Pembacaan Alkitab: Yoh. 3:21; 14:6
Doa baca: Yoh. 14:6
Kata Yesus kepadanya,
“Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada
Bapa, kalau tidak melalui Aku.”
Kita
telah nampak bahwa kebenaran adalah Allah, Kristus, Roh itu, firman Allah, dan
isi kepercayaan, realitas tentang Allah, manusia, dan alam semesta, juga adalah
kesejatian, kesungguhan, ketulusan. Dari segi Allah, adalah kebajikan ilahi;
dari segi manusia, adalah kebajikan insani. Selain dari ketujuh aspek kebenaran
ini, kita perlu nampak bahwa kebenaran dalam Perjanjian Baru mengacu kepada
hal-hal yang benar atau sejati, keadaan yang benar dan sejati dari berbagai
fakta, realitas, kesungguhan, sebagai lawan kata dari kepalsuan, tipuan,
kepura-puraan, kemunafikan, dan kesalahan (Mrk. 5:33; 12:32; Luk. 4:25; Yoh.
16:7; Kis. 4:27; 10:34; 26:25; Rm. 1:25; 9:1; 2 Kor. 6:7; 7:14; 12:6; Kol. 1:6:
1 Tim. 2:7).
Dari
kedelapan aspek kebenaran ini hampir semuanya mengacu kepada Allah Tritunggal.
Allah Tritunggal, yang adalah realitas dari setiap hal, diwahyukan dalam firman
dan disampaikan kepada kita oleh firman. Apa yang diwahyukan dalam dan
disampaikan oleh firman adalah isi kepercayaan kristiani kita dan juga isi
Perjanjian Baru. Isi ini menyiratkan situasi yang riil tentang Allah, manusia,
alam semesta, hubungan manusia dengan Allah dan dengan sesamanya, dan
kewajiban-kewajiban kita kepada Allah. Semua realitas yang berbeda-beda ini
berhubungan dengan realitas yang unik, yang adalah Allah Tritunggal sendiri.
Kemudian melalui pengalaman kita atas Kristus, realitas ini menjadi realitas
insani kita, yaitu ia menjadi kebajikan insani kita yang dengannya kita
menyembah Allah. Akhirnya, kebenaran mengacu kepada hal-hal yang benar dan
riil.
Dari
kedelapan butir mengenai kebenaran yang telah kita ungkapkan, lima yang pertama
mengacu kepada realitas yang sama di dalam esensnya. Allah, Kristus, dan Roh
itu — Trinitas ilahi — satu dalam esens. Jadi, ketiganya adalah unsur dasar
substansi realitas ilahi, dan ketiganya sebenarnya adalah satu realitas.
Realitas ilahi ini adalah substansi firman Allah sebagai wahyu ilahi.
Demikianlah realitas ini menjadi realitas ilahi yang diwahyukan dalam firman
ilahi, sehingga firman Allah menjadi realitas. Firman ilahi ini menyalurkan
realitas ilahi ini sebagai isi kepercayaan, sedangkan isi kepercayaan adalah
substansi Injil yang diwahyukan dalam seluruh Perjanjian Baru, menjadi realitas
Perjanjian Baru, ini juga adalah realitas ilahi dari Trinitas ilahi. Ketika
kita berpartisipasi dan menikmati realitas ilahi ini, realitas ini menjadi
kesejatian, kesungguhan, ketulusan, keandalan kita, menjadi kebajikan yang
unggul dalam perilaku kita untuk mengekspresikan Allah, yaitu Allah Sang
realitas, yang oleh-Nya kita hidup. Demikian kita menjadi orang yang menempuh
kehidupan kebenaran, tanpa kepalsuan dan kemunafikan, menempuh kehidupan yang
selaras dengan kebenaran yang diwahyukan melalui benda ciptaan dan Alkitab.
Sumber:
Pelajaran-Hayat 1 Yohanes, Buku 1, Berita 11
No comments:
Post a Comment