Hitstat

25 December 2013

Filipi - Minggu 18 Rabu



Pembacaan Alkitab: Ef. 6:17-18


Dalam Efesus 6:17-18 Paulus menyuruh kita menerima pedang Roh itu, yaitu firman Allah, dengan segala doa dan permohonan. Di sini Paulus membahas aspek-aspek baik dari firman maupun dari Roh itu. Selain itu, ia menyuruh kita menerima firman Allah dengan segala doa dan permohonan, berdoa setiap saat di dalam roh. Kita dapat menerima firman Allah dengan berbagai jenis doa; doa bersuara atau doa dalam batin, doa panjang atau pendek, doa cepat atau doa perlahan, doa pribadi atau doa umum.

Menerima firman Allah dengan doa berarti mendoabacakan firman. Setiap kali kita datang kepada firman Allah, janganlah kita semata-mata melatih mata kita untuk membaca atau pikiran kita untuk memahaminya, tetapi harus juga melatih roh kita. Saya dapat bersaksi dari pengalaman, jika kita menyentuh Alkitab tanpa berdoa, hanya memakai mata dan pikiran kita, Alkitab akan menjadi hurufhuruf yang mati bagi kita. Pembacaan Alkitab kita harus dibaurkan dengan doa, inilah yang disebut “doa-baca”. Sebagai contoh, ketika kita mendoabacakan Kejadian 1:1 kita boleh berkata, “Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi. Pada mulanya, amin. Tuhan, syukur kepada-Mu, pada mulanya. Oh, pada mulanya Allah sudah ada. Tuhan, terima kasih, Dikaulah permulaan, Dikaulah asal usul.” Ketika kita mendoabacakan firman dengan cara demikian, firman bagi kita akan menjadi nafas hidup Allah, yaitu Roh itu. Hasilnya, kita akan didiris, dirawat, disegarkan, dan diterangi. Alkitab sekali-kali tidak menjadi buku yang tertulis dengan huruf-huruf mati, melainkan menjadi Roh yang merawat kita dalam pengalaman kita.

Kita perlu membaca firman dan menerimanya dengan doa. Sepanjang abad banyak orang kudus telah mempraktekkan prinsip ini. Ada orang yang mengatakan bahwa kita perlu berdoa ketika membaca Alkitab. Lainnya menunjukkan bahwa kita harus membaca Alkitab dengan sikap berdoa. Membaca Alkitab dengan sikap berdoa berarti mendoabacakan firman. Banyak sekali anak Allah yang telah mempraktekkan doa baca tanpa mengetahui istilah ini. Ketika mereka membaca firman dengan spontan mereka berdoa dengan firman itu atau melalui firman itu. Saya percaya sebelum Anda mendengar istilah doa baca, Anda mungkin sudah mendoabacakan Yohanes 3:16. Anda mungkin telah membaca perkataan “Karena Allah begitu mengasihi dunia ini”, kemudian berdoa, “Ya Allah, terima kasih kepada-Mu karena Engkau mengasihi dunia. Bapa, aku bersyukur kepada-Mu bahwa Engkau mengasihi aku. Bahkan Engkau mengasihi aku sedemikian rupa, sehingga Engkau memberikan Putra-Mu kepadaku.” Inilah doa-baca.

Ketika kita mendoabacakan firman, kita melatih roh kita. Sebagai orang-orang yang telah diselamatkan dan dilahirkan kembali, kita memiliki Roh Allah dalam roh kita. Jadi, ketika melatih roh kita pada waktu mendoabacakan firman, kita menerapkan firman untuk kita dan membaurkan firman dan Roh itu. Segera itu pula, kita menerima suplai yang limpah lengkap dari Roh itu.

Roh pemberi-hayat mencakup sifat ilahi Kristus, sifat insani-Nya yang telah ditinggikan dan dibangkitkan, kehidupan insani-Nya yang sempurna yaitu ekspresi Allah, khasiat kematian-Nya yang almuhit untuk penggenapan penebusan, kuasa kebangkitan-Nya yang memberikan hayat dan sifat ilahi serta sifat insani Kristus yang telah ditinggikan ke dalam kita, juga dan kenaikan-Nya dengan jabatan sebagai Kepala, sebagai Tuhan, dan sebagai Raja. Semua ini adalah unsur-unsur dari Roh majemuk itu. Namun, jika kita tidak memiliki Alkitab, kita tidak dapat mengetahui hal-hal tersebut. Kita tidak mengetahui apakah unsur-unsur yang terdapat dalam “dosis” almuhit ini. Oh, betapa ajaibnya kekayaan yang membentuk suplai yang limpah lengkap dari Roh itu! Kita dapat menerapkan kekayaan-kekayaan dalam suplai yang limpah lengkap atas segala lingkungan kita.


Sumber: Pelajaran-Hayat Filipi, Buku 2, Berita 35

No comments: