Pembacaan
Alkitab: Kol. 2:2-3, 9
Izinkan saya bersaksi tentang pengalaman saya bagaimana memiliki
keyakinan yang penuh terhadap tumpuan gereja. Pada tahun 1932 kami mulai
mempraktekkan hidup gereja di Chefoo, kampung halaman saya. Setelah beberapa
bulan, ada orang bangkit menentang kami. Sebelum kami mempraktekkan hidup
gereja, saya disayangi dan dihormati oleh tokoh-tokoh Kristen di kota itu. Namun,
sikap tokoh-tokoh itu terhadap saya mulai berubah setelah orang-orang yang berpotensi
makin banyak yang masuk ke dalam gereja. Hal ini mencemaskan tokoh-tokoh
Kristen tersebut, dan banyak kabar negatif yang disebarkan tentang kami. Hal ini
membuat saya sangat gelisah, lalu saya datang kepada Tuhan dan menanyakan
situasi ini. Saya mohon Tuhan menampakkan kepada saya kesalahan apakah yang saya
lakukan. Akhirnya saya berkesimpulan bahwa jika saya ingin menjadi manusia,
saya harus percaya kepada Tuhan Yesus, jika saya ingin percaya Tuhan, saya harus
mengasihi-Nya; dan jika saya mengasihi-Nya, saya harus menempuh jalan gereja. Hasilnya,
saya menerima keyakinan penuh mengenai tumpuan gereja. Saya tidak saja beriman,
tetapi juga berpengetahuan yang menghasilkan kepastian. Saya sudah menempuh
jalan ini lebih dari 46 tahun, dan saya tidak pernah mengubah pendirian saya
mengenai tumpuan gereja; tak peduli berapa banyak kesulitan yang saya derita
karena pendirian yang saya pertahankan ini. Ada beberapa rekan sekerja saya
yang dahulu akrab dengan saya mengkhianati saya karena mereka takut menghadapi
serangan yang menentang tumpuan gereja. Beberapa di antara mereka bahkan pernah
mengkhotbahkan kebenaran tumpuan gereja, tetapi sebenarnya mereka masih
plin-plan. Mereka tidak mempunyai keyakinan yang penuh akan pengertian yang Paulus
katakan dalam Kolose 2:2. Paulus menyadari bahwa mengenai rahasia Allah, yaitu
Kristus, kaum beriman perlu kepastian, keyakinan, yang berasal dari iman dan pengetahuan.
Mereka yang telah memiliki keyakinan niscaya tidak akan plin-plan dalam hal ini.
Orang-orang Kolose tidak memiliki keyakinan yang penuh terhadap
Kristus. Jika tidak, tidak mungkin mereka beralih menyembah malaikat atau
menerima hal-hal seperti: tata cara, peraturan, dan filsafat. Di satu pihak mereka
menerima Kristus dan sedikit banyak mengenal sesuatu tentang Dia. Di pihak
lain, pengetahuan mereka terhadap Kristus tidak disertai keyakinan yang penuh
akan pengertian. Orang-orang Kolose tentu percaya kepada Tuhan Yesus dan berpegang
kepada iman, tetapi mereka tidak memiliki segala kekayaan keyakinan yang penuh
akan pengertian. Mereka mengenal Kristus sebagai Putra Allah dan menerima Dia, tetapi,
karena mereka sangat plin-plan, maka mereka juga menerima berbagai tata cara,
peraturan, dan filsafat.
Jika kita ingin memiliki segala kekayaan keyakinan yang penuh
akan pengertian tentang Kristus sebagai rahasia Allah, maka setiap bagian dari
diri kita harus dilatih. Kita tidak boleh plin-plan sedikit pun. Saya khawatir
terhadap mereka yang berada dalam pemulihan Tuhan yang tidak mau melatih diri mereka
dengan sepenuhnya. Karena kekurangan latihan ini, mereka tidak mungkin memiliki
keyakinan yang penuh akan pengertian mengenai pemulihan Tuhan.
Dalam Kolose 2:2 Paulus tidak saja membicarakan keyakinan yang penuh,
tetapi juga segala kekayaan keyakinan yang penuh akan pengertian. Bila kita
memikirkan hal ini, marilah kita sekali lagi menggunakan contoh tumpuan gereja.
Beberapa orang kudus mungkin memiliki keyakinan penuh terhadap tumpuan gereja,
tetapi mereka mungkin tidak memiliki kekayaan dalam pengertian mereka. Ketika mereka
membicarakan masalah tumpuan gereja, mereka tidak bisa berkata banyak. Ini dikarenakan
kekurangan kekayaan dalam pengertian mereka. Jika kita memiliki kekayaan
keyakinan yang penuh akan pengertian mengenai kebenaran tumpuan keesaan, kita
akan memiliki banyak perkataan tentang hal ini. Dalam hal tumpuan gereja, kita
perlu dilatih sampai kita memiliki segala kekayaan keyakinan yang penuh akan
pengertian.
Sumber:
Pelajaran-Hayat Kolose, Buku 1, Berita 18
No comments:
Post a Comment