Pembacaan Alkitab: Flp. 4:10-13
Jika kita telah belajar rahasia itu, kita akan mengetahui
bagaimana mengatasi kekhawatiran. Bila Anda dalam keadaan miskin, tidak perlu
Anda merasa khawatir atau cemas. Tuhan tetap dekat, Dia akan memperhatikan
Anda. Pada dasarnya, kita memang suka khawatir dan resah; baik orang
kaya maupun orang miskin, sama saja. Orang-orang yang miskin memiliki kekhawatirannya sendiri, orang-orang yang kaya juga memiliki
kekhawatirannya sendiri. Hanya orang-orang yang dalam pengalaman benar-benar di
dalam Kristus dan yang secara batiniah diperkuat oleh-Nya barulah tidak perlu
khawatir atau resah.
Kita telah menunjukkan, ketika gereja di Filipi tidak
berkesempatan menyuplai Paulus, ia mengalami kekurangan. Dia dipandang rendah
dan berkekurangan. Menurut Anda, dalam masa yang rendah itu, Paulus resah atau
tidak? Kita mempunyai dasar untuk menjawab ya atau tidak. Di satu pihak, kita
dapat mengatakan Paulus tidak resah, sebab ia mengatakan kepada kita bahwa ia
telah belajar rahasia itu baik dalam berkekurangan maupun dalam berkelimpahan.
Di pihak lain, ada satu tanda, yaitu ketika ia menyinggung situasinya itu, ia
pasti merasa agak khawatir dan resah; tetapi itu adalah perasaan yang wajar
bagi seorang manusia. Jika Paulus sama sekali tidak merasa resah, mengapa ia mengutarakan
situasinya? Ketika ia berada dalam kekurangan, ia pasti merasakan hal itu. Jika
tidak, ia tidak mungkin memberi tahu orang-orang Filipi bahwa ia sangat
bersukacita di dalam Tuhan sebab “pada akhirnya” perhatian mereka atas dirinya
telah bertumbuh kembali. Kata-kata yang positif ini menyiratkan bahwa sebelum
ia menerima suplai melalui Epafroditus, ia agak khawatir. Paulus seolah-olah
berkata, “Perhatian kalian atas diriku telah bertumbuh kembali. Kalian telah
melupakan aku sejangka waktu, dan tidak memikirkan kebutuhanku; perhatian kalian
terhadap diriku seperti melalui musim dingin. Tetapi sekarang aku
bersukacita karena perhatian
kalian atas diriku telah bertumbuh kembali.” Jika Paulus sama sekali tidak
merasa khawatir atau resah, mengapa ia merasa perlu menulis hal ini dalam suratnya
kepada orang Filipi? Sebagai manusia, Paulus benarbenar mengalami penderitaan
karena kekurangan materi. Paulus bukan malaikat, ia juga bukan seperti patung
yang tak bernyawa dan tanpa perasaan. Tidak perlu diragukan, ia telah belajar
rahasia untuk mencukupkan diri di dalam Kristus. Ketika ia dalam keadaan
kekurangan dan tergoda untuk khawatir dan resah, ia segera menerapkan
rahasianya itu. Kemudian, dalam pengalamannya, rahasia itu melenyapkan
keresahannya. Karena itu, ia dapat bersaksi dengan berani bahwa ia tahu apa itu
kekurangan dan apa itu kelimpahan. Fakta bahwa Paulus mengetahui apa itu kekurangan
menunjukkan ia pernah mengalami perasaan kekurangan (kerendahan) itu. Dia tahu
bagaimana rasanya resah dan khawatir pada saat menderita. Tetapi pada saat-saat
itu ia menerapkan rahasia Kristus yang berhuni di batin. Dia menerapkan Kristus
yang di dalam-Nya ia ditemukan. Kristus ini sejati, hidup, dekat, mudah, dan kuat.
Inilah Kristus yang menjadi rahasia Paulus.
Kehidupan kristiani tidak berhenti pada satu tingkatan, melainkan
banyak pasang surutnya. Naik dan turun, turun dan naik memang suatu hal yang wajar.
Berhenti pada satu tingkatan, tidak mengalami naik dan turun, itu tidak normal.
Demikian pula, tidaklah normal bila kita hanya mengalami siang tanpa malam.
Siapa yang siang rohaninya dapat berlangsung dua ratus jam? Saya tidak pernah
mengalami siang sepanjang itu. Saya mengalami malam seperti halnya siang, turun
seperti halnya naik. Namun neraca kita harus berimbang; naik harus sama dengan
turun, debet harus seimbang dengan kredit. Bila kita memiliki keseimbangan
demikian dalam pengalaman kita, itu berarti kita normal.
Betapa bahagianya kita bisa menerima perkataan mengenai pengalaman
akan Kristus yang sedemikian ini! Saya harap kaum muda khususnya akan menyadari
betapa bahagianya mereka, dan mau berdoa: “Tuhan, sekalipun aku masih muda, aku
mau mencari Engkau, mengejar Engkau, dan mengalami Engkau menurut cara yang ditunjukkan
dalam Surat Filipi ini. Sejauh yang menyangkut pengalaman dan kenikmatan yang normal
akan Kristus, aku mau menjadi Paulus hari ini. Aku tidak menuntut menjadi
rasul, penginjil yang besar, atau menjadi seorang pekerja Kristus. Tetapi aku
benar-benar damba menjadi seorang Kristen yang normal yang mengalami Engkau dan
menikmati Engkau dalam setiap perkara hari demi hari, bahkan dalam segala hal seumur
hidupku.” Semoga kita semua berminat menikmati Kristus sampai tahap yang sedemikian.
Sumber:
Pelajaran-Hayat Filipi, Buku 2, Berita 29
No comments:
Post a Comment