Hitstat

23 December 2013

Filipi - Minggu 18 Senin



Pembacaan Alkitab: Flp. 1:19-21; 2:12-14


Dalam 1:19 Paulus berkata bahwa situasi, lingkungan, dan keadaan sekitarnya akan menghasilkan keselamatan baginya. Tetapi dalam 2:12 ia menyuruh kita mengerjakan keselamatan kita sendiri. Menurut perkataan Paulus dalam 1:19, situasi sulit yang kita hadapi akan menghasilkan keselamatan kita. Dapat tidaknya lingkungan kita menghasilkan keselamatan bagi kita tergantung pada ada tidaknya kita menikmati suplai yang limpah lengkap dari Roh Yesus Kristus. Jika kita tidak menikmati suplai yang limpah lengkap ini, lingkungan kita akan mendatangkan malu bagi kita. Setiap situasi yang kita hadapi akan menghasilkan keselamatan atau malu. Sebagai contoh, misalkan seorang istri mempersulit suaminya. Bagi saudara itu, situasi ini dapat menjadi suatu keselamatan atau malu. Itu sepenuhnya tergantung ada tidaknya ia menikmati suplai yang limpah lengkap dari Roh Yesus Kristus. Jika ia menikmati suplai Roh itu, ia akan mengalami suatu keselamatan yang seketika, dan Kristus akan diperbesar di dalamnya. Jika ia tidak menikmati suplai itu, tetapi memarahi istrinya, ia akan dipermalukan. Saya ulangi, jika situasi saudara itu dengan istrinya menghasilkan keselamatannya, Kristus akan diperbesar. Pada hakikatnya, keselamatan dalam 1:19 adalah Kristus diperbesar.

Dalam 2:12 Paulus sekali lagi membicarakan keselamatan. Tetapi kali ini ia tidak mengatakan keselamatannya, melainkan menyuruh kaum saleh mengerjakan keselamatan mereka sendiri. Mengenai dirinya sendiri, Paulus berkata bahwa lingkungannya akan menghasilkan keselamatan. Tetapi mengenai kaum saleh, ia menyuruh mereka mengerjakan keselamatan mereka sendiri.

Ketika Paulus menyuruh kita mengerjakan keselamatan kita sendiri, ia bukan mengatakan keselamatan dari neraka, bukan pula dari hukuman Allah. Kita tidak dapat mengerjakan keselamatan semacam itu. Perhatikan, Paulus menyuruh kaum saleh “mengerjakan keselamatanmu sendiri” (Tl.). Seorang suami tidak seharusnya memperhatikan keselamatan yang dibutuhkan istrinya. Sebaliknya, ia harus memperhatikan mengerjakan keselamatannya sendiri.

Perkataan Paulus tentang mengerjakan keselamatan kita sendiri harus dianggap berkaitan dengan anjurannya dalam 2:14, yakni “Lakukanlah segala sesuatu tanpa bersungut-sungut dan berbantah-bantahan.” Seperti telah kita tunjukkan di depan, bersungut-sungut adalah dari emosi, dan berbantah-bantahan adalah dari pikiran. Saudari-saudari khususnya mempunyai problem bersungut-sungut, sedangkan saudara-saudara dipersulit oleh perbantahan. Saya tidak pernah mendengar seorang istri yang tidak bersungutsungut. Seorang saudari perlu mengerjakan keselamatannya sendiri berkenaan dengan sungut-sungutnya. Ia perlu keselamatan atas hal bersungut-sungut. Demikian pula, saudara-saudara perlu mengerjakan keselamatan mereka berkenaan dengan perbantahan. Jika kehidupan pernikahan dan hidup gereja kita dipenuhi dengan bersungut-sungut dan berbantah-bantah, itu membuktikan bahwa kita kekurangan keselamatan Allah. Kehidupan keluarga dan hidup gereja kita harus dipenuhi oleh keselamatan dan tanpa sungutsungut dan perbantahan sama sekali. Alangkah ajaibnya jika dalam gereja lokal kita tidak ada sungut-sungut dan perbantahan, melainkan penuh dengan keselamatan!

Di satu pihak, kita mengerjakan keselamatan kita sendiri; di pihak lain, Allah beroperasi di dalam kita. Dalam ayat 13 Paulus menegaskan, “Karena Allahlah yang mengerjakan di dalam kamu.” Allah mengerjakan (beroperasi) di dalam kita, dan kita bekerja sama dengan Dia. Ini berarti kita mengerjakan keselamatan kita menurut operasi Allah. Ketika seorang saudari bersungut-sungut atau seorang saudara berbantah-bantah, Allah beroperasi untuk memungkinkan mereka mengerjakan keselamatan mereka dari sungut-sungut dan perbantahan. Bila kita berpaling kepada Tuhan dan berkata, “O Tuhan Yesus, aku cinta kepada-Mu,” kita akan diselamatkan dari bersungut-sungut dan berbantah-bantah.


Sumber: Pelajaran-Hayat Filipi, Buku 2, Berita 35

No comments: