Pembacaan Alkitab: 1 Yoh. 1:8-10
Doa baca: 1 Yoh. 1:10
Jika kita berkata bahwa
kita tidak pernah berbuat dosa, maka kita membuat Dia menjadi pendusta dan
firman-Nya tidak ada di dalam kita.
"Firman"
dalam ayat 10 adalah perkataan wahyu Allah, yaitu firman kebenaran (Ef. 1:13;
Yoh. 17:17) dan yang menyampaikan isi ekonomi Perjanjian Baru Allah. Dalam
perkataan ini Allah menyingkapkan keadaan kita yang sebenarnya yang berdosa,
balk sebelum maupun sesudah dilahirkan kembali. Jika kita mengatakan bahwa
setelah dilahirkan kembali kita tidak berdosa lagi, kita membuat Allah menjadi
pendusta, dan menyangkal perkataan wahyu-Nya.
Dalam
ayat 10 Yohanes mengatakan bahwa jika kita mengatakan bahwa setelah kita
dilahirkan kembali, kita tidak berdosa, kita membuat Allah menjadi pendusta.
Alasan kita membuat Allah menjadi pendusta adalah dalam firman wahyu-Nya, Alkitab. Dia mengatakan dengan
jelas bahwa kita masih dapat berdosa setelah kita dilahirkan kembali. Tetapi
jika kita mengatakan bahwa kita tidak berdosa setelah kita dilahirkan kembali,
kita membuat Allah menjadi pendusta. Ini berarti firman wahyu-Nya tidak ada di
dalam kita.
Setelah
dilahirkan kembali, kita masih mempunyai dosa yang tinggal. dan kita masih
mungkin berbuat dosa. Kita perlu mengakui fakta-fakta ini. Pertama, kita harus
mengakui, meskipun kita telah dilahirkan kembali, kita masih mempunyai dosa
yang tinggal di dalam daging kita. Jika kita mengabaikan fakta ini, kita akan
tertipu dan disesatkan. Akibatnya, kita bisa seenaknya berbuat dosa.
Ayat-ayat
tertentu dalam Perjanjian Baru menunjukkan bahwa kita dapat menjadi sempurna.
Firman Tuhan dalam Matius 5:48 tentang menjadi sempurna seperti Bapa surgawi
kita adalah sempurna menunjukkan bahwa kita dapat menjadi sempurna sedemikian.
Kalau tidak, Tuhan tidak akan mengatakan firman ini. Akan tetapi, adalah satu
kekeliruan mengira bahwa jika kita mencapai satu keadaan kesempurnaan, kita
dapat tetap di dalam keadaan itu selamanya. Yang penting di sini adalah jangan
berpikir bahwa kita dapat mencapai satu keadaan sempurna yang permanen atau
tetap. Hari ini kita mungkin sempurna, tetapi kita dapat jatuh besok. Sebelum
Tuhan Yesus datang kembali untuk mengubah tubuh kita, kita tidak dapat berada
dalam satu keadaan sempurna tanpa dosa secara permanen.
Dalam
ayat 9 Yohanes juga mengatakan kepada kita bahwa Allah adalah adil untuk
menyucikan kita dari segala ketidakbenaran (LAI : kejahatan). Mengapa Allah
harus adil untuk menyucikan kita secara demikian? Allah harus adil untuk
menyucikan kita dari ketidakbenaran karena Dia telah menghakimi Tuhan Yesus di
atas salib sebagai Pengganti kita, meletakkan segala dosa-dosa kita di atas
diri-Nya. Karena Allah telah menghakimi Kristus bagi kita, darah-Nya berkhasiat
untuk menyucikan kita. Karena itu, bila kita mengakui dosa-dosa kita melalui
darah-Nya, Allah tidak mempunyai pilihan selain mengampuni kita. Contohnya,
seandainya Anda berhutang sejumlah uang kepada seseorang. Seorang teman Anda
membayarnya untuk Anda, dan pihak yang lain menerima pembayaran itu. Sekarang
orang itu tidak dapat berdasarkan keadilan menuntut pembayaran dari Anda,
karena hutang itu telah dibayar. Demikian pula, Allah telah menerima pembayaran
bagi dosa-dosa kita melalui kematian Kristus di atas salib. Sekarang kapan saja
kita mengakui dosa-dosa kita kepada Allah melalui darah penebusan Kristus di
atas salib, Allah harus mengampuni kita. Dalam hal ini, Dia tidak ada pilihan.
Dia harus adil.
No comments:
Post a Comment