Hitstat

17 September 2016

1 Yohanes - Minggu 4 Sabtu



Pembacaan Alkitab: 1 Yoh. 1:5-7
Doa baca: 1 Yoh. 1:6
Jika kita katakan bahwa kita mempunyai persekutuan dengan Dia, namun kita hidup di dalam kegelapan, kita berdusta dan tidak melakukan kebenaran.


Satu Yohanes 1:6 boleh dianggap sebagai satu penangkal terhadap ajaran bidah Kaum Antinomian. Kata "antinomian" adalah satu bentuk dari dua kata bahasa Yunani: anti berarti melawan, dan nomos berarti hukum. Kaum Antinomian adalah orang-orang yang melawan hukum, yang tidak memelihara hukum. Kaum Antinomian dalam zaman Yohanes mengajarkan kebebasan dari kewajiban menaati hukum moral, dan menyatakan bahwa seseorang dapat hidup dalam dosa dan masih mempunyai persekutuan dengan Allah.

Dalam 1:6 Yohanes menyuntik kaum beriman terhadap ajaran-ajaran bidah Kaum Antinomian. Menurut ayat ini, kita tidak dapat mempunyai persekutuan dengan Allah dan pada saat yang sama hidup di dalam kegelapan. Kegelapan setani berlawanan dengan terang ilahi, dan dusta setani berlawanan dengan kebenaran ilahi. Sebagaimana kebenaran ilahi adalah ekspresi terang ilahi. maka dusta setani adalah ekspresi kegelapan setani. Jika kita mengatakan bahwa kita mempunyai persekutuan dengan Allah yang adalah terang, tetapi kita hidup di dalam kegelapan, kita berdusta, kita berada di dalam ekspresi kegelapan setani, dan kita tidak mempraktekkan kebenaran dalam ekspresi terang ilahi.

Kaum Antinomian menuntut bahwa kita masih dapat mempunyai persekutuan dengan Allah sekalipun kita hidup di dalam dosa. Yohanes menulis 1 Yohanes 1:6 untuk menyangkal ajaran yang salah itu. Menurut perkataan Yohanes, jika kita berkata bahwa kita mempunyai persekutuan dengan Allah, namun kita hidup di dalam kegelapan, berarti kita telah menempuh jalan Kaum Antinomian. Yohanes dengan jelas menunjukkan bahwa agar dapat mempunyai persekutuan dengan Allah, kita perlu menanggulangi dosa­dosa kita dengan mengakuinya kepada Allah, sehingga kita dapat disucikan oleh darah Yesus, Putra Allah.

Menurut perkataan Yohanes dalam 1 Yohanes 1:7, darah Yesus menyucikan kita dari segala dosa. Sesungguhnya ada dua macam penyucian darah Tuhan. Pertama, di hadapan Allah darah penebusan Tuhan telah menyucikan kita sekali untuk selamanya (Ibr. 9:12, 14), dan khasiat penyucian ini berlangsung selamanya di hadapan Allah, tidak perlu diulang. Penyucian yang kedua adalah penyucian darah Tuhan secara instan (seketika) dan konstan di dalam hati nurani kita. Di satu pihak, darah Tuhan mencuci dosa dan dosa-dosa kita di hadirat Allah. Di pihak lain, darah yang sama mencuci dosa dan dosa-dosa kita di dalam hati nurani kita. Menurut perlambangan dalam Perjanjian Lama, darah kurban dibawa ke dalam kemah dan dipercikkan di dalam ruang maha kudus di hadirat Allah. Ini melambangkan penyucian dosa dan dosa-dosa kita sekali untuk selamanya di hadirat Allah. Penyucian darah yang instan dan konstan dilambangkan oleh pembasuhan (penyucian) air pentahiran abu lembu betina merah. Penyucian dalam 1 Yohanes 1:7 bukanlah penyucian kekal di hadapan Allah, melainkan penyucian yang terus­menerus di dalam hati nurani kita. Ketika kita tinggal di dalam terang, kita disucikan secara terus-menerus oleh darah Yesus.


Sumber: Pelajaran-Hayat 1 Yohanes, Buku 1, Berita 8

No comments: