Pembacaan Alkitab: 1 Yoh. 1:5-7
Doa baca: 1 Yoh. 1:6
Jika kita katakan bahwa
kita mempunyai persekutuan dengan Dia, namun kita hidup di dalam kegelapan,
kita berdusta dan tidak melakukan kebenaran.
Dusta
berasal dari Iblis. Dia adalah bapak pendusta (Yoh. 8:44). Sifatnya adalah
dusta, dan ia mendatangkan kematian dan kegelapan. Pada kegelapan ada
kebohongan, lawan dari kebenaran. Kegelapan setani berlawanan dengan terang
ilahi, dan dusta setani berlawanan dengan kebenaran ilahi. Sebagaimana
kebenaran ilahi adalah ekspresi dari terang ilahi, maka dusta setani adalah
ekspresi kegelapan setani. Jika kita berkata bahwa kita beroleh persekutuan
dengan Allah yang adalah terang, tetapi kita hidup dalam kegelapan, itu berarti
kita berdusta dalam ekspresi kegelapan setani dan tidak melakukan kebenaran
dalam ekspresi terang ilahi. Ayat ini menyuntik kita terhadap ajaran bidah dari
kaum Antinomi, yang mengajarkan bahwa seseorang bebas dari batasan hukum moral,
dan mengatakan bahwa seseorang dapat hidup dalam dosa dan pada saat yang sama
beroleh persekutuan dengan Allah.
Jika
kita ingin memelihara persekutuan ilahi, kita tidak saja harus berjalan di
dalam terang ilahi, tetapi juga melakukan kebenaran ilahi, yang berlawanan
dengan dusta setani. Mempraktekkan
kebenaran adalah menampilkan kebenaran dalam kebiasaan, bukan hanya
melakukannya secara kebetulan. Mempraktekkan kebenaran adalah melakukannya
secara konstan (tetap), terus-menerus, tanpa henti. Ini dapat disamakan dengan
bernafas, yang sifatnya konstan, terusmenerus, dan terbiasa. Sementara kita
berbicara, kita bernafas. Kita tidak perlu berpikir untuk bernafas atau mencoba
dengan kekuatan kita sendiri untuk bernafas, karena bernafas adalah alami dan
merupakan kebiasaan. Jadi, bernafas adalah satu praktek. Dalam cara yang sama,
ketika kita tinggal di dalam Allah sebagai terang dan ketika kita berjalan di
dalam terang ilahi, kita dengan spontan mempraktekkan kebenaran secara
terbiasa.
Andaikata
ada seorang beriman berada dalam kegelapan. Karena dia di dalam kegelapan, maka
apa pun yang dia lakukan, apa pun yang dia praktekkan adalah salah. Dia mungkin
mencoba pergi ke suatu tempat, tetapi itu akan salah. Jika dia mencoba pergi ke
tempat yang lain, itu juga akan salah. Tetapi jika dia di dalam terang, dia
secara otomatis akan mempraktekkan kebenaran. Dia akan hidup, berperilaku, dan
berbicara kepada orang lain dengan cara yang tepat. Inilah mempraktekkan
kebenaran.
Jika
kita di dalam terang, kita akan nampak gereja sebagai suatu realitas. Kita juga
akan nampak Tubuh dan anggota-anggota Tubuh sebagai realitas. Kita akan nampak
bahwa kita adalah satu anggota dari Tubuh. Tetapi jika kita di dalam kegelapan,
kita mungkin mengira bahwa kita adalah satu anggota yang besar dari Tubuh,
seperti bahu, padahal kita mungkin satu anggota yang kecil, seperti jari
kelingking. Tetapi hidup menurut apa yang kita lihat dari realitas di dalam
terang adalah mempraktekkan kebenaran.
Hanya
ketika kita di dalam terang barulah kita melihat kebenaran. Jika kita di dalam
terang, apa pun yang kita lakukan akan menjadi riil. Kita bukan hanya akan
mempraktekkan apa yang benar dan tepat, juga akan melakukan apa yang riil. Ini
berarti apa pun yang kita lakukan adalah
satu realitas. Kita akan terbiasa dan secara otomatis mempraktekkan kebenaran
realitas. Jika kita melakukan hal ini, kita akan memelihara diri kita sendiri
dalam persekutuan ilahi.
Sumber:
Pelajaran-Hayat 1 Yohanes, Buku 1, Berita 7
No comments:
Post a Comment