Pembacaan Alkitab: Yoh. 4:20, 23-24
Doa baca: Yoh. 4:24
Allah itu Roh dan siapa
saja yang menyembah Dia, harus menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran.
Setelah
melihat bahwa kebenaran adalah Allah Tritunggal, kita selanjutnya dapat
menunjukkan bahwa kebenaran juga adalah firman Allah sebagai wahyu ilahi, yang
tidak hanya mewahyukan lebih-lebih menyampaikan realitas Allah dan Kristus
serta realitas segala perkara rohani dan ilahi. Jadi, firman Allah juga adalah
realitas (Yoh. 17:17).
Firman
adalah penjelasan Allah Tritunggal. Ini berarti aspek keempat tentang apa
adanya kebenaran, firman, sesungguhnya adalah penjelasan dari tiga aspek yang
pertama dari kebenaran — Bapa, Putra, dan Roh itu. Karena itu, realitas adalah
Allah Bapa, Allah Putra, Allah Roh, dan juga firman ilahi.
Menurut
Perjanjian Baru, kebenaran juga adalah isi kepercayaan (iman), yaitu unsur
substansial dari apa yang kita percayai sebagai realitas Injil yang penuh (Ef.
1:13; Kol. 1:5); isi kepercayaan ini diwahyukan dalam seluruh Perjanjian Baru
(2 Kor. 4:2; 13:8; Gal. 5:7; 1 Tim. 1:1; 1 Tim. 2:4, 7b; 3:15; 4:3; 6:5; 2 Tim.
2:15, 18, 25; 3:7-8; 4:4; Tit. 1:1, 14; 2 Tes. 2:10, 12; Ibr. 10:26; Yak. 5:19;
1 Ptr. 1:22; 2 Ptr. 1:12).
Isi
firman Allah juga adalah isi kepercayaan kristiani kita. Ini adalah kepercayaan
yang objektif, yaitu apa yang kita percayai. Firman adalah wahyu dan penjelasan
dari trinitas ilahi, dan firman ini mempunyai isi. Singkatnya, isi ini adalah
isi Perjanjian Baru dan juga isi kepercayaan kristiani kita. Karena itu, isi
Perjanjian Baru dan isi kepercayaan kristiani kita juga adalah kebenaran,
realitas. Ini berarti dalam Perjanjian Baru, realitas mengacu kepada isi
kepercayaan kita dan isi seluruh Perjanjian Baru.
Dalam
Alkitab kebenaran juga adalah realitas tentang Allah, alam semesta, manusia,
hubungan manusia dengan Allah dan dengan sesama manusia, dan kewajiban manusia
kepada Allah, seperti diwahyukan melalui penciptaan dan Alkitab (Rm. 1:18-20;
2:2, 8, 20).
Dalam
Perjanjian Baru, bahasa Yunani untuk kata kebenaran, aletheia, juga menunjukkan kesejatian, kesungguhan, ketulusan,
kejujuran, keandalan, dan kesetiaan Allah sebagai kebajikan ilahi (Rm. 3:7;
15:8), dan bagi manusia sebagai kebajikan insani (Mrk. 12:14; 2 Kor. 11:10;
Flp. 1:18; 1 Yoh. 3:18), dan sebagai pengaliran realitas ilahi (Yoh. 4:23-24; 2
Yoh. la; 3 Yoh. 1).
Dalam
Yohanes 4:23-24 kebenaran mengacu kepada hasil, pengaliran dari Allah menjadi
realitas kita. Ketika kita menikmati Allah sebagai realitas kita, kenikmatan
ini akan menghasilkan sesuatu, dan hasil ini adalah kebenaran, realitas.
Sebenarnya, hasil dari menikmati Allah sebagai realitas kita ini adalah Kristus
tertampil dari kita. Ketika kita menikmati Allah Tritunggal — Bapa, Putra, dan
Roh itu — sebagai realitas kita, yaitu Trinitas ilahi menjadi satu realitas
bagi kita untuk kenikmatan kita, kenikmatan ini menghasilkan semacam kebajikan
tertentu. Kebajikan ini adalah Kristus yang kita alami, Kristus yang adalah
penggenapan dari semua kurban.
Sumber:
Pelajaran-Hayat 1 Yohanes, Buku 1, Berita 10
No comments:
Post a Comment