Pembacaan Alkitab: Flp. 4:10, 14-20
Dalam berita ini kita akan membahas persekutuan kaum beriman
dalam keperluan rasul. Kebanyakan orang Kristen tidak mempunyai persekutuan dalam
pemberian mereka. Persekutuan tidak sekadar berarti berkomunikasi atau saling mengambil
bagian, persekutuan juga mencakup pelayanan hayat. Ketika kita bersekutu satu
sama lain, kita melayankan hayat kepada satu sama lain. Ketika saling
memberikan sesuatu sebagai persembahan, kebanyakan orang Kristen tidak
mempunyai perasaan yang dalam bahwa “transaksi” ini mengandung pelayanan hayat.
Tetapi bila kita mendoabacakan ayat-ayat yang tertera di atas, kita akan
menjamah pelayanan hayat baik dari pihak rasul maupun dari pihak kaum beriman
yang mengirimkan pemberian kepada Paulus. Sudah pasti kaum saleh di Filipi
tidak hanya mengirimkan suplai materi kepada Paulus, tetapi juga memberikan
pelayanan hayat kepadanya. Jadi, antara kedua pihak, rasul dan kaum beriman,
terdapat persekutuan hayat dan pelayanan hayat timbal balik. Kita
sangat perlu belajar memberikan suplai dalam persekutuan dan pelayanan hayat
yang demikian.
Dalam 4:10 Paulus berkata, “Aku
sangat bersukacita dalam Tuhan bahwa akhirnya pikiranmu dan perasaanmu
bertumbuh kembali untuk aku.” Mungkin ada keadaan tertentu yang membuat
kaum beriman Filipi tidak dapat meneruskan pengiriman suplai materi kepada
Paulus. Ketika mereka mengirimkan suplai itu melalui Epafroditus, maka Paulus
menganggap ini adalah bertumbuhnya kembali pikiran mereka terhadap Paulus.
Menurut perasaan Paulus, pengiriman suplai melalui Epafroditus itu merupakan
bertumbuhnya kembali perhatian mereka terhadap dirinya.
Kita harus menaruh perhatian seksama atas kata “bertumbuh”. Kata
ini menyiratkan bahwa pemberian benda-benda materi yang kita lakukan kepada setiap gereja, kepada
hamba-hamba Tuhan, atau kepada setiap orang kudus harus merupakan sesuatu yang hidup
yang dapat berbunga. Persekutuan ini melebihi mengambil bagian, juga mencakup peredaran
arus hayat. Menurut Alkitab, persekutuan selalu berasal dari hayat. Surat 1 Yohanes
1:2-3 mewahyukan bahwa persekutuan berasal dari hayat; sumber persekutuan
adalah hayat. Karena itu, dalam Filipi 4:10 Paulus memakai kata
bertumbuh, dan dalam ayat 14 memakai kata “mengambil bagian” (akar kata dalam
bahasa aslinya adalah persekutuan): “Namun
baik juga perbuatanmu bahwa kamu telah mengambil bagian dalam k esusahanku”.
Paulus seolah-olah berkata, “Kalian telah melayani aku dengan hayat dan telah
menolongku serta menopangku pada saat aku dipenjara. Ketika aku menderita,
kalian telah membantuku dengan menyuplaikan hayat kepadaku. Kalian pasti akan
menerima suplai hayat sebagai gantinya.”
Persekutuan dalam hayat dapat diilustrasikan seperti peredaran
darah dalam tubuh manusia. Di satu aspek, ketika darah beredar, darah itu mengalir
keluar; di aspek lain, darah itu mengalir kembali lagi. Demikian pula,
persekutuan hayat kita selalu ada keluar dan ada kembalinya. Setiap pengaliran
keluar yang tanpa pengaliran masuk yang seimbang bukanlah persekutuan yang wajar.
Persekutuan selalu mengandung peredaran. Hayat mengalir keluar, hayat juga mengalir
kembali. Hayat mengalir keluar dengan suplai untuk pihak lain, kemudian ia mengalir
kembali dengan suplai dari pihak lain. Setiap kali kita memberikan benda-benda
materi di bawah pimpinan Tuhan, kita seharusnya mengalami persekutuan hayat
yang demikian; seharusnya ada yang berbunga dan menyuplaikan hayat satu sama
lain.
Persekutuan yang terdapat di antara kaum beriman Filipi dengan
Paulus adalah persekutuan untuk kemajuan Injil (1:5). Pengiriman suplai
benda-benda material adalah demi memajukan Injil. Seperti telah kita tunjukkan,
Injil di sini sama dengan pergerakan Allah di bumi bagi ekonomi-Nya.
Injil tidak saja mencakup kabar baik tentang keselamatan, penebusan,
pengampunan, pembenaran, dan hayat kekal. Khususnya dalam Filipi ini, Injil berarti
pergerakan Allah dalam ekonomi-Nya. Karena itu, persekutuan, bahkan dalam hal pengiriman
suplai materi, adalah untuk perluasan pergerakan Allah dalam ekonomi-Nya.
Sumber:
Pelajaran-Hayat Filipi, Buku 2, Berita 30
No comments:
Post a Comment