Pembacaan Alkitab: 1 Yoh. 1:3; 2 Kor. 13:13
Doa baca: 1 Yoh. 1:3
Apa yang telah kami lihat dan
telah kami dengar itu, kami beritakan kepada kamu juga, supaya kamu pun beroleh
persekutuan dengan kami. Dan persekutuan kami adalah persekutuan dengan Bapa
dan dengan Anak-Nya, Yesus Kristus.
Dalam
1:1
mula-mula dikatakan "telah kami dengar", kemudian "telah kami
lihat". Namun, dalam 1:3 disebutkan sebaliknya. Dalam hal menerima wahyu, pendengaran
adalah perkara yang dasar; dalam hal pemberitaan, pemberitahuan, melihat adalah
perkara yang dasar. Yang kita beritakan seharusnya merupakan pemahaman dan
pengalaman atas hal-hal yang telah kita dengar.
Rasul-rasul
mendengar dan melihat hayat kekal. Kemudian mereka memberitahukan tentang hayat
kekal itu kepada kaum beriman agar kaum beriman juga bisa mendengar dan
melihatnya. Melalui hayat kekal, para rasul menikmati persekutuan dengan Bapa
dan dengan Anak-Nya, Tuhan Yesus. Mereka mengharapkan agar kaum beriman juga
menikmati persekutuan ini.
Istilah
Yunani untuk persekutuan adalah koinonia, berarti berpartisipasi bersama,
berpartisipasi secara umum. Persekutuan adalah pengaliran hayat kekal, dan
sebenarnya merupakan aliran hayat kekal dalam semua orang beriman, yang telah
menerima dan mendapatkan hayat ilahi. Hal ini digambarkan dengan aliran air hayat
dalam Yerusalem Baru (Why. 22:1). Semua orang beriman sejati ada di dalam
persekutuan ini (Kis. 2:42). Persekutuan ini dibawakan oleh Roh itu dalam roh
kita yang dilahirkan kembali. Sebab itu, persekutuan ini disebut
"persekutuan Roh Kudus" (2 Kor. 13:13) dan "persekutuan roh
(kita)" (Flp. 2:1). Dalam persekutuan hayat kekal inilah kita, kaum
beriman, berbagian dalam segala apa adanya Bapa dan Anak dan segala sesuatu
yang telah dilakukan oleh Bapa dan Anak bagi kita; yaitu kita menikmati kasih
Bapa dan anugerah Anak melalui persekutuan Roh itu (2 Kor. 13:13). Persekutuan
semacam ini pertama-tama adalah bagian para rasul dalam kenikmatan mereka atas
Bapa dan Anak melalui Roh itu; karena itu, dalam Kisah Para Rasul 2:42,
persekutuan ini disebut "persekutuan rasul-rasul", dan dalam 1
Yohanes 1:3 disebut "persekutuan kami (rasul)", yaitu persekutuan
dengan Bapa dan dengan Anak-Nya, Yesus Kristus. Ini adalah suatu misteri ilahi. Persekutuan misteri dari hayat
kekal ini seharusnya dipandang sebagai pokok dari surat ini.
Persekutuan
hayat ilahi dilukiskan dengan jelas dalam Wahyu 22:1. Dalam ayat ini kita
nampak bahwa dalam Yerusalem Baru sungai air hayat mengalir keluar dari takhta
Allah dan Anak Domba. Takhta Allah dan Anak Domba adalah takhta Allah penebus,
Anak Domba Allah. Dalam Kejadian 1:1 kita memiliki Allah, tetapi dalam Wahyu
22:1 kita memiliki Allah bersama Anak Domba. Dalam Kitab Kejadian kita memiliki
Allah Pencipta, tetapi dalam Kitab Wahyu kita memiliki Allah Penebus. Dari
Allah Penebus ini sebagai sumber mengalir sungai air hayat. Aliran sungai air
hayat adalah persekutuan hayat. Ini berarti persekutuanini adalah aliran hayat
ilahi yang keluar dari dalam Allah Penebus.
Persekutuan
hayat ilahi adalah persekutuan antara kaum beriman dengan para rasul (1 Yoh.
1:3b; Kis. 2:42). Ini berarti ada satu kenikmatan bersama atas Allah Tritunggal
di antara kaum beriman dengan para rasul. Kaum beriman dan para rasul perlu
saling berkontak. Bila ada kontak yang tepat. akan ada satu lalu lintas dua
arah, dan lalu lintas ini adalah persekutuan, satu partisipasi bersama. Bila
kita memiliki lalu lintas dua arah ini, kita menikmati hayat ilahi yang ada di
dalam kita. Ini berarti bila kita mempunyai persekutuan, kita mempunyai
kenikmatan atas hayat ilahi.
Sumber:
Pelajaran-Hayat 1 Yohanes, Buku 1, Berita 5
No comments:
Post a Comment