat kebenaran.”
Sumber: Pelajaran-Hayat Efesus, Buku 1, Berita 15
No comments:
Post a Comment