Hitstat

28 September 2016

1 Yohanes - Minggu 6 Rabu



Pembacaan Alkitab: Rm. 3:3-4, 7
Doa baca: Rm. 3:3
Jadi bagaimana, jika di antara mereka ada yang tidak setia, dapatkah ketidaksetiaan itu membatalkan kesetiaan Allah?


Dalam Roma 3:7 Paulus berbicara mengenai satu aspek yang berbeda dari kebenaran, "Tetapi jika kebenaran Allah oleh dustaku semakin melimpah bagi kemuliaan-Nya, mengapa aku masih dihakimi lagi sebagai orang berdosa?" Dalam ayat ini kebenaran mengacu kepada kesetiaan Allah. Ini tentu saja berbeda dengan arti kebenaran dalam 1:18. di mama kebenaran menyatakan karakteristik Allah seperti diwahyukan melalui hal-hal yang kelihatan di dalam alam semesta. Tetapi dalam Roma 3:7 kita mempunyai hal yang lain mengenai Allah — kesetiaan Allah.

Roma 15:8 mengatakan, "Yang aku maksudkan ialah: Demi kebenaran Allah Kristus telah menjadi pelayan (minister) orang-orang bersunat untuk mengokohkan janji yang telah diberikan-Nya kepada nenek moyang kita." Dalam ayat ini kebenaran juga menyatakan kesetiaan Allah. Jika kita tidak memahami kata kebenaran dalam ayat ini mengacu kepada kesetiaan Allah, kita tidak akan dapat mengerti ayat ini. Kristus menjadi minister orang-orang bersunat untuk kebenaran Allah, untuk meneguhkan janji-janji. Ini berarti Kristus menjadi minister orang-orang bersunat bagi kesetiaan Allah, untuk meneguhkan janji-janji. Di sini Paulus menunjukkan bahwa apa pun yang telah dijanjikan Allah, akan dipenuhi-Nya. Allah memenuhi janji-janji-Nya karena Dia setia. Sekali lagi, kita nampak bahwa kebenaran dalam Roma 3:7 dan 15:8 mengacu kepada satu kebajikan khusus Allah — kesetiaan Allah.

Dalam 2 Korintus 11:10 kata "kebenaran" sekali lagi digunakan untuk menyatakan satu kebajikan insani. Dalam ayat ini Paulus mengatakan, "Demi kebenaran Kristus di dalam diriku, aku tegaskan bahwa kemegahanku itu tidak akan dirintangi oleh siapa pun di daerah-daerah Akhaya." Di sini "kebenaran" menyatakan kesungguhan, kesetiaan, keandalan, kejujuran. Pertama, kata ini menyatakan kesetiaan, kejujuran Tuhan Yesus ketika Dia hidup di bumi sebagai seorang manusia. Kemudian, menyatakan kebajikan ini seperti ditunjukkan dalam hidup Rasul Paulus. Kebajikan ini adalah satu sifat Kristus. Tetapi karena Paulus hidup oleh Kristus, apa pun adanya Kristus menjadi kebajikannya dalam perilakunya. Yang perlu kita lihat di sini adalah bahwa dalam 2 Korintus 11:10 kebenaran menyatakan kebajikan insani, yaitu kesungguhan, keandalan, kesetiaan, dan kejujuran.

Dalam 2 Yohanes 1. Rasul Yohanes memakai kata kebenaran dalam dua cara, Dari Penatua kepada Ibu yang terpilih dan anak-anaknya yang aku kasihi dalam kebenaran. Bukan aku saja yang mengasihi kamu, tetapi juga semua orang yang telah mengenal kebenaran." Pertama, Yohanes mengatakan tentang mengasihi dalam kebenaran. Dalam kasus ini kebenaran menyatakan realitas ilahi yang terwahyukan — Allah Tritunggal disalurkan ke dalam manusia dalam Putra-Nya Yesus Kristus — menjadi kesejatian dan kesungguhan manusia. Karena itu, kebenaran dalam hal ini menyatakan satu kebajikan insani. Akan tetapi, kebajikan ini tidak dihasilkan oleh alamiah kita, melainkan dihasilkan dari kenikmatan atas realitas ilahi. Ini adalah realitas ilahi menjadi kesejatian kita dan kesungguhan kita. Dalam ayat ini Yohanes juga mengatakan tentang mengenal kebenaran. Di sini kebenaran menunjukkan realitas ilahi dari Injil, khususnya tentang persona Kristus.


Sumber: Pelajaran-Hayat 1 Yohanes, Buku 1, Berita 11

No comments: