Pembacaan
Alkitab: Ef. 1:4, 13, 18
Berita
ini merupakan kesimpulan dari pasal 1. Dalam pasal ini ada tujuh perkara
penting dan menentukan yang memerlukan faktor utama yang sama untuk
penggenapannya: pemilihan Allah agar kita menjadi kudus tan-pa cacat cela (ayat
4), penentuan Allah agar kita menjadi putra-putra-Nya (ayat 5), pemeteraian Roh
Kudus agar kita tertebus sepenuhnya (ayat 13-14); pengharapan panggilan Allah;
kemuliaan warisan Allah di antara orang-orang kudus (ayat 18); kuat kuasa Allah
yang memungkinkan kita mengambil bagian dalam pencapaian Kristus (ayat 19-22)
dan Tubuh, yaitu kepenuhan Kristus yang memenuhi segala sesuatu (ayat 23).
Semua perkara ini telah dirampungkan oleh Allah Tritunggal dan disalurkan ke
dalam kita serta telah digarapkan ke dalam diri kita. Hasil penyaluran ilahi
yang sedemikian ke dalam sifat insani kita adalah kepenuhan-Nya yang memenuhi
semua di dalam segala sesuatu dan menjadi pujian kemuliaan-Nya yang
terekspresi. Pada hakekatnya, pasal 1 adalah wahyu tentang ekonomi ajaib dan
unggul dari Allah yang dimulai dari pemilihan-Nya atas kita dalam kekekalan
sampai dihasilkannya Tubuh Kristus untuk mengekspresikan diri-Nya sendiri
sampai selama-lamanya.
Sebelum
dunia dijadikan, Allah telah memilih kita, “supaya kita kudus dan tak bercacat
di hadapan-Nya” (ayat 4). Bagaimana kita dapat menjadi kudus? Apakah melalui
mengikuti ajaran-ajaran yang disebut kekudusan atas masalah pakaian, tata rias,
tata rambut, dan sebagainya? Tidak! Kekudusan adalah sifat Allah, dan menjadi
kudus berarti memiliki sifat ilahi yang digarapkan ke dalam kita. Tanpa sifat
Allah di dalam kita, mustahillah kita menjadi kudus. Untuk menjadi kudus, kita
perlu diresapi oleh sifat kudus Allah.
Menjadi
kudus mencakup sesuatu yang lebih dalam daripada pemisahan. Ada beberapa guru
Kristen mengatakan bahwa menjadi kudus berarti dipisahkan; mereka membantah
konsepsi kekudusan sebagai kesempurnaan tanpa dosa. Tuhan Yesus mengatakan
bahwa emas dikuduskan oleh bait (Mat. 23:17). Ada beberapa guru memakai ayat
itu sebagai ilustrasi untuk membuktikan pengudusan adalah masalah pemisahan,
bukan masalah kesempurnaan tanpa dosa. Itu benar, tetapi itu hanya mencakup
pengudusan aspek posisi, belum menjamah aspek wataknya, yang diwahyukan dalam
Roma 6. Ketika Allah tersalur ke dalam kita dan digarapkan ke dalam diri kita
dan kita diresapi oleh-Nya, maka watak kita akan dikuduskan. Dengan jalan
inilah kita dikuduskan. Terakhir, Yerusalem Baru akan menjadi satu kota yang
kudus. Ini tidak saja berarti dipisahkan dari setiap perkara yang umum, tetapi
juga dijenuhi oleh Allah seluruhnya. Fakta bahwa kita telah dipilih oleh Allah
Bapa agar menjadi kudus menunjukkan bahwa Allah hendak masuk ke dalam diri kita
dan memenuhinya dengan sifat kudus-Nya. Tanpa sifat kudus-Nya digarapkan ke
dalam kita, mustahillah kita menjadi kudus.
Ayat
5 mengatakan Allah Bapa telah menentukan kita untuk menjadi anak-anak-Nya. Bila
hayat Bapa tidak masuk ke dalam kita, mana mungkin kita menjadi putraputra-Nya?
Mustahil! Keputraan menuntut dijenuhinya kita oleh hayat Bapa. Kita bukan
menantu atau anak angkat-Nya; kita adalah anak-anak Allah yang mempunyai hayat
dan sifat Allah. Karena kita telah dilahirkan dari Allah dan Allah telah terlahir
di dalam kita, kita memiliki Allah di dalam kita. Hal ini menyiratkan bahwa
Allah Bapa sedang menggarapkan diri-Nya sendiri ke dalam kita. Satu-satunya
jalan yang memungkinkan kita menjadi putra-putra Allah ialah membiarkan Dia
menyalurkan diri-Nya sendiri ke dalam kita dan kemudian menggarapkan diri-Nya
sendiri ke dalam kita. Haleluya, kita adalah putra-putra Allah yang dilahirkan
dari Dia!
Sumber: Pelajaran-Hayat Efesus, Buku
1, Berita 19
No comments:
Post a Comment