Pembacaan Alkitab: Flp. 1:19-21; 2:12-14
Dalam 1:19 Paulus berkata bahwa situasi, lingkungan, dan keadaan
sekitarnya akan menghasilkan keselamatan baginya. Tetapi dalam 2:12 ia menyuruh
kita mengerjakan keselamatan kita sendiri. Menurut perkataan Paulus dalam
1:19, situasi sulit yang kita hadapi akan menghasilkan keselamatan kita. Dapat tidaknya
lingkungan kita menghasilkan keselamatan bagi kita tergantung pada ada tidaknya
kita menikmati suplai yang limpah lengkap dari Roh Yesus Kristus. Jika kita
tidak menikmati suplai yang limpah lengkap ini, lingkungan kita akan
mendatangkan malu bagi kita. Setiap situasi yang kita hadapi akan menghasilkan
keselamatan atau malu. Sebagai contoh, misalkan seorang istri mempersulit
suaminya. Bagi saudara itu, situasi ini dapat menjadi suatu keselamatan atau
malu. Itu sepenuhnya tergantung ada tidaknya ia menikmati suplai yang limpah lengkap
dari Roh Yesus Kristus. Jika ia menikmati suplai Roh itu, ia akan mengalami
suatu keselamatan yang seketika, dan Kristus akan diperbesar di dalamnya. Jika
ia tidak menikmati suplai itu, tetapi memarahi istrinya, ia akan dipermalukan.
Saya ulangi, jika situasi saudara itu dengan istrinya menghasilkan keselamatannya,
Kristus akan diperbesar. Pada hakikatnya, keselamatan dalam 1:19 adalah Kristus
diperbesar.
Dalam 2:12 Paulus sekali lagi membicarakan keselamatan. Tetapi
kali ini ia tidak mengatakan keselamatannya, melainkan menyuruh kaum saleh
mengerjakan keselamatan mereka sendiri. Mengenai dirinya sendiri, Paulus
berkata bahwa lingkungannya akan menghasilkan keselamatan. Tetapi mengenai kaum
saleh, ia menyuruh mereka mengerjakan keselamatan mereka sendiri.
Ketika Paulus menyuruh kita mengerjakan keselamatan kita
sendiri, ia bukan mengatakan keselamatan dari neraka, bukan pula dari hukuman
Allah. Kita tidak dapat mengerjakan keselamatan semacam itu. Perhatikan, Paulus
menyuruh kaum saleh “mengerjakan
keselamatanmu sendiri” (Tl.). Seorang suami tidak seharusnya memperhatikan
keselamatan yang dibutuhkan istrinya. Sebaliknya, ia harus
memperhatikan mengerjakan keselamatannya sendiri.
Perkataan Paulus tentang mengerjakan keselamatan kita sendiri harus
dianggap berkaitan dengan anjurannya dalam 2:14, yakni “Lakukanlah segala sesuatu tanpa bersungut-sungut dan berbantah-bantahan.”
Seperti telah kita tunjukkan di depan, bersungut-sungut adalah dari emosi,
dan berbantah-bantahan adalah dari pikiran. Saudari-saudari khususnya mempunyai
problem bersungut-sungut, sedangkan saudara-saudara dipersulit oleh perbantahan.
Saya tidak pernah mendengar seorang istri yang tidak bersungutsungut. Seorang
saudari perlu mengerjakan keselamatannya sendiri berkenaan dengan
sungut-sungutnya. Ia perlu keselamatan atas hal bersungut-sungut. Demikian
pula, saudara-saudara perlu mengerjakan keselamatan mereka berkenaan dengan
perbantahan. Jika kehidupan pernikahan dan hidup gereja kita dipenuhi dengan
bersungut-sungut dan berbantah-bantah, itu membuktikan bahwa kita kekurangan keselamatan
Allah. Kehidupan keluarga dan hidup gereja kita harus dipenuhi oleh keselamatan
dan tanpa sungutsungut dan perbantahan sama sekali. Alangkah ajaibnya jika dalam
gereja lokal kita tidak ada sungut-sungut dan perbantahan, melainkan penuh
dengan keselamatan!
Di satu pihak, kita mengerjakan keselamatan kita sendiri; di pihak
lain, Allah beroperasi di dalam kita. Dalam ayat 13 Paulus menegaskan, “Karena Allahlah yang mengerjakan di dalam
kamu.” Allah mengerjakan (beroperasi) di dalam kita, dan kita bekerja sama
dengan Dia. Ini berarti
kita mengerjakan keselamatan kita menurut operasi
Allah. Ketika seorang saudari bersungut-sungut atau seorang saudara
berbantah-bantah, Allah beroperasi untuk memungkinkan mereka mengerjakan
keselamatan mereka dari sungut-sungut dan perbantahan. Bila kita berpaling
kepada Tuhan dan berkata, “O Tuhan Yesus, aku cinta kepada-Mu,” kita akan
diselamatkan dari bersungut-sungut dan berbantah-bantah.
Sumber:
Pelajaran-Hayat Filipi, Buku 2, Berita 35
No comments:
Post a Comment