Pembacaan Alkitab: Rm. 3:3-4, 7
Doa baca: Rm. 3:3
Jadi bagaimana, jika di
antara mereka ada yang tidak setia, dapatkah ketidaksetiaan itu membatalkan
kesetiaan Allah?
Dalam
Roma 3:7 Paulus berbicara mengenai satu aspek yang berbeda dari kebenaran,
"Tetapi jika kebenaran Allah oleh dustaku semakin melimpah bagi
kemuliaan-Nya, mengapa aku masih dihakimi lagi sebagai orang berdosa?"
Dalam ayat ini kebenaran mengacu kepada kesetiaan Allah. Ini tentu saja berbeda
dengan arti kebenaran dalam 1:18. di mama kebenaran menyatakan karakteristik
Allah seperti diwahyukan melalui hal-hal yang kelihatan di dalam alam semesta.
Tetapi dalam Roma 3:7 kita mempunyai hal yang lain mengenai Allah — kesetiaan
Allah.
Roma
15:8 mengatakan, "Yang aku maksudkan ialah: Demi kebenaran Allah Kristus
telah menjadi pelayan (minister) orang-orang bersunat untuk mengokohkan janji
yang telah diberikan-Nya kepada nenek moyang kita." Dalam ayat ini
kebenaran juga menyatakan kesetiaan Allah. Jika kita tidak memahami kata
kebenaran dalam ayat ini mengacu kepada kesetiaan Allah, kita tidak akan dapat
mengerti ayat ini. Kristus menjadi minister orang-orang bersunat untuk kebenaran
Allah, untuk meneguhkan janji-janji. Ini berarti Kristus menjadi minister
orang-orang bersunat bagi kesetiaan Allah, untuk meneguhkan janji-janji. Di
sini Paulus menunjukkan bahwa apa pun yang telah dijanjikan Allah, akan
dipenuhi-Nya. Allah memenuhi janji-janji-Nya karena Dia setia. Sekali lagi,
kita nampak bahwa kebenaran dalam Roma 3:7 dan 15:8 mengacu kepada satu
kebajikan khusus Allah — kesetiaan Allah.
Dalam
2 Korintus 11:10 kata "kebenaran" sekali lagi digunakan untuk
menyatakan satu kebajikan insani. Dalam ayat ini Paulus mengatakan, "Demi
kebenaran Kristus di dalam diriku, aku tegaskan bahwa kemegahanku itu tidak
akan dirintangi oleh siapa pun di daerah-daerah Akhaya." Di sini
"kebenaran" menyatakan kesungguhan, kesetiaan, keandalan, kejujuran.
Pertama, kata ini menyatakan kesetiaan, kejujuran Tuhan Yesus ketika Dia hidup
di bumi sebagai seorang manusia. Kemudian, menyatakan kebajikan ini seperti
ditunjukkan dalam hidup Rasul Paulus. Kebajikan ini adalah satu sifat Kristus.
Tetapi karena Paulus hidup oleh Kristus, apa pun adanya Kristus menjadi
kebajikannya dalam perilakunya. Yang perlu kita lihat di sini adalah bahwa
dalam 2 Korintus 11:10 kebenaran menyatakan kebajikan insani, yaitu
kesungguhan, keandalan, kesetiaan, dan kejujuran.
Dalam
2 Yohanes 1. Rasul Yohanes memakai kata kebenaran dalam dua cara, “Dari
Penatua kepada Ibu yang terpilih dan anak-anaknya yang aku kasihi dalam
kebenaran. Bukan aku saja yang mengasihi kamu, tetapi juga semua orang yang
telah mengenal kebenaran." Pertama, Yohanes mengatakan tentang mengasihi
dalam kebenaran. Dalam kasus ini kebenaran menyatakan realitas ilahi yang
terwahyukan — Allah Tritunggal disalurkan ke dalam manusia dalam Putra-Nya
Yesus Kristus — menjadi kesejatian dan kesungguhan manusia. Karena itu, kebenaran
dalam hal ini menyatakan satu kebajikan insani. Akan tetapi, kebajikan ini
tidak dihasilkan oleh alamiah kita, melainkan dihasilkan dari kenikmatan atas
realitas ilahi. Ini adalah realitas ilahi menjadi kesejatian kita dan
kesungguhan kita. Dalam ayat ini Yohanes juga mengatakan tentang mengenal
kebenaran. Di sini kebenaran menunjukkan realitas ilahi dari Injil, khususnya
tentang persona Kristus.
Sumber:
Pelajaran-Hayat 1 Yohanes, Buku 1, Berita 11
No comments:
Post a Comment