Hitstat

04 December 2013

Filipi - Minggu 15 Rabu



Pembacaan Alkitab: Flp. 4:10-13


Jika kita telah belajar rahasia itu, kita akan mengetahui bagaimana mengatasi kekhawatiran. Bila Anda dalam keadaan miskin, tidak perlu Anda merasa khawatir atau cemas. Tuhan tetap dekat, Dia akan memperhatikan Anda. Pada dasarnya, kita memang suka khawatir dan resah; baik orang kaya maupun orang miskin, sama saja. Orang-orang yang miskin memiliki kekhawatirannya sendiri, orang-orang yang kaya juga memiliki kekhawatirannya sendiri. Hanya orang-orang yang dalam pengalaman benar-benar di dalam Kristus dan yang secara batiniah diperkuat oleh-Nya barulah tidak perlu khawatir atau resah.

Kita telah menunjukkan, ketika gereja di Filipi tidak berkesempatan menyuplai Paulus, ia mengalami kekurangan. Dia dipandang rendah dan berkekurangan. Menurut Anda, dalam masa yang rendah itu, Paulus resah atau tidak? Kita mempunyai dasar untuk menjawab ya atau tidak. Di satu pihak, kita dapat mengatakan Paulus tidak resah, sebab ia mengatakan kepada kita bahwa ia telah belajar rahasia itu baik dalam berkekurangan maupun dalam berkelimpahan. Di pihak lain, ada satu tanda, yaitu ketika ia menyinggung situasinya itu, ia pasti merasa agak khawatir dan resah; tetapi itu adalah perasaan yang wajar bagi seorang manusia. Jika Paulus sama sekali tidak merasa resah, mengapa ia mengutarakan situasinya? Ketika ia berada dalam kekurangan, ia pasti merasakan hal itu. Jika tidak, ia tidak mungkin memberi tahu orang-orang Filipi bahwa ia sangat bersukacita di dalam Tuhan sebab “pada akhirnya” perhatian mereka atas dirinya telah bertumbuh kembali. Kata-kata yang positif ini menyiratkan bahwa sebelum ia menerima suplai melalui Epafroditus, ia agak khawatir. Paulus seolah-olah berkata, “Perhatian kalian atas diriku telah bertumbuh kembali. Kalian telah melupakan aku sejangka waktu, dan tidak memikirkan kebutuhanku; perhatian kalian terhadap diriku seperti melalui musim dingin. Tetapi sekarang aku bersukacita karena perhatian kalian atas diriku telah bertumbuh kembali.” Jika Paulus sama sekali tidak merasa khawatir atau resah, mengapa ia merasa perlu menulis hal ini dalam suratnya kepada orang Filipi? Sebagai manusia, Paulus benarbenar mengalami penderitaan karena kekurangan materi. Paulus bukan malaikat, ia juga bukan seperti patung yang tak bernyawa dan tanpa perasaan. Tidak perlu diragukan, ia telah belajar rahasia untuk mencukupkan diri di dalam Kristus. Ketika ia dalam keadaan kekurangan dan tergoda untuk khawatir dan resah, ia segera menerapkan rahasianya itu. Kemudian, dalam pengalamannya, rahasia itu melenyapkan keresahannya. Karena itu, ia dapat bersaksi dengan berani bahwa ia tahu apa itu kekurangan dan apa itu kelimpahan. Fakta bahwa Paulus mengetahui apa itu kekurangan menunjukkan ia pernah mengalami perasaan kekurangan (kerendahan) itu. Dia tahu bagaimana rasanya resah dan khawatir pada saat menderita. Tetapi pada saat-saat itu ia menerapkan rahasia Kristus yang berhuni di batin. Dia menerapkan Kristus yang di dalam-Nya ia ditemukan. Kristus ini sejati, hidup, dekat, mudah, dan kuat. Inilah Kristus yang menjadi rahasia Paulus.

Kehidupan kristiani tidak berhenti pada satu tingkatan, melainkan banyak pasang surutnya. Naik dan turun, turun dan naik memang suatu hal yang wajar. Berhenti pada satu tingkatan, tidak mengalami naik dan turun, itu tidak normal. Demikian pula, tidaklah normal bila kita hanya mengalami siang tanpa malam. Siapa yang siang rohaninya dapat berlangsung dua ratus jam? Saya tidak pernah mengalami siang sepanjang itu. Saya mengalami malam seperti halnya siang, turun seperti halnya naik. Namun neraca kita harus berimbang; naik harus sama dengan turun, debet harus seimbang dengan kredit. Bila kita memiliki keseimbangan demikian dalam pengalaman kita, itu berarti kita normal.

Betapa bahagianya kita bisa menerima perkataan mengenai pengalaman akan Kristus yang sedemikian ini! Saya harap kaum muda khususnya akan menyadari betapa bahagianya mereka, dan mau berdoa: “Tuhan, sekalipun aku masih muda, aku mau mencari Engkau, mengejar Engkau, dan mengalami Engkau menurut cara yang ditunjukkan dalam Surat Filipi ini. Sejauh yang menyangkut pengalaman dan kenikmatan yang normal akan Kristus, aku mau menjadi Paulus hari ini. Aku tidak menuntut menjadi rasul, penginjil yang besar, atau menjadi seorang pekerja Kristus. Tetapi aku benar-benar damba menjadi seorang Kristen yang normal yang mengalami Engkau dan menikmati Engkau dalam setiap perkara hari demi hari, bahkan dalam segala hal seumur hidupku.” Semoga kita semua berminat menikmati Kristus sampai tahap yang sedemikian.


Sumber: Pelajaran-Hayat Filipi, Buku 2, Berita 29

No comments: