Pembacaan Alkitab: 1 kor. 6:17; 15:45
Alkitab mewahyukan bahwa Allah kita hari ini sangat ajaib. Ia menciptakan
alam semesta dan segala sesuatu yang di dalamnya menurut rencana-Nya. Pada
suatu hari, Kristus, Allah sendiri, berinkarnasi, dilahirkan oleh seorang dara.
Setelah hidup di bumi tiga puluh tiga setengah tahun, Ia disalibkan untuk
menebus kita melalui menghapus dosa-dosa kita. Di atas salib, Tuhan Yesus juga menghancurkan
musuh-Nya, yakni Iblis. Kemudian, Ia dikubur dan masuk ke dalam alam maut.
Setelah berwisata ke dalam wilayah maut, Ia muncul lagi dalam kebangkitan.
Menurut Kisah Para Rasul 2:24, alam maut mengerahkan kekuatannya untuk menahan
Dia, tetapi sia-sia belaka. Sebagai hayat kebangkitan, Ia tidak dapat ditahan
oleh maut. Ketika Ia memasuki kebangkitan, tubuh jasmani-Nya berubah menjadi tubuh
rohani yang mulia. Dalam kebangkitan, Kristus tetap memiliki satu tubuh. Ini adalah
fakta. Namun, Alkitab juga mewahyukan bahwa dalam kebangkitan Ia menjadi Roh pemberi-hayat:
“Adam yang terakhir menjadi Roh pemberi-hayat
(yang menghidupkan, LAI)” (1 Kor. 15:45). Roh ini kini adalah nafas kita.
Dua Korintus 3:6 mengatakan, “Hukum
yang tertulis mematikan, tetapi Roh menghidupkan.” Menurut Perjanjian Baru
terjemahan Darby, ayat 7-16 adalah kalimat dalam tanda kurung. Ini menunjukkan
bahwa Darby menganggap ayat 17 sebagai lanjutan langsung dari ayat 6. Ayat 17
menerangkan, “Sebab Tuhan adalah Roh.” Tuhan
adalah Roh yang memberi hayat, dan Roh ini adalah nafas kita. Di satu
pihak, Tuhan kini berada di takhta di surga. Kita menyembah Dia, menjunjung
Dia, dan memuji Dia sebagai Tuhan kita yang telah naik ke surga dan dinobatkan.
Di pihak lain, Dia kini beserta dengan kita di bumi. Begitu seseorang percaya
kepada-Nya, Dia segera masuk ke dalamnya dan memeteraikannya. Meterai ini sebenarnya
adalah Tuhan sendiri. Ini berarti bila kita berseru kepada Tuhan dan percaya kepada-Nya,
Dia akan melekatkan diri-Nya pada kita dan membuat kita melekat pada-Nya. Mulai
saat itu dan seterusnya Dia dengan kita adalah esa. “Tetapi siapa yang mengikatkan dirinya pada Tuhan, menjadi satu roh
dengan Dia” (1 Kor. 6:17).
Kita seharusnya menjadi orang-orang yang tidak memperhatikan
teologi sistematis, melainkan memperhatikan kenikmatan yang tepat dan kaya akan
Tuhan kita yang hidup. Dialah Allah, Firman, Anak Domba, pohon, dan Roh
pemberi-hayat sebagai nafas kita yang seketika dan tersedia. Dia telah
menebus kita dengan darah-Nya, kini, sebagai Roh itu, Dia berhuni dalam kita.
Kita tinggal dalam dia dan Dia di dalam kita. Sebagai ranting-ranting pokok
anggur, kita sehayat dengan pokok anggur dan mengalami hayat pokok anggur yang mengalir
dalam batin. Alangkah ajaibnya keselamatan yang kita nikmati hari ini! Allah
Tritunggal telah melalui satu proses hingga menjadi nafas kita. Sekarang,
melalui menyeru nama Tuhan Yesus, kita menghirup Dia.
Saya menganjuri kalian untuk berseru kepada Tuhan, berkatalah kepada-Nya,
“Tuhan Yesus, aku cinta kepadaMu.” Bila Anda menikmati Tuhan dengan cara
demikian, Anda akan mencucurkan air mata sambil merasakan kemanisan, kasih, dan
kemustikaan-Nya. Ketika kita berseru kepada-Nya, Ia menjamah batin kita. Ini adalah
pengalaman yang sesungguhnya akan Kristus yang hidup melalui bernafaskan udara
kudus. Semoga kita semua lebih banyak melatih diri kita sendiri untuk menerima
dan menikmati nafas kudus ini.
Sumber:
Pelajaran-Hayat Filipi, Buku 2, Berita 34
No comments:
Post a Comment