Pembacaan Alkitab: Ef. 1:15-17
Kita tiba pada doa pertama Rasul
Paulus dalam Kitab Efesus: “Karena itu, setelah aku mendengar tentang imanmu
dalam Tuhan Yesus dan tentang kasihmu terhadap semua orang kudus” (ayat 15).
Paulus berdoa untuk kaum beriman sebab mereka beriman dalam Tuhan dan mengasihi
semua orang kudus. Iman dan kasih merupakan hal yang penting dan menentukan
dalam hidup kristiani kita. Terhadap Tuhan kita harus mempunyai iman, terhadap
orang kudus kita harus mempunyai kasih.
Dalam doa pertamanya, Paulus
meminta kepada “Allah Tuhan kita Yesus Kristus, yaitu Bapa yang mulia itu”
(ayat 17). Dalam ayat 3 Paulus mengatakan tentang Allah dan Bapa Tuhan kita
Yesus Kristus, menjajarkan Allah dan Bapa. Tetapi di sini ia menyebut Mereka
secara terpisah, katanya, “Allah Tuhan kita Yesus Kristus, yaitu Bapa yang
mulia itu.” Dalam inkarnasi, Tuhan Yesus Kristus, Allah sendiri (Flp. 2:6)
menjadi manusia. Sebagai manusia, Dia berhubungan dengan ciptaan Allah; maka,
Allah Sang Pencipta adalah Allah-Nya. Inkarnasi-Nya membawa Allah Pencipta ke
dalam manusia, ciptaan Allah. Jadi sebutan “Allah Tuhan kita Yesus Kristus”
menyiratkan arti Allah Pencipta telah masuk ke dalam manusia. Setiap kali kita
mengatakan Allah sedemikian, berarti Allah bukan lagi hanya sebagai Sang
Pencipta yang berada di luar manusia, makhluk ciptaan-Nya, melainkan telah
dibawa masuk ke dalam sifat insani. Orang-orang Yahudi tidak mengakui bahwa
Sang Pencipta alam semesta telah masuk ke dalam manusia; mereka hanya percaya
kepada Allah Yehova sebagai Sang Pencipta dan menolak untuk mengakui Allah
sebagai Allah Tuhan Yesus Kristus.
Sebutan ini menyiratkan
penciptaan, inkarnasi, dan penebusan. Allah ialah Sang Pencipta, tetapi Dia
adalah Allah Tuhan Yesus Kristus, yaitu Allah yang telah berinkarnasi. Yesus
Kristus bukan hanya Allah dalam penciptaan, tetapi juga dalam inkarnasi dan
penebusan. Ketika berbicara tentang Allah sebagai Allah Tuhan kita Yesus
Kristus, berarti kita mengatakan bahwa kita telah diciptakan, Allah Sang
Pencipta telah masuk ke dalam sifat insani, dan kita telah ditebus. Inkarnasi
menunjukkan bahwa kita telah memiliki kenikmatan atas Allah. Kita menikmati
Allah karena Dia telah datang ke dalam sifat insani. Sifat ilahi di dalam Yesus
Kristus menjadi kenikmatan kita.
Dalam satu sebutan ini — “Allah
Tuhan kita Yesus Kristus, yaitu Bapa yang mulia” tersirat lima perkara yang
penting: penciptaan, inkarnasi, penebusan, kelahiran kembali, dan ekspresi.
Kita telah dilahirkan kembali, tetapi pada masa yang akan datang kita akan
dimuliakan dan mengekspresikan kemuliaan Allah (Rm. 8:30). Kelahiran kembali
putra-putra dan ekspresi Allah merupakan kesempurnaan terakhir dari ekonomi
ilahi. Sebelum penciptaan, tidak ada suatu apa pun kecuali Allah. Allah tidak
memiliki keturunan, juga tidak ada ekspresi. Kemudian Allah menciptakan alam
semesta dan setiap benda di dalamnya. Melalui pekerjaan penciptaan-Nya, Dia
menjadi Sang Pencipta. Setelah penciptaan Dia mengambil langkah inkarnasi,
dengan demikian Dia masuk ke dalam ciptaan-Nya — manusia. Melalui inkarnasi,
Sang Pencipta menjadi satu dengan makhluk ciptaan. Ketika Tuhan Yesus berada di
bumi, Dia adalah kesatuan dari Allah dengan manusia. Melalui penyaliban, Tuhan
menggenapkan penebusan. Hasilnya, tertebuslah kita, makhluk yang telah jatuh
ini. Lalu kita dilahirkan kembali menjadi putra-putra Allah Bapa, sehingga kita
dapat mengekspresikan Dia. Pada saat kita dimuliakan, Allah akan diekspresikan
sepenuhnya dari dalam kita. Dengan cara inilah kita kelak akan menjadi
ekspresi-Nya. Semua langkah yang penting ini — penciptaan, inkarnasi,
penebusan, kelahiran kembali, dan ekspresi — tersirat dalam sebutan “Allah
Tuhan kita Yesus Kristus, yaitu Bapa yang mulia.”
Sumber: Pelajaran-Hayat Efesus, Buku 1, Berita 14
No comments:
Post a Comment