Pembacaan
Alkitab: Kol. 1:15-19
Kolose 1:16 mengatakan, “segala
sesuatu diciptakan . . . untuk Dia” (LAI). Istilah “Untuk Dia” lebih baik diterjemahkan
“kepada Dia”. Segala sesuatu telah diciptakan di dalam Kristus, melalui
Kristus, dan akhirnya, kepada Kristus. Ungkapan ini menunjukkan bahwa Kristus
mempunyai hubungan yang subyektif dengan penciptaan. Penciptaan tidak saja
untuk Dia, juga kepada-Nya, berarti segala sesuatu terampungkan di dalam Dia. Tiga
presosisi: di dalam, melalui, dan untuk (kepada), dipakai Paulus untuk
menandaskan hubungan Kristus yang subyektif dengan penciptaan. Penciptaan
terjadi di dalam kuat kuasa persona Kristus, terjadi melalui Dia sebagai sarana yang aktif, dan
kepada Dia sebagai perampungannya. Hubungan yang demikian benar-benar bersifat
subyektif. Karena hubungan-Nya yang subyektif dengan penciptaan, maka Kristus
mengekspresikan Allah dalam penciptaan. Penciptaan mengekspresikan ciri-ciri
Kristus yang adalah gambar Allah yang tidak kelihatan.
Dalam ayat 17 Paulus berkata lebih lanjut, “segala sesuatu menyatu di dalam Dia”. Ini berarti segala sesuatu
ada bersama Kristus, dengan Kristus sebagai inti pengikatnya. Ciptaan
berkelangsungan di dalam Kristus, ini adalah petunjuk lebih lanjut bahwa
Kristus berkaitan dengan ciptaan secara subyektif.
Membedakan kata “ada”, “terdiri”, dan “berkelangsungan” adalah
penting. Kolose 1:17 tidak mengatakan segala sesuatu “ada” atau “terdiri” di
dalam Dia, melainkan “berkelangsungan” di dalam Dia. Ada berarti berada atau
eksis; terdiri berarti tersusun atau terkonstitusi, dan berkelangsungan berarti
berkaitan bersama demi ke-beradaan (eksistensi). Bayangkan sebuah roda dengan
pelek, jari-jari dengan poros roda. Semua jari-jari “berkelangsungan” dalam
pusat roda. Satu-satunya cara agar jari-jari itu berkelangsungan ialah
berkaitan bersama pada poros roda yang berada di tengah-tengah roda. Hal ini
mengilustrasikan hubungan Kristus dengan penciptaan yang berkenaan dengan fakta bahwa segala sesuatu
berkelangsungan di dalam Dia.
Kita telah menunjukkan bahwa segala sesuatu ada di dalam
Kristus, melalui Kristus, dan kepada Kristus. Tidak ada satu pun yang boleh dianggap
terpisah dari Dia. Segala sesuatu dijadikan di dalam kuat kuasa hakiki persona
Kristus, melalui yang aktif, dan kepada Dia sebagai sasaran yang sempurna.
Tidak hanya demikian, segala sesuatu berkelangsungan, berkaitan bersama di
dalam Dia sebagai poros roda. Karena segala sesuatu diciptakan di dalam
Kristus, melalui Kristus, dan kepada Kristus, dan karena segala sesuatu
berkelangsungan di dalam Kristus, maka Allah dapat terekspresi di dalam
penciptaan melalui Kristus yang adalah gambar Allah yang tidak kelihatan.
Dalam 1:19 Paulus berkata, “Karena
seluruh kepenuhan berkenan tinggal di dalam Dia” (Tl.). Kepenuhan di dalam ayat
ini mengacu kepada gambar Allah dalam ayat 15. Gambar Allah yang tidak
kelihatan itu adalah ekspresi penuh dari Allah yang tidak kelihatan. Kepenuhan
tinggal di dalam Kristus berarti segala ekspresi Allah, yaitu segala
gambar-Nya, berkenan tinggal di dalam Kristus.
Ayat 15-19 membentuk satu bagian dari Surat Kolose. Dalam bagian
ini Kristus diwahyukan sebagai yang utama baik dalam ciptaan lama maupun dalam
ciptaan baru. Selaku persona yang utama dalam kedua ciptaan Allah, Kristus
adalah ekspresi Allah. Allah terekspresi di dalam Dia, sebab segala sesuatu
telah dijadikan di dalam Dia, melalui Dia, dan untuk Dia, serta berkelangsungan
hidup di dalam Dia. Ini benar-benar tidak saja untuk ciptaan lama, lebih-lebih untuk
ciptaan baru. Ciptaan baru, gereja, ialah Tubuh Kristus; Dia adalah Kepalanya.
Melalui hubungan-Nya yang subyektif dengan ciptaan, Kristus adalah kepenuhan
Allah yang tidak kelihatan, gambar Allah yang tidak kelihatan. Kepenuhan dalam
ayat 19 bukan satu hal, melainkan satu persona yang adalah ekspresi, gambar
Allah Tritunggal.
Sumber:
Pelajaran-Hayat Kolose, Buku 1, Berita 10
No comments:
Post a Comment