Hitstat

26 September 2016

1 Yohanes - Minggu 6 Senin



Pembacaan Alkitab: Yoh. 3:21; 14:6
Doa baca: Yoh. 14:6
Kata Yesus kepadanya, “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.”


Kita telah nampak bahwa kebenaran adalah Allah, Kristus, Roh itu, firman Allah, dan isi kepercayaan, realitas tentang Allah, manusia, dan alam semesta, juga adalah kesejatian, kesungguhan, ketulusan. Dari segi Allah, adalah kebajikan ilahi; dari segi manusia, adalah kebajikan insani. Selain dari ketujuh aspek kebenaran ini, kita perlu nampak bahwa kebenaran dalam Perjanjian Baru mengacu kepada hal-hal yang benar atau sejati, keadaan yang benar dan sejati dari berbagai fakta, realitas, kesungguhan, sebagai lawan kata dari kepalsuan, tipuan, kepura-puraan, kemunafikan, dan kesalahan (Mrk. 5:33; 12:32; Luk. 4:25; Yoh. 16:7; Kis. 4:27; 10:34; 26:25; Rm. 1:25; 9:1; 2 Kor. 6:7; 7:14; 12:6; Kol. 1:6: 1 Tim. 2:7).

Dari kedelapan aspek kebenaran ini hampir semuanya mengacu kepada Allah Tritunggal. Allah Tritunggal, yang adalah realitas dari setiap hal, diwahyukan dalam firman dan disampaikan kepada kita oleh firman. Apa yang diwahyukan dalam dan disampaikan oleh firman adalah isi kepercayaan kristiani kita dan juga isi Perjanjian Baru. Isi ini menyiratkan situasi yang riil tentang Allah, manusia, alam semesta, hubungan manusia dengan Allah dan dengan sesamanya, dan kewajiban-kewajiban kita kepada Allah. Semua realitas yang berbeda-beda ini berhubungan dengan realitas yang unik, yang adalah Allah Tritunggal sendiri. Kemudian melalui pengalaman kita atas Kristus, realitas ini menjadi realitas insani kita, yaitu ia menjadi kebajikan insani kita yang dengannya kita menyembah Allah. Akhirnya, kebenaran mengacu kepada hal-hal yang benar dan riil.

Dari kedelapan butir mengenai kebenaran yang telah kita ungkapkan, lima yang pertama mengacu kepada realitas yang sama di dalam esensnya. Allah, Kristus, dan Roh itu — Trinitas ilahi — satu dalam esens. Jadi, ketiganya adalah unsur dasar substansi realitas ilahi, dan ketiganya sebenarnya adalah satu realitas. Realitas ilahi ini adalah substansi firman Allah sebagai wahyu ilahi. Demikianlah realitas ini menjadi realitas ilahi yang diwahyukan dalam firman ilahi, sehingga firman Allah menjadi realitas. Firman ilahi ini menyalurkan realitas ilahi ini sebagai isi kepercayaan, sedangkan isi kepercayaan adalah substansi Injil yang diwahyukan dalam seluruh Perjanjian Baru, menjadi realitas Perjanjian Baru, ini juga adalah realitas ilahi dari Trinitas ilahi. Ketika kita berpartisipasi dan menikmati realitas ilahi ini, realitas ini menjadi kesejatian, kesungguhan, ketulusan, keandalan kita, menjadi kebajikan yang unggul dalam perilaku kita untuk mengekspresikan Allah, yaitu Allah Sang realitas, yang oleh-Nya kita hidup. Demikian kita menjadi orang yang menempuh kehidupan kebenaran, tanpa kepalsuan dan kemunafikan, menempuh kehidupan yang selaras dengan kebenaran yang diwahyukan melalui benda ciptaan dan Alkitab.


Sumber: Pelajaran-Hayat 1 Yohanes, Buku 1, Berita 11

No comments: