Pembacaan Alkitab: Flp. 4:10, 14-20
Meskipun orang-orang Filipi telah membuka rekening dengan
Paulus, dan ketika Paulus di Tesalonika, mereka telah “satu dua kali” mengirimkan
kebutuhannya, tetapi pernah ada sejangka waktu tidak ada “komunikasi” di antara
mereka. Karena itu, Paulus menyinggung pemberian kaum beriman pada masa lampau
itu. Ia berharap “komunikasi” tersebut tidak terhenti, tetapi perihal memberi
dan menerima ini berlangsung terus. Seperti yang Paulus katakan dalam
ayat 17, ia bukan menuntut pemberian, melainkan buahnya yang bertambah-tambah
pada rekening kaum beriman. Ini ditujukan kepada bertambahnya angka kredit
mereka. Dalam ayat-ayat ini Paulus mendorong kaum beriman untuk mengaktifkan
terus rekening mereka, supaya tidak ada kekosongan dalam hal memberi dan menerima;
dan dengan demikian buah rekening kaum beriman akan bertambah-bertambah.
Dalam ayat 18 Paulus melanjutkan, “Kini aku telah menerima semua yang perlu dari kamu, malahan lebih daripada
itu. Aku berkelimpahan, karena aku telah menerima kirimanmu dari Epafroditus,
suatu persembahan yang harum, suatu kurban yang disukai dan berkenan kepada
Allah.” Setelah menerima pemberian itu, Paulus dapat berkata bahwa ia telah
tersuplai penuh. Ia menganggap pemberian yang dikirim kepadanya sebagai
“persembahan yang harum, suatu kurban yang disukai dan berkenan kepada Allah”. Ini
adalah suatu bau-bauan yang harum dari kurban yang dipersembahkan kepada Allah
(Kej. 8:21). Pemberian materi dari orang-orang Filipi untuk menyuplai kebutuhan
rasul, oleh rasul dianggap sebagai suatu kurban persembahan kepada Allah yang disukai
dan diperkenan Allah (Ibr. 13:16). Dalam apresiasinya, Paulus menunjukkan bahwa
yang orang-orang Filipi lakukan
terhadapnya berarti mereka lakukan terhadap diri Allah.
Ini menyiratkan dia memiliki kepastian bahwa dirinya bersatu dengan Allah, dan bahwa
pekerjaannya dilakukan oleh Allah dan untuk Allah.
Dalam ayat 19 Paulus berkata bahwa Allahnya akan membalas kaum
beriman dengan berlimpah. Dalam pengalamannya Paulus memiliki keyakinan dan kepastian
bahwa dia bersatu dengan Allah dan bahwa Allah adalah Allahnya. Ia dapat
berkata, “Allahku akan memenuhi segala keperluanmu.” Allah adalah Allah Paulus
sebab Paulus bersatu dengan-Nya. Karena itu Paulus menganggap pemberian materi
orang-orang Filipi kepadanya sebagai suatu kurban persembahan terhadap Allah.
Lagi pula, dia percaya dengan pasti bahwa Allah, yang bersatu dengan dia dan yang
adalah Allahnya, akan membalas mereka dengan berlimpah. Di sini kita nampak
setiap kali kita menerima suatu pemberian, kita harus berkeyakinan bahwa
pemberian itu tidak saja diberikan kepada kita, tetapi juga kepada Allah. Lalu
kita harus percaya bahwa Allah akan membalas orang yang memberikan pemberian
itu. Balasan Allah akan memenuhi setiap keperluan si pemberi; Allah akan
menyuplainya dengan berlimpah-limpah dan memuaskannya.
Paulus mengatakan kepada orang-orang Filipi bahwa Allah akan memenuhi
segala keperluan mereka menurut kekayaan-Nya dalam kemuliaan dalam Kristus
Yesus (Tl.). Karena orang-orang Filipi memperhatikan utusan Allah, maka Allah pun
memperhatikan setiap kebutuhan mereka. Tambahan pula, Paulus berkata bahwa
Allah menyuplai kebutuhan kita menurut kekayaan-Nya; bukan menurut kebutuhan
kita. Kekayaan-Nya jauh melampaui kebutuhan kita. Frase “dalam
kemuliaan” dalam ayat 19 perlu diperhatikan dengan seksama. Frase ini menerangkan
kata “memenuhi”, bukan kata “kekayaan”. Kemuliaan adalah ekspresi Allah, yaitu
Allah terekspresi dalam kesemarakan-Nya. Suplai limpah Allah kepada kaum
beriman yang adalah anakanak-Nya, menyatakan Allah dan mengemban kemuliaan
Allah. Rasul menjamin orang-orang Filipi bahwa Allah akan menyuplai dengan berlimpah
segala keperluan mereka dengan suatu cara yang akan membawa mereka ke dalam
kemuliaan-Nya.
Sumber:
Pelajaran-Hayat Filipi, Buku 2, Berita 30
No comments:
Post a Comment