Hitstat

05 September 2016

1 Yohanes - Minggu 3 Senin



Pembacaan Alkitab: 1 Yoh. 1:3; 2 Kor. 13:13
Doa baca: 1 Yoh. 1:3
Apa yang telah kami lihat dan telah kami dengar itu, kami beritakan kepada kamu juga, supaya kamu pun beroleh persekutuan dengan kami. Dan persekutuan kami adalah persekutuan dengan Bapa dan dengan Anak-Nya, Yesus Kristus.


Dalam 1:1 mula-mula dikatakan "telah kami dengar", kemudian "telah kami lihat". Namun, dalam 1:3 disebutkan sebaliknya. Dalam hal menerima wahyu, pendengaran adalah perkara yang dasar; dalam hal pemberitaan, pemberitahuan, melihat adalah perkara yang dasar. Yang kita beritakan seharusnya merupakan pemahaman dan pengalaman atas hal-hal yang telah kita dengar.

Rasul-rasul mendengar dan melihat hayat kekal. Kemudian mereka memberitahukan tentang hayat kekal itu kepada kaum beriman agar kaum beriman juga bisa mendengar dan melihatnya. Melalui hayat kekal, para rasul menikmati persekutuan dengan Bapa dan dengan Anak-Nya, Tuhan Yesus. Mereka mengharapkan agar kaum beriman juga menikmati persekutuan ini.

Istilah Yunani untuk persekutuan adalah koinonia, berarti berpartisipasi bersama, berpartisipasi secara umum. Persekutuan adalah pengaliran hayat kekal, dan sebenarnya merupakan aliran hayat kekal dalam semua orang beriman, yang telah menerima dan mendapatkan hayat ilahi. Hal ini digambarkan dengan aliran air hayat dalam Yerusalem Baru (Why. 22:1). Semua orang beriman sejati ada di dalam persekutuan ini (Kis. 2:42). Persekutuan ini dibawakan oleh Roh itu dalam roh kita yang dilahirkan kembali. Sebab itu, persekutuan ini disebut "persekutuan Roh Kudus" (2 Kor. 13:13) dan "persekutuan roh (kita)" (Flp. 2:1). Dalam persekutuan hayat kekal inilah kita, kaum beriman, berbagian dalam segala apa adanya Bapa dan Anak dan segala sesuatu yang telah dilakukan oleh Bapa dan Anak bagi kita; yaitu kita menikmati kasih Bapa dan anugerah Anak melalui persekutuan Roh itu (2 Kor. 13:13). Persekutuan semacam ini pertama-tama adalah bagian para rasul dalam kenikmatan mereka atas Bapa dan Anak melalui Roh itu; karena itu, dalam Kisah Para Rasul 2:42, persekutuan ini disebut "persekutuan rasul-rasul", dan dalam 1 Yohanes 1:3 disebut "persekutuan kami (rasul)", yaitu persekutuan dengan Bapa dan dengan Anak-Nya, Yesus Kristus. Ini adalah suatu misteri ilahi. Persekutuan misteri dari hayat kekal ini seharusnya dipandang sebagai pokok dari surat ini.

Persekutuan hayat ilahi dilukiskan dengan jelas dalam Wahyu 22:1. Dalam ayat ini kita nampak bahwa dalam Yerusalem Baru sungai air hayat mengalir keluar dari takhta Allah dan Anak Domba. Takhta Allah dan Anak Domba adalah takhta Allah penebus, Anak Domba Allah. Dalam Kejadian 1:1 kita memiliki Allah, tetapi dalam Wahyu 22:1 kita memiliki Allah bersama Anak Domba. Dalam Kitab Kejadian kita memiliki Allah Pencipta, tetapi dalam Kitab Wahyu kita memiliki Allah Penebus. Dari Allah Penebus ini sebagai sumber mengalir sungai air hayat. Aliran sungai air hayat adalah persekutuan hayat. Ini berarti persekutuanini adalah aliran hayat ilahi yang keluar dari dalam Allah Penebus.

Persekutuan hayat ilahi adalah persekutuan antara kaum beriman dengan para rasul (1 Yoh. 1:3b; Kis. 2:42). Ini berarti ada satu kenikmatan bersama atas Allah Tritunggal di antara kaum beriman dengan para rasul. Kaum beriman dan para rasul perlu saling berkontak. Bila ada kontak yang tepat. akan ada satu lalu lintas dua arah, dan lalu lintas ini adalah persekutuan, satu partisipasi bersama. Bila kita memiliki lalu lintas dua arah ini, kita menikmati hayat ilahi yang ada di dalam kita. Ini berarti bila kita mempunyai persekutuan, kita mempunyai kenikmatan atas hayat ilahi.


Sumber: Pelajaran-Hayat 1 Yohanes, Buku 1, Berita 5

No comments: