Pembacaan
Alkitab: Kol. 1:26-28
Sekarang marilah kita memperhatikan lebih teliti masalah
kekayaan kemuliaan rahasia yang dikatakan dalam ayat 27. Kekayaan kemuliaan
rahasia itu di antara bangsabangsa adalah kekayaan dari segala apa adanya
Kristus bagi kaum beriman bukan Yahudi (Ef. 3:8). Pada waktu Paulus menyurati
orang-orang Kolose, orang-orang Yahudi menganggap orang-orang bukan Yahudi,
bangsa-bangsa lain, seperti babi. Namun, Paulus mengatakan bahwa Allah mau
memberitahukan kekayaan kemuliaan rahasia itu di antara bangsa-bangsa lain,
yaitu di antara “babi” kafir itu. Berbagai istilah dapat dipakai untuk
menggambarkan orang kafir, antara lain, orang-orang berdosa, pemberontak, musuh
Allah, anak-anak durhaka, anak-anak murka. Sebelum kita beroleh selamat, kita
juga berada dalam kategori ini. Tetapi sekalipun di antara umat yang demikian,
Allah pun mau memberitahukan kekayaan kemuliaan rahasia itu.
Setelah Anda beroleh selamat, tidakkah Anda merasa bahwa Anda telah
masuk ke dalam kemuliaan? Banyak di antara kita yang mempunyai pengalaman semacam ini. Walaupun
dahulu kita adalah orang-orang berdosa, musuhmusuh, dan pemberontak-pemberontak,
tetapi kini kita telah menjadi anak-anak Allah. Kita juga adalah ahli waris
Allah, teman sekutu Kristus, dan bahkan anggota-angggota Tubuh Kristus. Lagi pula,
Perjanjian Baru mewahyukan bahwa kita adalah para imam dan raja. Sebagai ahli waris
Allah, kita tidak saja mewarisi Allah sendiri, juga mewarisi segala sesuatu.
Kita adalah anak-anak Allah, ahli waris Allah, teman sekutu Kristus, imam dan raja.
Alangkah mulianya kita!
Jika kita nampak kemuliaan ini, kita akan mengetahui kekayaan
kemuliaan ini, sekalipun kita kekurangan bahasa untuk mengungkapkan
kekayaan-kekayaan ini dengan memadai. Kekayaan ini termasuk hayat ilahi, sifat
ilahi, pengurapan, dan Roh almuhit. Aspek lain dari kekayaan ini adalah
keadilan, pembenaran, pemisahan, pengudusan, pengubahan, pemuliaan,
penghiburan, dan penyertaan ilahi. Tidak mungkin kita mendata seluruh kekayaan
ini, sebab kekayaan ini tidak terhitung. Ini adalah kekayaan kemuliaan yang unik,
kemuliaan yang juga milik kita karena kita adalah anak-anak pun ahli waris
Allah, teman sekutu Kristus, imam, dan raja.
Kunci untuk memperoleh kekayaan kemuliaan ini adalah Kristus
sendiri. Walaupun orang-orang Yahudi zaman dulu adalah umat Allah dan bukan
“babi” kafir, tetapi mereka tidak mengakui Tuhan Yesus sebagai Mesias mereka.
Bagi kebanyakan orang Yahudi hari ini, istilah Mesias tidak ada realitasnya.
Ketika Mesias mereka datang dan mereka mengakui-Nya, Dia hanya akan berada di tengah-tengah tidak saja berada di
tengah-tengah kita, Dia bahkan ada di dalam kita. Bagi kita, Kristus tidak saja
sebagai satu persona yang obyektif, tetapi juga yang subyektif yang berhuni di
dalam kita. Kita perlu memberi tahu orang-orang Yahudi janganlah
menanti-nantikan Mesias mereka yang datang secara lahiriah saja, sekarang ini juga
mereka dapat memiliki Kristus, Mesias yang sejati, yang dapat berhuni di dalam
mereka, dan karenanya mereka boleh menjadi anakanak Allah. Orang-orang Yahudi
yang menerima Kristus ke dalam mereka tidak saja akan menjadi umat pilihan
Allah, tetapi juga menjadi anak-anak Allah yang dilahirkan kembali oleh-Nya.
Alangkah mulia dihuni oleh Kristus di dalam kita!
Dalam ayat 27 Paulus mengatakan bahwa Kristus di dalam kita
adalah pengharapan akan kemuliaan. Saat ini Kristus merupakan rahasia yang penuh
dengan kemuliaan. Kemuliaan ini akan dinyatakan sepenuhnya ketika Kristus
kembali untuk memuliakan orang-orang kudus-Nya (Rm. 8:30). Jadi, itulah
suatu pengharapan, pengharapan akan kemuliaan. Kristus sendiri juga adalah
pengharapan akan kemuliaan.
Sumber:
Pelajaran-Hayat Kolose, Buku 1, Berita 14
No comments:
Post a Comment